Melodi sunyi berdendang indah di keheningan malam. Detak bisu memecah kesunyian dalam langkah-langkah sepi. Dalam diam, kata-kata berseru keras dalam hati.
Jihan malam ini berniat ingin memberikan kejutan kepada suaminya karena beberapa hari tidak pulang ke rumah disebabkan ada kerjaan di luar kota.
Tapi kenyataannya, Jihan lah yang mendapatkan kejutan. Jantungnya meletup-letup, darah panas mendidih mengalir sampai ke ubun-ubun. Jihan tak mampu bersuara, hanya tetesan air mata yang mewakili perasaannya.
Tepat di depan matanya, suaminya tidur bersama seorang wanita tanpa busana dalam satu selimut sambil berpelukan.
Apa yang akan terjadi?
Ikuti terus jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Keributan
PLAK!
PLAK!
Sulthan menampar wajah Jihan. Kedua sekuriti melepaskan tangan Jihan. Arsen yang melihat berteriak mengumpat Sulthan yang berani main tangan kepada tunangannya.
Para tamu undangan juga tidak terima atas perlakuan kasar Sulthan kepada wanita. Mereka maju membela Jihan tapi banyak sekuriti menahan mereka. Mereka sangat menyayangkan tindakan Sulthan selaku tuan rumah.
Jihan mengusap pipinya. Jihan tidak terima diperlakukan kasar dan dipermalukan oleh Sulthan. Jihan maju selangkah dan melayangkan tinju kanannya ke wajah kiri Sulthan. Jihan juga melayangkan tinju kirinya ke wajah kanan Sulthan. Tidak hanya itu Jihan juga menendang perut Sulthan. Sulthan terduduk di lantai.
Keluarga Sulthan membantu Sulthan untuk berdiri.
"Leena, lihat Sulthan terluka. Cepat lakukan sesuatu pada wanita itu!" Faida menunjuk Jihan.
Leena memanggil sekuriti untuk mengusir Jihan. Tapi kali ini Jihan tidak diam. Jihan dengan mudahnya melumpuhkan semua sekuriti yang berniat untuk menangkapnya. Arsen kali ini juga melawan.
Suasana pesta semakin menegang. Leena meledak melihat suaminya babak belur. Leena mengamuk melempar semua gelas yang ada ke arah Jihan. Jihan melihat ada buket bunga di meja tamu. Jihan mengayunkan tangannya dengan kuat dan melempar buket bunga ke arah Leena.
Buket bunga berhasil mendarat dengan keras di kening Leena. Leena semakin emosi. Leena berjalan menghampiri Jihan. Leena mengambil botol wine yang ada di dekatnya. Leena berniat memukul Jihan.
"Leena apa yang kamu lakukan!"
Ayah Leena masuk bersama Kakek dan tamu undangan.
"Ayah, dia ingin mengacaukan pernikahan Leena. Dia juga mencuri gelang Leena!"
"Jihan apa yang terjadi Nak?" Papa dan Mama Jihan mendekat.
"Ini anak Anda?" tanya Ayah Leena.
"Pa, Jihan diusir dan dilarang datang karena dianggap ingin mengacaukan pesta. Jihan juga dituduh mencuri gelang Leena. Tahu-tahu gelang itu ada di dalam tas Jihan. Kapan Jihan nyuri? Bertemu aja baru hari ini," Jihan memegang lengan Arkan.
Arkan melihat Leena dan Sulthan. Sulthan baru pertama kali bertemu dengan mantan mertuanya. Di belakang mantan mertuanya ada Alan dan juga Erwin. Dilihat dari penampilan, keluarga Jihan nampak kaya raya.
"Maaf Pak Ghani dan Pak Jamal, apa dia menantu kalian?" tanya Arkan papanya Jihan.
"Iya, ini Sulthan Raffasa suaminya Leena," Ghani mengenalkan.
"Saya minta maaf, jika kehadiran keluarga saya tidak diperkenankan di sini. Kami datang kemari memenuhi undangan yang secara pribadi diantarkan langsung oleh Tuan Jamal yang jauh-jauh datang ke kota kami," Arkan sedikit menundukkan kepala.
"Apa? Jadi Jihan ini siapa Yah? Bukannya dia hanya gadis miskin yang mencuri undangan untuk mengacaukan pernikahan Leena!"
"Leena! Jaga bicaramu!" Jamal teriak.
"Dia mantan istri Sulthan. Dia sakit hati karena Sulthan meninggalkannya!" kata Leena.
Sontak semua yang ada di dalam ruangan pesta terkejut. Mereka mulai berbisik.
"Ternyata mantan istri tidak terima mantan suaminya menikah lagi," bisik mereka.
"Tapi memukul mantan istri dihadapan banyak orang juga tidak benar," bisik yang lain.
"Maaf Pak Arkan, bisa dijelasin," tanya Pak Jamal.
Arkan menarik napas panjang. Arkan memandangi Sulthan, orang tua dan keluarganya yang menatap sinis kepadanya.
Arkan akhirnya menceritakan kisah percintaan Jihan dan Sulthan beberapa tahun yang lalu. Arkan dan istrinya tidak merestui jika Jihan dan Sulthan menikah karena saat itu mereka sudah memilihkan jodoh untuk Jihan. Tapi Jihan lebih memilih Sulthan dan menikah dengannya.
Arkan juga mengetahui keluarga besar Sulthan pun tidak merestui pernikahan mereka. Karena itulah Sulthan tidak mendaftarkan pernikahan mereka di KUA.
Jihan membelalak, Jihan memandangi Sulthan dan keluarganya. Pantas sikap mamanya Sulthan sungguh sangat jauh berbeda dengan Leena. Karena Leena anak orang kaya.
Jihan tidak dapat membayangkan jika sebelumnya keluarga Sulthan mengetahui latar belakang keluarganya. Tentu mereka akan memasang topeng kepalsuan. Jihan tidak menyesali yang terjadi. Jihan akhirnya melihat sifat asli mantan keluarga suaminya.
Alasan terbesar keluarga Sulthan menolak Jihan karena Jihan adalah gadis miskin. Keluarga Sulthan menginginkan menantu yang kaya raya, yang bisa dimanfaatkan untuk memperkaya keluarga mereka. Dan Leena melakukan itu kepada keluarga Sulthan.
"Sulthan, apa kamu tahu siapa orang tua Jihan?" Jamal melihat ke arah Sulthan.
Sulthan dan keluarganya menggelengkan kepala. Mereka penasaran siapa Arkan.
"Pak Arkan adalah pemilik perusahaan A Company. Perusahaan besar yang memiliki cabang di mana-mana. Dia Alan anak pertama Pak Arkan, Direktur perusahaan cabang Kota A. Dan Erwin wakil Direkturnya," kata Pak Jamal.
"Apa???" Sulthan dan keluarga besarnya tersentak.
"Jihan sejak dulu tidak ingin hidup mewah. Jihan sangat menyukai kesederhanaan. Jihan selama ini menutupi latar belakang keluarganya. Karena dengan begitu Jihan bisa melihat orang yang benar-benar tulus berteman dengannya," sahut Alan.
"Sekarang saya tanya kepada kalian, apakah Jihan seorang pencuri? Kalo dilihat dari gelang yang dipegang Sulthan tidak seberapa dengan cincin yang dipakai Jihan," tunjuk Arkan pada cincin yang dipakai Jihan di jari manisnya.
"Saya tidak perduli, Jihan adalah seorang pengacau dan pencuri!" kata Leena.
"Maaf Pa, Jihan sudah cukup dipermalukan hari ini. Jangan salahkan jika Jihan melakukan sesuatu," Jihan menjentikkan jarinya.
Ada seseorang yang memutar rekaman beberapa menit yang lalu di saat Jihan dan Arsen hendak meninggalkan pesta di layar besar depan ballroom. Nampak sangat jelas Leena melepaskan gelang yang ada di tangannya dan memasukkannya ke dalam tas Jihan. Adegan itu diulang berkali-kali.
"Leena, kenapa kamu?" Sulthan kecewa kepada Leena. Sulthan penuh penyesalan dan rasa bersalah juga menatap ke arah Jihan. Sulthan seolah memohon maaf dengan isyarat matanya.
Jihan tidak terpengaruh. Jihan tetap melanjutkan aksi balas dendamnya. Jihan ingin semua orang yang ada di ballroom tahu bagaimana sifat asli Leena dan Sulthan.
Kembali ballroom dibuat heboh dengan tayangan video di mana Sulthan dan Jihan berada di tangga darurat. Sulthan mendorong Jihan dan berguling-guling di tangga darurat.
"Keterlaluan kamu Sulthan!" Alan tidak bisa menahan diri.
Alan berlari mencengkeram kerah baju Sulthan dan mengangkat tangan kanannya hendak meninju Sulthan tapi Arsen dan Erwin menghalangi.
Tayangan video terus berlanjut. Kali ini rekaman video di dalam ruang perawatan Jihan sewaktu dirawat di rumah sakit.
Terlihat Leena berdiri di depan pintu berjaga-jaga. Sulthan menyuntikkan sesuatu ke selang infus Jihan. Tidak berapa lama Jihan kejang-kejang.
"Leena, kamu ...!" Ghani mengepalkan kedua tangannya.
"Pak Arkan, saya sendiri yang akan membawa Sulthan dan Leena ke kantor polisi," Jamal tertunduk malu.
"Jihan, Jihan, tolong maafin Sulthan. Ibu juga minta maaf karena salah paham. Tolong maafin kami," Faida memelas mengharap belas kasihan.
"Saya sudah memaafkan Ibu dan Sulthan."
Faida tersenyum lega. Ternyata Jihan sangat mudah untuk ditaklukkan. Jihan masih mencintai Sulthan.
"Tapi masalah hukum tetap harus dijalankan. Sampai jumpa di pengadilan," Jihan melangkahkan kakinya keluar dari ballroom.
Faida dan keluarganya terus memohon kepada Arkan agar bisa memaafkan Sulthan. Arkan dan keluarga berpamitan kepada Jamal dan Ghani. Mereka akhirnya meninggalkan ballroom.
Sedangkan untuk Leena, bersiap-siaplah mendapatkan hukuman dari Jamal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...