Wanita adalah makhluk paling rumit di dunia. Sangking rumitnya, pikiran, bahkan perkataannya bisa berubah seiring waktu.
Pada ulang tahun pernikahan pertama, Sandra melontarkan candaan ringan, mengatakan bila tak kunjung memiliki anak akan meminta Bastian menikah lagi.
Bastian tak menanggapi candaan Sandra sama sekali, hingga pada akhirnya di tahun ke sepuluh pernikahan. Hal yang tak diinginkan Sandra lantas terjadi. Ternyata, secara diam-diam Bastian menikah siri dengan sekretaris pribadinya bernama Laura dan sekarang tengah berbadan dua.
Apa yang akan dilakukan Sandra? Apa dia akan pergi atau memilih bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Tidak Patah Semangat
Dalam sekejap tangan Sandra ditarik. Chester pun segera menyembunyikan Sandra di belakang tubuhnya.
Melihat hal itu Pak Sabar dan Indro makin tampak kesal.
"Siapa kau?" tanya Indro langsung. Bersamaan air liur pun muncrat ke wajah Chester.
Secepat kilat Chester menyapu air liur di wajahnya. "Aku calon suami Sandra!" balas Chester sambil tersenyum smirk.
Indro dan Pak Sabar tentu saja tampak terkejut. Melempar pandang pada Sandra dan Nana secara bergantian, Nana tersenyum kaku sementara Sandra hanya dapat menghela napas kasar saat mendengar tanggapan Chester barusan.
"Apa-apaan ini! Apa kau tidak tahu aku ini anak siapa hah?! Sandra datang ke sini untuk melamarku! Sandra harus menjadi istriku!" sembur Indro lagi hendak meraih tubuh Sandra, tapi Chester menghadangnya.
"Aku tidak perlu tahu! Dan apa kau tahu juga bahwa aku adalah Chester Cloud! Kau jangan kegeeran! Mana mungkin Sandra mau dengan pria sepertimu! Pergi kau dari hadapanku sekarang dan berhentilah berbicara, mulutmu bau jigong!" seru Chester sambil melototkan mata.
Wajah Indro langsung memerah. "Kau bilang aku bau jigong! Kau yang bau—ahk!"
Belum sempat dia melakukan protes, bibir Indro dipelintir Chester menggunakan jari-jari, alhasil mulut Indro jadi monyong ke depan sekarang.
Indro melototkan mata, melirik ke arah Pak Sabar, meminta pertolongan.
Semula Pak Sabar ingin menyuruh bodyguard untuk melawan Chester tapi saat mengetahui sosok di depannya ini adalah Chester Cloud. Pak Sabar tampak panik sekarang.
"Aku bilang berhenti bicara! Mulutmu bau jigong!" seru Chester sambil berputar-putar di tempat sejenak, karena Indro menggerakkan anggota tubuhnya ke mana-mana.
Nana terkikik geli melihat kejadian di depan matanya. Sementara Sandra menggeleng-gelengkan kepala sedikit dengan kelakuan Chester.
"Hei lepaskan anakku, kasihan dia harta karunku satu-satunya! Sudah, sudah, baiklah, aku tidak jadi melamar Bu Sandra!" seru Pak Sabar.
Chester mau tak mau melepaskan Indro. Indro tampak berputar-putar sesaat lalu tanpa sengaja menabrak tubuh Pak Sabar. Dengan cepat Pak Sabar menahan tubuh Indro.
"Papa kepalaku pusing," ucap Indro sambil memegang kepalanya yang terasa mulai pusing sekarang.
Sebelum membopong Indro keluar, Pak Sabar melirik Chester, Sandra dan Nana secara bergantian.
"Tolong jangan diperpanjang lagi Bu Sandra dan Pak Chester, aku minta maaf soal tadi. Kalau begitu kami permisi dulu," ucapnya dengan mimik ketakutan.
"Hm, sudah sana pergi!" celetuk Chester dengan alis tebal terangkat sedikit.
Pak Sabar mengangguk lalu membawa Indro keluar dari restoran.
"Kenapa kau tahu aku ada di sini?"
Selepas kepergian Pak Sabar dan Indro, Sandra segera membuka suara. Sandra melirik Nana ke samping dengan tatapan menyelidik. Karena tidak ada yang tahu keberadaan mereka di sini selain ia dan Nana. Mendapat tatapan tersebut, Nana hanya mengedipkan mata berulang kali.
Chester berbalik kemudian melempar senyum lebar. "Kau seperti tidak tahu aku saja. Hanya dengan menjentikan jari satu kali, akan ada orang suruhanku yang memberitahuku di mana letak keberadaanmu," ucap Chester, nadanya terdengar sedikit angkuh.
Sandra mendengus kesal. Benar juga yang dikatakan Chester. Lelaki ini kaya tentu saja memiliki mata-mata.
"Terserah, terima kasih soal tadi, ayo Nana kita pulang." Sandra hendak menggerakkan kaki, tapi Chester menahan tangannya seketika.
"Eh, mau ke mana? Kau pikir aku datang ke sini hanya ingin membantumu, tidak, aku mau melihat wajahmu, tidak bertemu selama 1 detik saja, hidupku rasanya terasa hampa, jadi bagaimana apa kau yakin tidak mau menjadikan aku calon suamimu," ucap Chester sambil tersenyum lebar.
Membuat Sandra mendelikkan mata ke atas. "Aku bilang tidak, ya tidak! Apa tendangan tadi belum berhasil melumpuhkan burungmu hah?!" Sandra hendak mengangkat kaki kanannya.
Chester spontan melepas tangan Sandra sambil memundurkan langkah sebanyak dua kali. "Hei, hei, jangan Baby, burungku masih tahap rehabilitasi," sahut Chester bergidik ngeri sedikit.
Aksi di perusahaan tadi membuat burung Chester hampir saja tidak dapat dioperasi. Untung saja berkat jamu buatan Pak Bolot di rumah, burung Chester dalam keadaan baik-baik sekarang. Kendati demikian, masih ada jejak-jejak rasa sakit hinggap di bawah sana.
Lagi, lagi Sandra mendengus kasar kemudian melengoskan muka dan berjalan cepat, melewati Chester.
"Ayo Na, kita pulang," ujar Sandra tanpa menoleh ke belakang.
"Aku mencintaimu San, ke mana pun kau pergi aku akan mengikutimu, akan kupastikan aku yang jadi suamimu nanti!" Bukan Nana yang menjawab, melainkan Chester.
Sandra enggan menyahut, apalagi menolehkan mata belakang, fokus berjalan menuju pintu.
"Semangat Pak Chester, semoga cinta Bapak bisa diterima Bu Sandra, saya permisi dulu ya Pak," sahut Nana, berada di pihak Chester.
Chester mengangguk samar. Nana pun bergegas menyusul Sandra.
"Sandra, perjuanganku belum setengah, bahkan belum dimulai, tapi percayalah, aku akan mendapatkan hatimu," gumam Chester, menatap sendu kepergian Sandra.
Berminggu-minggu kemudian, Sandra sudah tahap pasrah. Tak ada satu pun kandidat yang masuk ke dalam kriterianya. Kalau pun ada berakhir dengan keraguan, ada mantan calon yang tiba-tiba datang, calonnya yang ternyata suka sesama jenis, dan masih banyak lagi. Ditambah lagi kehadiran Chester tiba-tiba di sekitarnya, membuat proses pemilihan jadi kacau.
Sandra mulai pusing. Dia ingin segera cepat-cepat bercerai dari Bastian. Sandra sudah memasukkan gugatan cerai ke pengadilan, tinggal proses selanjutnya ditindak lanjuti. Akan tetapi, Sandra tidak mau ketika bersidang, Bastian membawa bukti kesepakatan yang membuat Sandra tak bisa terlepas. Jadi dia harus membayar hutang-hutang papanya sebelum hari penetapan sidang.
Meskipun begitu, Sandra tidak patah semangat, masih ada tersisa satu kandidat lagi, yang ternyata berada di luar pulau Jawa, tepatnya di pulau Borneo, Kalimantan Barat. Sandra dan Nana pergi ke sana, yang terletak di kabupaten Sintang.
Di sinilah Sandra dan Nana sekarang, berdiri di sekitar pepohonan sawit. Sandra tampak merengut kala melihat ada tiga orang yang tidak diharapkan, tiba-tiba menyusulnya.
"Na, kenapa mereka ada di sini sih? Kalau Chester aku sudah tebak, tapi Bastian dan Laura untuk apa ke sini?" umpat Sandra kesal sambil memandang ke depan sana, di mana Chester melempar senyum lebar padanya. Sementara, di belakang Chester, Bastian dan Laura berdiri berdampingan, menatap pula ke arahnya.
"Tahu tuh Bu, Laura juga sok sedih, padahal mah senang, kapan sih kedoknya kebuka di depan Pak Bastian, apa perlu kukerjai ya," ujar Nana, tampak menahan kesal juga.
"Sudah, biarkan saja, jangan kotori lagi tanganmu, sekarang di mana Pak Sugeng, belum datang juga?" tanya Sandra, menyipitkan mata sambil mengangkat tangan ke udara, hendak menghalau sinar matahari di atas sana, terasa sangat panas dan terik.
"Sebentar lagi kayaknya datang deh sama anaknya. Sabar ya—"
"Apa-apaan wanita itu?!" sela Sandra tanpa sadar kala melihat pemandangan di depan sana, yang membuat dadanya mulai terasa panas.
madu yg km hadirkn itu pilihanmu bastian....
terima aja klo sandra mundur dri pda brtahan dgnmu.... laki2 g ada otak... hobi selingkuh...
wlopun kau kaya raya..... tpi bukan segalanya....
jgan nyesel y bastian dgn kpergian sandra dri hidupmu.... krna ketidaksetianmu dan jga keegoisanmu.....
mna ada km cinta dgn sandra tpi mmpu mnyakitinya trlalu dlm.... yg ada km itu suami kejam sprti pph sandra.... sama biadabnya sperti binatang.....
selamat bastian sbntar lgi yg km katakn mncintai laura akn trbukti.... mmpukah laura yg km cintai mngisi posisi sandra saat sandra mnjadi mantanmu...
haruskah mnunggu puluhan tahun lgi sandra untuk lepas dri smua pndritaannya??