Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.
Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi
"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Aneh Daddy Abimana
"Assalamualaikum...
"Waalaikum salam..
Umma Salma menyambut sang putra dengan senyum yang manis di balik cadarnya.
"Kamu datang? sendiri kesini? " Tanya Umma Salma kepada sang putra sulung. Rasya hanya tersenyum tipis. Umma Salma celingukan seolah mencari seseorang.
"Umma cari siapa?
"Kamu gak ajak Kirana? Dia istri kamu loh.. " Rasya mulai gugup, Pertanyaan Umma Salma cukup sederhana tapi kenapa Rasya merasa takut.
"Rasya!
"Iya Umma..
"Umma tanya, Kamu gak ajak istri kamu.." Tanya Umma Salma sekali lagi.
"E, Iya Umma.. Kirana gak mau tadi ajak.."Jawab Rasya bohong. Iya tidak berani berkata jujur, Kalau dia jujur apa tidak akan jadi perang ketiga di rumah ini.
"Gak mau di ajak apa sengaja gak diajak?." Rayhan, Adik kembaran Rasya tiba-tiba muncul. Pria yang parasnya begitu mirip dengan Rasya itu duduk di atas sofa yang ada di ruang tengah.
"Dia bohong Umma.. Kirana tuh betah ada disini. Mungkin Rasya yang nolak kakak ipar pas mau ikut." Ucap Rayhan sekali lagi. Rasya hanya menatap kembarannya itu dengan tatapan kesal sekaligus geram.
"Jangan sok tahu.. Kau tidak perlu ikut campur. Lebih baik urus saja dirimu sendiri.. " Balas Rasya dengan kata-kata yang agak sengit.
"Sudah, Jangan bertengkar lagi.." Umma melihat sang putra " Rasya,,Kamu duduk saja dulu. Tunggu Daddy.. " Umma Salma akhirnya naik ke atas menuju ke arah kamarnya menyusul sang suami yang hendak tugas keluar kota malam ini.
Rayhan sibuk dengan benda pipihnya. Namun ia merasa ada yang aneh. Pria itu medongak, Dan benar saja Rasya menatapnya dengan tajam.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Jangan menatap ku. Aku co-lok matamu, Mau?. " Rayhan kembali fokus ke ponselnya. "Aku tahu kau berbohong kepada Umma. Perlu kau tahu, Umma itu bukan wanita yang gampang di bohongi.. Bisa saja diamnya Umma akan jadi kejutan untukmu.." Rayhan beranjak dan pergi meninggalkan sodaranya itu seorang diri.
Rasya diam, Ucapan Rayhan begitu mengusiknya. Dia tahu kalau Umma nya bukan wanita yang mudah di kibuli. Di balik senyum dan diamnya Umma Salma, Diam-diam menyimpan sesuatu yang bahkan Rasya sendiri tidak tahu.
Pikiran Rasya juga mengarah kepada sang istri, Kirana. Entah mengapa perasaannya tidak enak sekarang.
"Daddy berapa lama keluar kotanya?" Rasya beranjak begitu melihat kedua orangtuanya turun dengan secara beriringan. Terpancar senyum di wajah keduanya. Meski senyum Umma Salma tak terlihat karena tertutup cadarnya, Rasya dapat melihat bahwa wanita yang telah melahirkan nya itu tersenyum.
"Tidak lama Umma, Palingan hanya satu minggu..
"Ingat ya Dad.. Di sana Daddy jangan sampai telat makan. Tidur yang teratur, Dan yang paling utama adalah Jangan lupa sholatnya..
"Iya Umma sayang.." Daddy Abimana mencolek hidung sang istri membuat wanita itu tersipu malu.
"Yaudah yuk, Umma antar ke depan..
"Ya, harus dong.
Sepasang suami dan istri itu melangkah ke arah pintu utama. Sementara Rasya berjalan di belakangnya. Pandangannya tak lepas dari Daddy dan Ummanya yang sampai sekarang tetap romantis meski tak lagi muda.
"Daddy berangkat ya? " Umma mengangkat tangan kanannya, Tangan lentik itu sedikit terulur di hadapan Daddy Abimana.
Daddy Abimana tersenyum, Pria itu memberikan tangganya yang langsung di sambut oleh Umma Salma. Wanita paruh baya itu mencium punggung tangan sang suami.
Melihat itu, Rasya cukup tertegun. Apa yang di lakukan oleh Umma sangat sama dengan apa yang di lakukan oleh Kirana tadi sebelum ia berangkat.
Namun semua itu di salah artikan oleh Rasya. Rasya kira, Kirana ingin meminta uang.
"Apa sebenarnya Kirana ingin mencium tanganku..?
*****
Sekitar satu jam tiga puluh menit burung besi yang membawa sepasang ayah dan anak tersebut mendarat di bandara kota yang telah menjadi tujuannya.
Sejak tadi Rasya melirik sang Daddy yang hanya diam saja. Pasalnya, Dari mulai berangkat hingga sampai Daddy Abimana lebih banyak diam. Ah, Lebih tepatnya lebih mendiamkannya. Sikap Daddy Abimana juga terkesan begitu datar dan dingin.
"Daddy kenapa ya? Dia terlihat sangat aneh sekali.. Kenapa Daddy tidak bicara sama sekali?
Rasya cukup heran, Sikap Daddy Abimana ini tidak seperti sikap Daddy yang biasanya.
Mereka mulai menaiki taksi, Taksi tersebut akan mengantarkannya ke sebuah hotel. Rasya seolah ragu, Ia ingin bicara tapi takut tak di tanggapi oleh Daddy nya.
Karena memang sejak tadi, Rasya sudah membuka pembicaraan sayangnya Daddy Abimana hanya berdehem saja.
Tak butuh waktu yang lama, Daddy Abimana dan Rasya telah sampai di hotel tempat mereka akan menginap.
"Tunggu!!" Rasya yang hendak masuk kamar menghentikan langkahnya ketika suara tegas itu menggema.
"Iya Dad..
"Daddy menyekolahkanmu tinggi-tinggi agar kamu menjadi pria yang pintar. Jadi gunakan kepintaran mu itu bukan hanya untuk di dunia pekerjaan saja tapi gunakan kepintaran mu untuk yang lainnya. Jangan jadi pria bo-doh hanya karena cinta..
Setelah mengatakan itu, Daddy Abimana masuk ke kamar sebelah. Rasya terdiam, Sejak tadi Daddy nya banyak diam.Tapi sekalinya bicara langsung panjang lebar. Terlebih ucapannya Daddy Abimana terus teringiang.
"Apa yang di maksud Daddy tadi? " Gumam Rasya mencoba mencerna ucapan ayahnya itu.
.
.
.
Seperginya Rasya, Kirana baru selesai memasukan sepotong demi sepotong pakaiannya. Setelah berdiam diri menimbang keputusan apa yang akan di ambil. Kirana berniat benar-benar akan pergi dari kota ini.
Keputusan Kirana sudah bulat dan tak bisa di ganggu gugat. Tidak perlu menunggu satu tahun untuk dia pergi. Sekarang dirinya sedang dalam kondisi hamil, Jika di teruskan berada disini yang ada Kirana bisa stres atau bahkan tak menuntut kemungkinan akan depresi.
"Mending aku minta cerai aja.. Aku gak mau hidup sama pria yang gagal move on kayak dia.. aku juga seorang istri yang juga butuh kasih sayang. Bukannya di tinggal ngerawat wanita lain. Mau diam mati atau enggak gak peduli.. " Kirana menggerutu seorang diri sana.
Setelah semuanya telah selesai, Kirana meraih dompet miliknya. Ia mengambil kartu milik Rasya yang sempat pria itu berikan padanya lalu di letakkan lah di atas nakas.
Drrttt...Ddrrtt...
"Halo..
"Aku udah ada di bawah...
"Aku turun sekarang.. " Kirana menarik kopernya dan menemui Aaron yang telah menunggu di dalam mobil.
Pria itu tak memakai mobil sendiri melainkan mobil taksi yang dia sewa agar tidak menimbulkan kecurigaan. Pakaian yang di kenakan pun sama..
Bugh
Kirana membanting pintu dengan kesal lalu duduk di kursi belakang.
"Hati-hati dong..
"Koperku masih di luar.. Masukin gih.." Aaron menghela nafas panjang. Ia terpaksa turun. Sebelum turun, pria tampan tersebut membenahi topinya..
"Udah selesai, Mau berangkat sekarang...?".
"Iya.. " Tepat pukul sebelas malam, Kirana pergi dari rumah. Setelah ini tujuannya adalah kota kelahiran neneknya dan akan tinggal di rumah peninggalan sang nenek nanti. Kirana juga akan cari kerja, Agar dia tidak di sebut wanita manja. Tidak hanya itu saja, Kirana juga berniat mengganti uang di kartu Rasya agar nominalnya kembali seperti awal.
Kirana tahu apa yang di lakukan ini adalah dosa besar karena dia pergi tanpa pamit dari sang suami. Tapi mau bagaimana lagi, Dia butuh ketenangan apalagi tentang kehamilannya..
.
.
.
TBC
syukurin, nyesel kan km sekarang