Terpaksa Menikah Dengan Tuan Muda

Sore hari di kediaman Mahendra, sejak Ibu kembali Ganhia hanya mengurung diri di kamar Ganhia merasa malas untuk berbicara dengan kedua wanita beda usia itu.

"bosan mau keluar jalan-jalan di taman tapi malas aja ketemu di ibu dan anak itu tapi gadis yang satu kayaknya bisa jadi salah satu temanku di rumah ini selain iren, tadi pas aku meliriknya dia tersenyum kepadaku sepertinya dia tidak terlalu peduli dengan percintaan kakaknya."

"Dari pada memikirkan Ibu dan anak itu mening aku buka sosial mediaku saja sudah lama aku tidak membukanya selama aku disini bagaimana ya kondisi tokoku dan bagai mana dengan Maya di sana apakah tidak kesusahan sendiri melayani pelanggan."

Baru saja Ganhia membuka hpnya tiba-tiba sebuah notif pesan masuk.

"pagi kak Nhia."

"apa kak Nhia sudah kembali?."

"apakah kak Nhia akan datang ke tokoh.."

" apakah kak Nhia baik-baik saja."

Beberapa pesan Maya, satu-satunya karyawan Ganhia menanyakan kabar Ganhia pasalnya waktu itu Ganhia hanya mengatakan hanya pergi ke rumah kerabat yang ada di luar kota untuk beberapa hari jadi tokoh dititipkan dulu ke Maya.

" hallo Maya.."

"Maaf ya kakak baru membalas pesanmu"

"iya kakak sudah kembali , kakak baik-baik saja, nanti ya kakak kabari kalau sudah bisa masuk ya kalau urusan keluarga sudah selesai." buru-buru Ganhia membalas pesan Maya, hanya lima menit saja Ganhia sudah mendapatkan balasan.

Ting..

"hay kak Nhia apa kabar kenapa baru aktif."

"Maaf Maya kakak di sana sibuk jadi jarang buka hp maaf ya, kak Nhia baik-baik saja kok."

"ah tidak apa-apa kak, syukurlah kalau begitu aku lanjut kerja lagi ya kak ada pelanggan bay kak Nhia."

Ganhia tersenyum dengan pesan Maya, Maya termasuk orang yang paling dekat dengan Ganhia. Ganhia masih betah di aplikasi itu untuk menghilangkan rasa bosannya sampai Ganhia tertidur.

sementara itu di lain tempat Danendra baru saja selesai melakukan pertemuan dengan salah satu utusan perusahaan Admaja, dan mulai melangka ke arah mobil untuk pulang Dirga yang selalu setia di sampingnya Samapi di depan mobil Dirga membuka pintu mobil dan mempersilakan Danendra masuk kemudian Dirga menyusul masuk dn duduk di balik kemudi, dalam perjalanan Danendra membuka percakapan.

"sedang apa gadis itu Dirga." dira sedikit melihat Danendra.

"pak Haris mengatakan Nona tidak keluar dari kamar sejak siang Tuan dan melewatkan makan malamnya" jawab Dirga dan sedikit heran dengan kepedulian Danendra terhadap Ganhia.

"hmm biarkan saja."

"sepertinya anda mulai mulai tertarik dengan Nona Muda Tuan." tiba-tiba Danendra menendang kursi kemudi yang diduduki oleh Dirga.

"apa yang kau pikirkan tidak usah berpikir aneh."

Dirga hanya sedikit menoleh dan terus melakukan mobilnya, beberapa saat mereka sampai di depan gerbang Kediaman Mahendra penjaga yang bertugas melihat mobil Tuannya segera membukakan gerbang dan menundukkan kepala Dirga menjalankan lagi mobilnya Samapi di depan rumah, Dirga segera menghentikan mobilnya dan turun membukakan pintu untuk Danendra, semua pelayan yang menyambut kepulangan Danendra dan Pak Haris di depan mengambil tas kerja Danendra.

"dimana gadis itu."

"maaf Tuan sudah berapa kali saya mengetuk pintu kamar tapi tidak ada jawaban dari Nona."

"apa saya memanggilnya Tuan" lanjut pak Haris lagi.

"Tidak usah"

Semua pelayan di sana kaget terutama pak Haris baru kali ini Tuan Muda membiarkan Ganhia tidak menyambutnya, biasanya jika dia akan marah jika saja Ganhia terlambat turun.

"apakah saya tidak salah dengar Tuan membiarkan Nona Ganhia tidak menyambutnya, apa yang terjadi". gumam pak Haris, sedangkan sekertaris Dirga hanya tersenyum.

Saat sampai di depan pintu kamar Danendra menyuruh Dirga untuk pulang dan beristirahat.

Kemudian Danendra melangkah kedalam kamar dan sedikit menoleh ke arah Ganhia yang tertidur di sofa, kemudian Danendra melangkah ke arah kamar mandi dan mulai ritual mandinya.

Sedangkan di luar kamar mandi Ganhia mulai membuka matanya karena mendengar sedikit gemercik air.

"aduh mati aku kenapa aku bisa ketiduran, kenapa juga pak Haris tidak membangunkan ku. Bagai mana ini pasti Tuan Iblis itu akan marah lagi." lamunan Ganhia Buyar karena mendengar suara pintu di buka, buru-buru Ganhia langsun Bangun dari duduknya dan mulai melangka ke ruang ganti dan mengambil baju ganti Danendra sebelum Danendra tambah marah.

Saat Danendra masuk Ganhia sedikit bingung dengan sikap Danendra hari ini." tumben sekali Tuan iblis ini tidak marah apa dia kesambet sesuatu di jalan." Kemudian Ganhia memberikan baju gantinya dan Danendra mengambilnya dan mulai memakainya sedangkan Ganhia yang memperhatikannya semakin bingung "ha kenapa dengan sifatnya hari ini kenapa dia jadi pendiam dan apa tadi dia memasukkan sendiri baju kotornya dan handuk basah itu ke keranjang pakaian kotor"

Danendra mulai keluar dari ruang ganti dan di ikuti oleh Ganhia dari belakang, Danendra langsun membaringkan tubuhnya di tempat tidur dan mulai menutup mata, sedangkan Ganhia yang melihat Danendra mulai memejamkan mata mulai juga membaringkan tubuhnya di sofa dan mulai juga menutup mata.