Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SELINGKUH.
BAB 23.
Wenny sudah sehat dan sudah pulang kerumah, begitu juga Dini, setelah menepati janjinya pada Wenny untuk ke mall dan shopping, besoknya Marten berangkat kelokasi proyek, dia sudah tak sabar ingin bertemu Dini.
Sesampainya di rumah Marten masuk kamar dan melihat istrinya terbaring lemah.
" Assalamualaikum "
" Bang "
Dini langsung nangis dipelukan Marten ".
" Sabar ya dek, abang juga kehilangan, abang ingin sekali melihat anak kita bahkan saat dia pergi aja abang gak bisa lihat ".
" Iya bang, tapi yang Dini gak habis pikir siapa anak kecil yang datang dalam mimpi Dini dan mengambil anak kita bang ".
" Mimpi itu hanya bunga tidur, gak usah terlalu dipikirkan ".
" Iya bang ".
" Abang mau mandi dulu ya, adek kalau masih lemas biar ibu saja yang siapkan makan abang ".
" Iya bang ".
Selesai mandi Marten memapah Dini yang baru habis caesar ke ruang makan.
" Makanlah yang banyak biar cepat sehat dan subur lagi biar hamil lagi ".
" Gak boleh cepat cepat bang, paling cepat satu tahun lagi, Dini disuruh suntik kb dulu ".
" Ya udah ikutin aja apa kata Dokter kan untk kesehatan Dini juga.
" Iya bang ".
Baru saja Marten dan Dini selesai makan Randi dan keluarganya datang.
" Kapan datang pak Marten ".
" Sejam yang lalu lah ".
" Bu Dini gimana ? ".
" Udah mendingan tinggal pemulihan aja ".
" Oh ya pak Marten, kami sudah pindah kesini ".
" Oh iya syukurlah, jadi dekat kita ".
" Iya, nanti mainlah kerumah ".
" Sapinya udah datang ".
" Udah sebagian pak, nanti nyusul lagi datang ".
" Syukurlah, semoga lancar usahanya".
" Gimana anak pak Marten udah sembuh ? ".
" Alhamdulillah, udah lincah lagi ".
" Syukurlah", .
setelah lama ngobrol, Randi dan istrinya pamit.
" Kalau gitu kami pamit dulu ya pak Marten, mengganggu istirahat pak Marten aja".
" Akh gak kok , udah dekat lah sekarang ya ".
" Iya, udah bisa jalan aja kalau ini kami jalan ".
" Iyalah ".
Mereka meninggalkan rumah Marten pulang.
" Apa yang sakit dek ? "
" Gak ada bang, tinggal lemas aja lagi ".
" Dimana dikubur anak kita dek ".
" Belakang rumah bang ".
" Abang ke kuburan sebentar ya ".
" Iya bang ".
Marten berjalan ke kebun belakang rumah, dia melihat tumpukan tanah belum ada nama di nisannya.
" Putraku belum ada nama "
Bisiknya dalam hati.
" Besok aku buatkan nisan yang bagus dan keramik kan kuburannya ".
Tak lama kemudian Marten kembali pulang.
" Abang udah pulang ? ".
" Udah dek , nisannya belum ada nama ya ".
" Iya bang, nunggu abang ngasih nama "
Marten baru saja mau rebahan tiba tiba terdengar suara motor ramai masuk halaman rumahnya.
Rupanya pekerja proyek, ada yang naik sepeda juga, Marten buru buru keluar buka pintu, ramai sekali , sebagian mereka masuk dan sebagian duduk diluar.
" Kami turut berduka pak atas kepergian anak bapak, maaf baru sempat datang karena nunggu bapak pulang dulu.
" Iya gak apa², terimakasih atas simpatinya".
" Gimana keadaan istri bapak apa dia udah pulang dari rumah sakit ".
" Sudah, masih istirahat, masih lemas".
" Iyalah pak, lemas karena operasi masih bisa makan obat, tapi kalau lemas karen kehilangan lama sekali sembuhnya, saya pernah merasakan juga ".
" Iya, kalau dipikirkan saya juga gak kuat ".
" Iya pak ".
Ibu Dini terpaksa minta bantuan tetangga untuk buat minuman dan menghidangkannya karena nampaknya seluruh pekerja datang, ramao seali.
" Ayo diminum, itu ada cemilan seadanya " .
Marten menawarkan pada anggotanya.
Setelah agak lama saling ngobrol mereka pamit, Dini sudah duduk dikursi makan menghargai tamunya dia keluar juga.
" Sabar ya bu Dini, kami ikut sedih semoga cepat sembuh".
" Tenang bu Dini, masih bisa buat lagi kok ".
Mereka menghibur Dini sambil berkelakar kemudian pamit setelah menyerahkan amplop duka cita.
Dini kembali kekamarnya, sementara Marten menelpon seseorang untuk pesan keramik dan nisan untuk kuburan anaknya.
Suara azan Magrib berkumandang, Marten pergi ke mesjid untuk sholat, di mesjid dia bertemu Randi.
Selesai sholat magrib berjamaah, Marten dan Randi duduk di luar mesjid sambil merokok.
" Saya heran pak Randi kenapa anak saya bisa tahu kalau saya ada perempuan lain disini, dia melihat saya dalam mimpi berjalan dengan perempuan hamil dan dia benci mau dapat adek dari perempuan itu , bagitu juga Dini, dia lihat anak kecil mengambil bayinya dan bayi itu pergi, saat Dini di operasi anak saya senang dan bilang, adik bayinya sudah mati pa".
" Loh bisa gitu ya pak Marten".
" Iya pak Randi, apa artinya semua itu, apa yang harus saya lakukan, saya takutnya, Dini sampai nanti tidak akan punya anak ".
" Iya juga ya ".
" Nantilah saya coba tanya sama ustadz dulu kira kira apa arti mimpi anak saya dan Dini ".
" Iya pak Marten baiknya tanya sama ustadz aja ".
Tak lama kemudian azan Isya berkumandang, mereka berwudhu lagi dan masuk ke mesjid.
Else menelpon Rida.
" Hai say, kamu lagi mana ? "
" Dirumah "
" Suami kamu masih dirumah".
" Gak udah kembali ke lokasi "
" Aku kerumah kamu ya "
" Oke, aku tunggu ya ".
" Oke "
Else, menyiapkan Geri, anaknya dan pamit pada papa mertuanya.
" Pa, Else ketempat kawan ya".
" Kamu, nginap".
" Iya, pa ".
" Oh yaudah , hati hati ya ".
" Iya pa ".
Elsa membawa anaknya Geri ke mobil dan mereka berangkat dia mampir ke toko buah dan beli banyak buah buahan.
Sampai dirumah Rida di sudah ditunggu.
" Hei Else, akhirnya lo sampek juga kerumah gue ya".
" Iya dong, ayo Geri masuk nak , tu ada kak Wenny ".
" Dek Geri yok main ".
Teriak Wenny dengan senang.
" Makan dulu yok Else ".
" Gue udah makan loh ".
" Serius ".
" Iya serius ".
" Oh yaudah, gue juga udah makan ".
" Katanya lo masih ada cerita lagi ".
" Iya ada tapi gak enak ceritanya ".
" Iya, gak apa apa ".
Sebenarnya, gue gak suka sama suami gue, suami gue ni pacar gue yang merampas kesucian gue dulu ,setelah dia merengut kesucian gue , gue selalu mengelak dari dia, sampai gue tamat kuliah gue gak pernah lagi ketemu dia, gue benci banget , selesai kuliah gue masuk kerja disalah satu perusahaan besar, bosnya seorang duda, udah berumur tapi perlente, gue jatuh hati banget, suatu hari dia ngajak gue makan siang wih jantung gue berdebar, ikutlah gue makan siang sama dia, eh tahu gak ? "
" Apa ? ".
" Dia malah mau jodohin gue sama anaknya, kebetulan anaknya saat itu diluar negeri, gue mau aja, mikirnya papanya aja ganteng apa lagi anaknya ".
" Terus dia langsung datang ngelamar gue tanpa anaknya, gue setuju aja, karena gue setuju, papa dan mama gue nerima aja ".
" Terus lo gak kenal sama anaknya ".
" Gak, belum kenal Akhirnya, pas ngantar uang belanja dan mutusin hari H anaknya datang lo tahu siapa anaknya, cowok gue yang merengut kesucian gue, dia tahu kalau dia datang waktu lamaran gue pasti nolak, makanya dia gak ikut.
Kesel gue tapi mau diapain, keluarga dan tetangga udah datang waktu acara antar belanja gak mungkin gue nolak dia, akhir dia jadi suami gue ".
" Lo gak suka tapi dapat anak juga ".
" Gimana lagi, dosa dong gue kalo gak layan in, dia laki gue , malam pertama aja gue takut, kebayang gimana gue dikerjain waktu SMA, tapi begitu barang tu masuk gue malah candu sampe jadi nih ada si Geri".
" Hahaha "
Mereka ketawa.
" Terus lo mau tahu yang gak enak ?".
.
" Gue kan emang jatuh cinta sama mertua gue ternyata dia juga gitu, rencananya dia pengen gue jadi istrinya tapi anaknya begitu lihat gue langsung minta lamar in sama papanya, karena dia anak satu² nya bapaknya tentu gak bisa nolak tapi gue dosa ni ".
" Ngapain lo ? ".
" Mungkin karena cinta, pernah satu hari gue lagi jalan naik tangga tahu² kaki gue terpeleset dan mertua gue juga lagi jalan dibelakang gue, langsung megang in gue, mata kami saling bertemu, dia menggendong gue keatas masuk kamar, kebetulan laki gue lagi keluar negeri, gak tahu siapa yang mulai kami melakukan hubungan suami istri ".
" Gila lo ".
" Gue ngerasain nikmat banget, mungkin karena cinta, lain cara bapak nya sama laki gue yang brutal, dia begitu lembut penuh kasih sayang ".
" Terus, lo sering gituan sama mertua lo ".
" Sampek sekarang ".
" Akh gila lo, gak ketahuan ".
" Gak "
Saking asyiknya mereka ngobrol sampe anak² udah pada ketiduran .
" Ya Allah, mereka capek main sampek tidur, yok tidur, lo dikamar tamu aja, gendong Geri ".
" Oke "
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/