Kisah seorang murid yang menjadikan gurunya sebagai inspirasi terbesar nya. Terjadi di dunia modern, yang semuanya serba ada namun serba sulit banyak kekurangan.
Murid yang selalu berusaha mencari perhatian sang guru. Dengan kemampuan aneh yang dimilikinya. Dan bagaimanakah kisah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Lagi Sendiri
Seorang lelaki tampan, berhidung mancung, kulit nya putih, kedua mata memicing tajam, tubuh kekar berotot yang tampaknya perutnya pun berbentuk kotak-kotak. Meluncur ke tengah-tengah halaman Kampus Universitas Islam Negeri Sambo.
Sret...
Sepeda motor besarnya yang bagaikan sebuah kapal body motornya itu, melengkapi kegagahannya ketika dia mulai memarkir motornya. Tepat ditengah-tengah, seolah dia mengisyaratkan pada semua orang bahwa dia adalah Bara.
Ya, dialah Bara. Kini dia sangat tampan, memiliki badan idaman para wanita. Sangat berotot. Rambutnya sangat rapi. Tak heran jika sekarang, saat dia telah turun dari sepeda motor nya ada beberapa cewek yang mengerubungi.
"Hai... Namamu siapa.... Maba ya?" satu sapaan oleh Kating, alias kakak tingkat yang telah menjadi mahasiswa lebih lama dari dirinya menyapanya.
Bara pun menoleh sejenak, tanpa menjawab, hanya mengangguk. Tampak kharismatik sekali.
Sedangkan cewek-cewek itu pun langsung minggir saat Bara hendak lewat. Dia pun mulai memasuki kampus, tanpa menghiraukan kekacauan yang ada.
Dari kejauhan, satu lagi tiba. Menggunakan sepeda motor yang sama persis dengan Bara, besar dan gagah.
Dia juga tampan sekali, tapi rambutnya tak beraturan, seolah sengaja di biarkan begitu. Saat motor nya terparkir tepat di samping motor Bara, dia pun membuka helm nya, dan
Sret....
Pandangannya memicing mengelilingi sekitar, kedua mata tajamnya yang bercelak itu semakin menambah kekerenannya. Dia berhidung mancung, kulitnya tidak seputih bersih seperti Bara. Namun berkulit sawo matang. Tubuhnya juga kekar, memperlihatkan bahwa dia rutin nge-gym. Karena dari cara berpakaiannya yang begitu casual, namun bermerk.
Dia berjalan sedikit cepat, yang ternyata dia mengejar lelaki yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia masih mengenalnya,
"Bara!" panggilnya.
Bara pun menoleh.
Saat telah berdiri tepat di depan Bara. "Assalamualaikum... apa kabar bro." sapanya.
"Hasbi! Waalaikumsalam." jawab Bara, sedangkan seketika itu pula Bara langsung merangkul Hasbi.
"Udah lama kita GK ketemu bro." ucap Hasbi sambil menepuk pundak Bara.
Kemudian keduanya melepaskan pelukan rindu itu. Dan keduanya mulai berjalan beriringan.
"Sudah berapa tahun ya? Ada 6 tahun lebih ya?" kenang Hasbi.
"Iya... Kamu ternyata juga kuliah disini. Gak nyangka ya ..." ucap Bara.
"Kamu jurusan apa? Siapa tau kita sama."
"Aku jurusan Tafsir Al-Qur'an dan Hadis."
"Wah sama dong aku juga."
"Oalah Hasbi... Kenapa kamu ngambil jurusan itu? Bukan kah kamu bercita-cita menjadi Atlet Sepak bola?" Bara pun masih mengingat apa cita-cita temannya itu.
"Aku rasa kamu juga setuju dengan kata-kata ku ini. Jaman sekarang itu, cita-cita bukan hanya tentang kesukaan kita. Tapi masa depan yang bisa menghasilkan untuk kita." puitis sekali jawaban Hasbi kali ini.
"Kayaknya kita memang sudah dewasa. Karena aku juga setuju dengan kata-kata mu." ucap Bara menanggapi apa yang Hasbi katakan.
"Tapi kan, setidaknya kamu sejalan dengan cita-cita mu Bar.... Kamu kan pengen jadi ustad...." ucap Hasbi.
"Alhamdulillah sih, aku udah jadi ustad kok. Disebuah lembaga pendidikan Al-Qur'an yang aku buat sendiri." ucap Bara kemudian.
"Wah... Hebat kamu Bar. Gak heran deh. Kamu memang hebat. Congratulation deh buat kamu." ucap Hasbi.
Mereka pun kemudian segera melenggang masuk ke dalam ruangan kelas yang sama, karena ternyata mereka satu kelas.
...****************...
Di sisi lain, kini Bintang telah berada di kelas, kelas yang sama dengan Permata. Tak lama setelah dia melihat Permata sudah ada di kelas, dia pun tanpa permisi langsung saja memilih tempat duduk di samping Permata.
"Assalamualaikum... Udah duluan aja." sapa Bintang pada Permata.
"Wassalamu'alaikum... Eh Bintang. Ya dong, harus rajin." jawab Permata. "Kan ini hari pertama masuk kelas."
"Iya betul itu."
Tiba-tiba, main serobot dua orang lelaki duduk tepat di depan Bintang dan Permata. Mereka berdua memilih tempat yang sedikit jauh dari tempat duduk dosen.
Sedangkan Permata, setelah melihat kedua lelaki yang duduk di depannya itu. "Kalian.... Kok kayak kenal ya." ucap Permata, menyapa pada dua orang lelaki di depannya.
"Semua cewek juga ngomong gitu ke kita." pekik Hasbi dengan angkuh nya, "Ya kan Bar." Hasbi meminta persetujuan.
Sedangkan sesaat setelah mengatakan hal itu, dia pun sejenak menoleh ke belakang menatap siapa yang menyapanya itu. Sret.
Dan dia kembali menatap ke depan, tapi tiba-tiba dia kembali lagi menoleh ke belakang, "Eh iya... Kayak kenal ya!" akhirnya Hasbi mengatakannya.
Bara pun ikut menoleh ke belakang saat Hasbi mengatakan hal itu. "Permata,.... Bintang.....?" ucap Bara.
Yang ternyata Bara lah yang justru masih ingat kedua temannya yang lain itu.
"Eh kamu kok tambah ganteng aja Bara." ucap Permata, namun dengan gaya seolah mengejek.
Bara pun tak lagi seperti dulu yang cuek pada temannya sendiri, dia sedikit humble. "Iya dong." jawabnya, menanggapi perkataan Permata.
"Wah kita satu kelas nih? Duh senangnya. Aku gak sendirian." ucap Bintang kemudian memecah keheningan.
"Ya betul ... aku juga senang. Ada kalian juga disini. Gimana nih kabar kalian?" ucap Bara. Yang ternyata Bara sekarang memang benar berbeda, dia tidak se cuek dulu, walaupun tubuhnya mengatakan sebaliknya. Tampak cuek dari luar. Karena sekarang tubuhnya sangat gagah dan berwajah tampan.
Namun belum dijawab oleh teman-temannya pertanyaan Bara itu pun harus berhenti sampai disitu. Karena Dosen telah memasuki kelas. Kelas pertama mereka pun dimulai.
Hari itu sangat menyenangkan bagi keempat orang itu. Karena mereka telah tidak lagi sendiri di dunia orang dewasa itu. Ya, mereka berempat telah dewasa. Sudah menjadi anak kuliah. Bukan lagi anak SD.
Di tambah ternyata mereka satu kampus, bahkan satu jurusan yang juga so pasti satu kelas kuliahnya. Mereka sangat senang hingga tak terasa waktu berlalu. Perkuliahan berjalan lancar.
Sepulang mereka dari kuliah, mereka bertemu sejenak di depan kelas perkuliahan. Saling berbagi kontak wa. Dan kini, akhirnya dalam grup obrolan yang dibuat oleh Bintang, tidak lagi hanya berisi dua kontak saja. Tapi, kini telah ada empat anggota kontak.
Yey sekarang udah ada 4 orang di dalam grup
Ketik Bintang di kolom obrolan wa.
Alhamdulillah... Memangnya sejak kapan kita ada grup ini?
Hasbi pun penasaran, karena masih hanya ada empat orang di dalam grup Alumni SDIMT.
Udah semingguan sih grupnya. Tapi memang aku dan Bintang aja juga baru ketemu kok, jadi GK punya nomor kalian deh
Permata menjelaskan kenapa mereka hanya masih berisi empat orang saja di dalam satu grup.
Yaudah lah gpp. Tugas kita kali ini ngumpulin temen2 yang belum masuk grup. Kan udah 4 orang. Kompak ya!
Bintang berkoar menyemangati teman-temannya itu. Seketika tak terasa waktu terasa begitu cepat bagi Bintang. Indah dan berwarna apa yang dia alami hari itu.
.
.
.
Lanjut secepatnya guys 😘 semangat bacanya!