Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Meeting berjalan dengan lancar, Paulus mengambil bagiannya dan Jordan 'pun cukup bisa diajak bekerja sama untuk kali ini, sehingga meeting berjalan sesuai rencana. Setelah meeting selesai, Jo langsung keluar dari ruangan, diikuti Jordan dan Paulus di belakangnya.
Sepanjang jalan kembali menuju ruangan Jonathan, para karyawan terpesona melihat kharisma ketiganya. Bahkan tidak sedikit yang berkhayal untuk bisa memiliki salah satu dari ketiganya, walaupun mereka tahu bahwa atasan mereka yang paling tampan itu telah memiliki istri.
"Jo, setelah ini enaknya kita makan siang di mana, ya?" celetuk Jordan, dan tentu saja langsung mendapat tatapan tajam dari Paulus. "Ini sudah waktunya istirahat Paulus, jadi aku bisa memanggil nama saja tanpa embel-embel Tuan Muda, 'kan?" ucap Jordan geram.
"Anda masih berada di lingkungan perusahaan." peringat Paulus. Paulus membukakan pintu ruangan Jo dan Jo masuk begitu saja. Setelah Jonathan masuk, Paulus kembali menatap Jordan. "Makan siang dimanapun yang anda inginkan, tapi ingat, tiga puluh menit lagi anda sudah harus berada di perusahaan." ucap Paulus dan langsung ikut masuk ke ruangan Jonathan setelahnya.
Jordan sampai menendang udara kosong setelah kepergian Jonathan dan Paulus. Jordan benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang Jonathan merekrut pegawai seperti Paulus. Bahkan, Jo betah mempekerjakan Paulus dalam waktu yang lama.
"Baru dua hari bekerja sama dengannya sudah membuatku pusing, bagaimana dengan Jonathan yang bertahun-tahun." rutuk Jordan.
...•••***•••...
Sejak pagi tidak ada yang Zahra kerjakan selain berada di kamar dan bermain ponsel, hal itu membuatnya sangat merasa bosan. Ia melihat ke nakas, ternyata persediaan air putihnya telah habis, dengan malas ia membawa gelas tersebut menuju dapur untuk mengambil air. Tapi saat di dapur, ia melihat Mommy Alice yang sedang membuat adonan kue.
"Mommy... Mmm maksudku, Nyonya sedang membuat apa?" tanya Zahra.
"Panggil Mommy saja tidak apa-apa." ucap Mommy Alice.
"Maaf, saya jadi sedikit terbiasa memanggil Mommy karena sandiwara kita ini," jelas Zahra, takut jika terjadi kesalahpahaman diantara mereka.
"Hm, Mommy paham."
Zahra mengangguk anggukan kepalanya canggung. Jika dengan Jonathan Zahra sudah bisa lebih bersahabat dan melupakan keprofesionalan mereka sebagai atasan dan bawahan, maka dengan Nyonya Alice rasanya sangat susah untuk sedikit mengakrabkan diri.
"Mommy membuat kue?" tanya Zahra lagi.
"Iya, hanya untuk mengisi waktu luang saja." jawab Mommy Alice seadanya. "Kau mau membantu?" tawarnya.
"Aku? Boleh."
Zahra yang terbiasa dengan urusan dapur, tentu tidak merasa keberatan untuk ikut menyibukkan diri di dapur kali ini. Ia membantu Mommy Alice membuat kue dengan suasana hati gembira, bahkan ia sampai melupakan kecanggungan diantara mereka.
"Siang, Tante." sapa Jordan yang kini sudah memasuki ruang makan.
"Siang, kau bukannya di kantor?" tanya Tante Alice.
"Aku ingin makan siang bersama kekasihku." Jordan mengambil dua piring, lalu mengisinya dengan makanan, setelah itu ia mengambil nampan dan membawa makanan serta minuman ke kamar Alora.
"Sepertinya, Jordan sangat mencintai Alora ya." ucap Zahra saat melihat begitu perhatiannya Jordan yang rela meluangkan waktu untuk pulang dan makan siang bersama kekasihnya.
"Kau tidak akan percaya kalau sebenarnya mereka itu awalnya dijodohkan." timpal Mommy Alice.
"Dijodohkan?"
"Hm, mereka berdua itu tinggal di negara yang boleh tinggal serumah tanpa hubungan, tetapi keluarga mereka menentang prinsip seperti itu dan mereka dipaksa untuk menikah."
"Dan mereka mau?"
"Awalnya menolak, tapi lama kelamaan, kau bisa melihat sendiri seperti apa lengketnya mereka. Bahkan tidak lama lagi mereka akan menikah."
Zahra speechless mendengar ucapan Mommy Alice tentang Jordan dan Alora. "Ternyata, jodoh itu memang memiliki caranya sendiri untuk bersatu."
"Hm, semoga setelah sandiwara kita ini, kau juga mendapatkan jodoh terbaik untukmu." ucap Mommy Alice tulus.
double up