Ganjaran Bagi Suami Dan Keluarga Pengkhianat

   Setelah suaminya pergi,Zeline kembali masuk ke dalam rumah dan menutup semua pintu. Ia ingin merapikan semua barang-barangnya dan memisahkan dengan barang milik Delon. Karena cepat atau lambat mereka pasti akan berpisah. Dan hal itu sudah menjadi keputusan Zeline.

   Saat sedang serius memilah barang-barang yang akan ia buang,Zeline tiba-tiba merasa pusing. Ia pun berhenti sejenak untuk mengistirahatkan tubuhnya yang mungkin saja sedang lelah dan terlalu banyak berpikir tentang suaminya.

   Rasa pusing yang dirasakan bukannya berkurang,justru semakin menjadi meskipun Zeline sudah berusaha berbaring dan memejamkan mata. Kini di tambah lagi dengan rasa mual karena merasa bau parfum Delon yang menempel dibeberapa pakaian yang kebetulan saat itu letaknya disamping tempat tidur. Aneh pikir Zeline,padahal parfum itu sudah biasa tercium olehnya dan selama ini baik-baik saja. Tiba-tiba.....

   "Hoekkk ....." sesuatu dalam perut Zeline bergejolak ingin keluar. Dengan cepat wanita itu berlari ke kamar mandi. Dan di sana ia pun memuntahkan semua makanan yang tadi sempat ia makan bersama sang suami. Tubuhnya sampai lemas tak berdaya. Keringat halus membanjiri keningnya. Takut terjadi sesuatu yang akan membahayakan dirinya,Zeline pun dengan cepat mengambil handpone dan langsung menghubungi Delon. Besar harapannya bahwa sang suami akan tetap mengangkatnya meskipun hanya sebentar.

  Hingga panggilan ketiga,Delon tak juga mau mengangkat telfon. Tak putus asa,Zeline segera menghubungi nomor kedua iparnya termasuk sang ibu mertua. Namun tak ada satu pun yang merespon. Tak kehabisan akal,pada akhirnya Zeline menghubungi temannya Lindri. Kali ini ia berdoa agar Lindri sedang tak sibuk. Zeline merasa tubuhnya semakin lemah,dan rasa pusing semakin mendera. Ia takut akan pingsan di dalam kamar tanpa ada yang mengetahuinya.

   "Iya Zel,apa kamu baik-baik saja ?" Suara Lindri langsung terdengar dalam satu kali panggilan. Wanita itu merasa kuatir ketika Zeline tak langsung bersuara. Apalagi dirinya sangat tahu bahwa hari ini adalah hari di mana Delon suami Zeline sedang melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Ia takut hal ini membuat Zeline menjadi drop.

   "Lin....tolong aku. Kepala ku pusing sekali. Aku baru saja memuntahkan seluruh isi perut ku."

   "Tunggu di sana. Aku akan segera datang dan jangan panik!" Tanpa menunggu jawaban dari sang teman,Lindri langsung memutuskan panggilan telpon dan meluncur ke rumah Zeline.

...----------------...

   "Selamat ya Bu Zeline,usia kandungan anda sudah tiga Minggu. Setelah ini perbanyak konsumsi buah-buahan. Perhatikan kandungan gizi disetiap apa yang ibu konsumsi. Sebentar saya akan menuliskan resep Vitamin dan anti mual. " Seorang dokter kandungan terlihat tersenyum bahagia saat mengucapkan selamat pada Zeline yang terlihat sangat terkejut.

   "Terima kasih Dok" jawab Zeline dengan senyum yang sangat dipaksakan. Beruntungnya ekspresi terkejut dan tak bahagia yang ditunjukkan oleh Zeline tak dilihat oleh sang Dokter karena sedang serius menulis resep Vitamin yang harus dikonsumsi oleh Zeline. Akan sangat aneh dan menimbulkan pertanyaan bagi sang dokter jika hal itu sampai terlihat.

   Bukan tak ingin akan kehadiran seorang anak dalam hidup nya. Namun Zeline saat ini sangat takut nasib anaknya ke depan akan seperti apa. Di tambah lagi ia dan Delon sebentar lagi akan segera berpisah. Akan sangat kasihan anaknya kelak tumbuh tanpa keluarga yang utuh.

   "Zel,aku akan selalu mendukungmu sebagai teman. Aku harap kamu tak putus asa dengan kehadiran bayi ini." ucap Lindri mencoba untuk memberi kekuatan. Ia takut Zeline akan berbuat hal nekat yang akan membahayakan nyawa.

   "Dan satu hal yang harus kamu tahu,aku sudah mengirimkan mata-mata demi mendapatkan bukti untukmu. Tapi ah sudahlah. Kamu jangan banyak berpikir. Fokuslah dulu pada dirimu sendiri." Ungkap Lindri yang tak ingin temannya itu menjadi tertekan ketika mengingat suaminya yang saat ini sedang melangsungkan pernikahan keduanya.

   Zeline tersenyum tenang melihat kekuatiran yang ditunjukkan oleh Lindri. Meskipun sebenarnya dalam hati dirinya menjadi panik dengan kejadian yang tak terduga ini,namun tak ada sedikitpun niat yang tumbuh untuk berbuat nekat. Dirinya percaya ada maksud Tuhan yang indah hingga mengapa di saat ini ada janin yang tumbuh di rahimnya.

   Sambil mengelus perutnya penuh rasa sayang Zeline berkata.

   "Jangan kuatir Lin. Aku tak akan berpikir untuk berbuat nekat yang akan membahayakan diriku sendiri. Aku justru senang saat ini karena lewat janin yang ada dalam kandungan Tuhan memberiku kekuatan. Sekarang aku semakin punya alasan yang kuat untuk tetap bertahan meskipun nanti bercerai dengan Delon."

   "Syukurlah Zel,aku sangat senang kamu tak putus asa. Ayok kita pulang. Kamu harus banyak beristirahat. Sebelum itu,terlebih dulu kita harus membeli buah-buahan biar calon bayimu sehat. Ingat mulai hari ini perhatikan pola makan mu. Jangan makan sembarangan lagi. Harus yang bergizi."

   "Siap Bu Dokter." Gurau Zeline menanggapi perkataan Lindri yang menurutnya terlihat sangat cerewet.

...----------------...

   Sementara itu di rumah sang mertua,ketika melihat panggilan telpon yang masuk dari sang menantu,Berti tak perduli. Wanita itu sibuk mematut dirinya di depan cermin agar tampil maksimal disaat pernikahan anaknya yang kedua.

   "Bu,kak Zeline nelpon ni. Aku angkat apa gimana ?" Tanya Ranti yang merasa takut jika tiba-tiba sang kakak ipar datang ke rumah. wanita itu tak ingin kehilangan ATM berjalannya selama ini.

   "Nggak usah diangkat. Palingan juga nelpon karena mau bertanya tentang Delon. Dari dulu kan memang kayak gitu. Curigaan banget jadi wanita."

   "Tapikan bener juga kan sekarang Bu ? Kak Delon akhirnya selingkuh dan menikah. Berarti nggak salah dong Kak Zeline curiga." kali ini Ranti membela Zeline karena sedikit takut jika suatu saat dirinya mendapatkan karma. Bagaimana pun juga suatu saat dirinya akan menikah. Bagaiman jika nanti juga merasakan hal yang sama seperti sang kakak ipar.

"Diam! Nggak usah dibela manusia pelit seperti dia. Lebih baik sekarang fokus saja pada Talita. Talita lebih baik dari Zeline." Berti melotot tajam pada putrinya yang sudah berani membantahnya. Dalam hati mulai bertanya sejak kapan anaknya itu mulai memihak pada Zeline. Sungguh hatinya merasa sangat kesal. Sedangkan Ranti hanya bisa memanyunkan bibirnya dan tak berani lagi membantah sang ibu.

"Bu,kok Zeline nelpon aku juga sih ?" Gerutu Dodi yang sedang asik bermain game. Pria itu sudah selesai dengan penampilannya sejak tadi. Sehingga bisa bermain game sambil menunggu semuanya siap dan berangkat. Akan tetapi panggilan telpon dari Zeline membuat dirinya yang sedang bermain game merasa sangat terganggu.

"Udah,biarin aja. Nanti juga berhenti sendiri panggilan itu." Lagi-lagi Berti menyuruh anaknya untuk mengabaikan panggilan telpon dari sang menantu.

Berbeda dengan kedua adiknya dan sang ibu yang mengetahui panggilan telpon dari sang istri sah,Delon justru tak mengetahui hal itu karena sibuk mempersiapkan dirinya. Apalagi handphonenya sengaja di silent karena tak ingin ada yang mengganggunya hari itu. Padahal saat itu istrinya sangat membutuhkan bantuannya.