NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Texas adalah tujuan Arthur yang kini ia singgahi disebut pinggir kota itu terdapat sebuah pabrik yang sudah tidak beroperasi yang akan dijadikan sebagai tempat bertransaksi Arthur dengan seorang pria yang dikenal dengan sumber kekayaan terbesar di sana.

Pria itu membeli peralatan medis dan juga obat-obatan yang dikembangkan oleh ilmuwan yang bekerja pada Arthur selama ini.

Berbagai macam vaksin dan juga obat-obatan keras yang selama ini selalu laku di pasar gelap seperti saat ini mereka melakukan transaksi secara ilegal dan dipenuhi intrik politik didalamnya.

Setelah kesepakatan diraih seperti yang Arthur terapkan ada uang ada barang dia pun selesai bertransaksi dengan koboi bertopi coklat itu dan itu bukan kali pertama mereka bertransaksi meskipun selalu di tatap yang berbeda.

Kali ini seperti biasanya tidak ada keributan yang terjadi atau perseteruan karena mereka sudah melakukan perjanjian bisnis yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Setelah selesai Arthur pun kembali ke California dimana tempat Valeria adiknya berada. Edison tampak menyambut putranya itu dengan senyum ramah seperti biasanya namun Arthur tetap bersikap dingin seperti yang selama ini Edison lihat.

"Dimana Valeria?"tanya Arthur to the points.

"Dia ada di kamar mungkin sedang tidur."jawab Gracia yang kini terlihat membawa secangkir kopi untuk suaminya itu.

"Hmm..."lirih Arthur yang bangkit dari duduknya sementara Edison terlihat menghela nafas panjang.

"Jangan sampai dia tau bahwa adiknya tengah mengandung, karena sudah bisa dipastikan bahwa rumah ini akan benar-benar hancur."ucap Edison yang kini menatap pada Gracia.

"Sungguh ironi seorang Edison takut perbuatan kejunya ketahuan oleh putranya sendiri."ucap Irena yang kini hadir di tengah-tengah mereka.

"Kau cukup tutup mulut karena jika tidak kau pun akan mendapatkan akibatnya."ucap Edison tegas.

Edison pun langsung bergegas menuju kamar putrinya yang telah ia jadikan alat transaksi bisnis dengan kliennya yang kini sudah menghamili Valeria.

Arthur menatap sendu pada adiknya yang sudah hampir satu bulan berada di rumah pria yang ia benci itu.

Valeria benar-benar sedang terlelap dalam tidurnya, dan saat Arthur hendak mendekat. tiba-tiba tangan seseorang menepuk bahu nya dengan lembut.

"Biarkan dia tinggal disini, kamu lihat dia baik-baik saja dan tidak memerlukan obat-obatan lagi."ucap Edison dengan lembut.

"Aku akan membawa dia pindah ke suatu tempat yang jauh lebih nyaman dari rumah ini, dan semoga dia bisa jauh lebih baik disana."ucap Arthur yang kini membuat Edison seperti kebakaran jenggot.

"Tidak perlu Arthur, disini rumah nya. Dia lebih senang tinggal disini karena ada bibi mu Gracia yang selama ini selalu mengurus kebutuhannya."ucap Edison.

"Dia tidak benar-benar menyayangi adikku dan aku sangat tahu itu."ucap Arthur dingin.

Tuan Edison pun terus berusaha untuk mempertahankan keadaan Valeria saat ini namun Arthur tetap bersikukuh untuk membawa adiknya pergi.

Hingga Arthur mencurigai sikap Edison saat ini, Edison pun akhirnya menyerah karena terdesak oleh keadaan tapi dia tengah berfikir keras untuk mencari kambing hitam dari segala kemungkinan yang akan terjadi jika Arthur tau bahwa Valeria hamil nantinya.

"Baiklah jika kau tetap ngotot, tapi beritahu aku dimana tempat tinggal mu selama ini. Agar daddy bisa menjenguk kalian berdua."ucap Edison yang kini bersikap seperti layaknya seorang ayah yang baik.

"Kami tinggal di Texas."bohong Arthur karena tidak ingin lagi berhubungan dengan pria yang sebentar lagi akan dia hancurkan itu.

Valeria dibawa oleh Arthur dalam keadaan tertidur hingga saat berada di dalam jet pribadi Arthur menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan adiknya yang tidak terusik dengan suara apapun saat ini.

Hingga mereka tiba di kediaman Arthur saat ini dan Arthur langsung membawa gadis polos itu menuju ruang perawatan untuk diperiksa oleh dokter secara keseluruhan dari tubuhnya karena takutnya Edison menanam sesuatu di tubuh adiknya itu.

Dan benar saja Arthur benar-benar dikagetkan dengan chips yang dia temukan di tangan gadis itu yang sengaja di tanam di lengan kiri adiknya. dan tidak hanya itu dokter pun mengatakan bahwa Valeria tengah hamil dengan usia kehamilan dua minggu.

"Bedebah!! Aku tidak akan mengampuni mu bajingan!!! Segera ledakan rumah iblis itu detik ini juga."ucap Arthur yang kini pergi ke ruang monitor dimana dia bisa melihat seisi rumah bahkan sekeliling rumah itu yang kini tengah diledakkan hingga hanya tersisa puing-puing bangunan dan beberapa anak buah Edison yang mati berserakan.

Tapi sayang seseorang melaporkan bahwa Edison dan Irena sudah melarikan diri sebelum kejadian itu terjadi kecuali Gracia yang kini ditemukan dengan keadaan mengenaskan meskipun dia masih hidup dan Arthur memerintahkan anak buahnya untuk merawat dia hingga dia bisa untuk di interogasi.

Arthur pun meminta dokter untuk mencari tahu benih siapa yang ada di rahim Valeria agar dia bisa membuat perhitungan pada pria yang telah berani menghamili adiknya itu setelah itu ia meminta janin itu disingkirkan.

Kejam memang tapi itulah yang terbaik menurut Arthur untuk adik tersayangnya itu, setelah itu Arthur punya rencana lain untuk adiknya agar dia baik-baik saja.

Arthur yang kini masih dalam keadaan tidak baik-baik saja dia tidak menemui Emilia ataupun memberitahu dia atas kepulangan nya itu.

Dia tidak ingin menyakiti Emilia dengan melampiaskan kekesalannya terhadap wanita yang kini telah memiliki tempat di hatinya.

Sementara Austin sudah kembali beraktivitas di rumah itu meskipun dia bertemu dengan Emilia tapi wanita dari bosnya itu tidak pernah mau bertegur sapa dengan dirinya karena akan berakhir pertengkaran.

Emilia dan Austin sama-sama keras kepala hingga tidak akan ada ujungnya jika mereka berdebat nantinya.

Emilia sendiri tidak tau jika Austin pergi bersama Arthur saat itu. Karena ada banyak anak buah yang datang dan pergi menggunakan helikopter seperti biasanya.

Emilia akan melewati ruang kerja Arthur saat dia hendak mengisi perutnya selebihnya dia akan menghabiskan waktu di dalam kamar atau di taman dan juga di pantai.

Arthur kini tengah sangat serius saat dia mendapatkan hasil dari tes DNA yang dilakukan lebih tepatnya mencari tahu golongan darah janin itu untuk kemudian dicocokkan dengan para bodyguard yang ada di rumah Edison, karena Arthur memiliki data dan riwayat kesehatan dari seluruh bodyguard itu.

Dan hasilnya tidak ada yang cocok, hingga Arthur menghubungi Erdogan untuk membantu dirinya menemukan bukti siapa pria yang sudah berani melakukan perbuatan gila itu.

Arthur masih menatap sang adik yang baru saja melakukan kuret setelah janin yang ada di rahimnya disingkirkan, Arthur juga meminta dokter untuk mengembalikan kegadisan adiknya itu dengan jalan operasi.

Arthur ingin memperbaiki masa depan adiknya itu mulai dari saat ini.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Arthur kecuali menghidupkan orang mati.

Arthur punya segalanya kecuali keluarga yang selalu ada untuk dirinya karena ayahnya pun adalah musuh dalam selimut di kehidupannya selama ini.

Satu minggu sudah Arthur tidak menemui Emilia meskipun mereka tinggal di tempat yang sama, Arthur akan keluar dari ruangan kerja nya setelah Emilia tidak ada di area itu.

Hingga saat Valeria sadar dari operasi yang dilakukan tanpa sepengetahuannya untuk membuang chips yang ada di lengan, dan operasi selaput dara setelah kuret dilakukan semua itu butuh proses panjang tapi tidak untuk dokter ahli yang selama ini bekerja di bawah kepemimpinan Arthur.

Arthur memasuki kamar dimana wanita yang selama ini sangat ia rindukan berada dan sedang terlelap dalam tidurnya.

Arthur menghampiri Emilia dan memberikan gigitan manis di telinga wanita cantik yang kini membuka mata saat mencium bau parfum khas yang selama ini Arthur gunakan.

"Good night rumput liar apa kau tidak merindukan ku."ucap Arthur yang kini menatap lekat wajah cantik itu yang selama ini ia pandangi dari jauh tanpa bisa menyentuhnya.

"Untuk apa aku merindukanmu, tidak ada kerjaan"ucap Emilia yang kini menggeser tubuhnya tapi tidak sampai menjauh karena Arthur langsung menahan pergerakan nya itu dan pria itu langsung mengungkung tubuh Emilia yang kini memalingkan pandangannya karena malu.

"Aku disini honey tatap aku."ucap Arthur yang langsung meraup bibir manis yang selama ini sangat ia rindukan dan sudah menjadi candu baginya.

"Eum.. Ahhh... Tu"suara itu sungguh membuat Arthur semakin menggila dan tidak butuh waktu lama mereka sudah tidak lagi menggunakan busana.

Emilia tidak bisa menghindari Arthur karena tubuhnya sendiri mengkhianati otaknya yang kini tengah mengumpat pria yang tengah memporak-porandakan raganya dengan sentuhan yang memabukkan dan penuh kelembutan.

Hingga percintaan itu kembali terjadi diantara mereka berdua, dan kali ini Emilia dituntut untuk bekerja keras mengimbangi pergerakan pria tampan yang kini terlihat lebih gagah dimata Emilia.

Emilia tidak bisa berhenti men***ah saat Arthur menggerayangi tubuh mulusnya dengan bibirnya sambil bergerak cepat dibawah sana.

Pria itu seakan tengah dimabuk cinta dan gejolak nafsu yang begitu besar yang kini mampu membuat Emilia tidak bisa berkutik di hadapan Arthur.

Hingga berulang kali Arthur menanamkan benih nya di dalam rahim Emilia dia berharap hidupnya akan lebih berwarna jika para kecebong itu tumbuh di dalam sana dan untuk selamanya dia akan memiliki wanita cantik yang kini menjadi ratu di hatinya meskipun dirinya tidak pernah mengungkapkan hal itu.

Arthur pun berbaring di samping Emilia yang kini tengah berada di dalam dekapan nya. Tepat dibalik selimut tebal itu keduanya saling berpelukan bahkan Emilia pun membenamkan wajahnya di dada bidang Arthur.

Malam berganti pagi yang mendung dan kilat menyambar di langit, Arthur yang membuka mata pun melirik ke sekeliling kamar karena tidak mendapati Emilia di sisinya.

Sampai saat dia selesai mandi dan berpakaian Emilia datang dengan membawa dua cangkir kopi dan Sandwich bola salju yang ia buat untuk sarapan mereka berdua.

"Morning honey."ucap Arthur.

"Morning Mr, breakfast."ucap Emilia yang kini meletakkan nampan di atas meja depan sofa di dalam kamar tersebut.

"Rumput liar biasakan panggil aku dengan panggilan mesra karena mulai saat ini kau adalah wanita ku."ucap Arthur.

"Hmm.."lirih Emilia yang kini duduk di sofa.

"Valeria ada di sini dia baru saja melewati masa kritisnya kuharap kamu bisa menjadi teman yang baik untuk nya."ucap Arthur.

"Arthur bolehkah aku keluar dari pulau ini aku ingin menjalani hidup normal seperti dulu."ucap Emilia yang kini menatap kearah Arthur.

"Darimana kau tahu namaku?"ucap Arthur yang malah mengalihkan pembicaraan.

"Tidak sulit."ucap Emilia lirih.

"Aku tidak akan mengijinkan mu keluar tanpa aku, dan apa tadi hidup normal? Kau pikir bergelut dalam dunia malam dan tinggal di jalanan adalah hidup normal?!"ucap Arthur yang kini terlihat jengah karena Emilia tidak pernah mau mengerti dengan niat baik Arthur selama ini.

"Tapi aku bebas aku tidak harus mengikuti aturan yang kau terapkan aku seperti terpenjara di dunia yang bukan dunia ku tuan gembala."ucap Emilia yang kembali menyebut Arthur dengan sebutan lamanya.

"Emilia pernahkah kau memikirkan tentang sebuah keluarga."ucap Arthur yang kini meraih cangkir kopi dan menyeruputnya perlahan.

"Keluarga? rasanya kata itu hanya sebuah kata kosong, karena nyatanya tidak ada orang yang benar-benar tulus berkomitmen di dunia ini mereka akan meninggalkan atau ditinggalkan disaat salah satu pasangan sudah tidak merasakan kebahagiaan atau kenyamanan. dan masih banyak hal lainnya. Aku tidak pernah berfikir kearah sana karena nyatanya tidak ada keluarga yang benar-benar bahagia di dunia ini, dan terkadang mereka menjadi musuh dalam selimut yang bisa menghancurkan masa depan anak-anak nya seperti yang terjadi padaku."ucap Emilia panjang lebar.

"Mungkin apa yang terjadi pada mu dan aku tidak jauh berbeda tapi hidup ini akan terus berlanjut siap atau tidak siapnya kita menjalani kehidupan ini, dan aku mulai berpikir untuk bisa memiliki keluarga dan Valeria tidak akan kesepian dan juga Zabella akan memiliki ibu."ucap Arthur yang entah sejak kapan berpikir sampai kesana.

"Jika seperti itu menikahlah, mungkin wanita yang kau pilih akan memberikan mu kebahagiaan yang menjadi harapan mu saat ini. Aku sendiri tidak pernah terpikirkan untuk itu karena aku tidak ingin anak-anak ku hidup seperti ku selama ini bila pernikahan ku gagal nantinya."ucap Emilia yang membuat Arthur kembali berfikir bagaimana caranya agar Emilia mau menjadi satu-satunya wanita dalam hidupnya saat ini.

Emilia pun memakan sarapannya dengan pancake yang ia buat berbarengan dengan sandwich yang kini tengah dinikmati oleh Arthur.

"Kita akan menikah dalam waktu dekat ini."ucap Arthur tiba-tiba.

"Tidak-tidak aku tidak mau aku tidak siap untuk itu saat ini dan lagi kau bukan pria yang aku inginkan untuk menjadi pendamping ku."ucap Emilia tegas.

Prang!!!

Pecahkan piring dan gelas itu berhamburan di lantai dan sofa terutama di atas meja saat Arthur benar-benar emosi karena nyatanya Emilia tidak menginginkan dirinya dalam hidupnya.

Emilia masih tampak kaget melihat itu hingga Arthur kembali berkata."Suka atau tidak suka kau hanya akan menikah dengan ku! Camkan itu."ucap Arthur yang akhirnya pergi meninggalkan Emilia yang kini mematung di tempatnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!