NovelToon NovelToon
Arjuna Untuk Nasya

Arjuna Untuk Nasya

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu / Chicklit
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eli

Bertahun-tahun aku berusaha melupakan kenangan kelam itu, namun mimpi buruk itu selalu menghantuiku bahkan setiap malam. Akupun tidak bisa bersentuhan dengan laki-laki. Entah sampai kapan ini akan terjadi. Ku kira selamanya tidak akan ada pria yang masuk dalam hidupku. Hingga dia datang dan perlahan merubah kepercayaanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penagihan Hutang

Sore harinya Juna pulang kerumah kakeknya setelah diminta untuk pulang kesana. Dia bilang ada yang ingin dikatakan pada Juna.

"Dimana Kakek?" tanya Juna pada pekerja dirumah kakeknya.

"Beliau ada diruang baca."

Juna bergegas ke ruang baca setelah tahu kalau sang kakek berada disana.

"Kakek memanggil saya?" tanya Juna tanpa basa basi atau menyapa kakeknya terlebih dahulu.

"Pak Agung pun tidak mengatakan apapun karena mereka memang tidak dekat satu sama lain.

"Alan bilang kamu membawa seorang perempuan ke hotel. Siapa dia? Apa kamu memang sangat senang bermain perempuan?"

Mata Juna menatap tajam sang kakek setelah mendengar ucapannya. Dia memang tinggal diluar negeri sendiri, tapi bukan berarti dia suka terlibat dengan pergaulan bebas seperti yang terjadi diluaran sana.

"Apa Alan punya bukti kalau aku suka main perempuan? Atau ini cuma asumsi kalian saja?" Juna menanggapi ucapan sang kakek dengan sikap yang sinis.

"Semua staf hotel sudah tahu kalau kamu membawa perempuan sembarangan, perlu bukti apalagi? Sebaiknya kamu putuskan hubungan dengan gadis itu sebelum gosip menyebar luas. Kalau tidak…"

"Kalau tidak apa? Anda akan mengirim saya keluar negeri lagi? Atau anda akan mencoret nama saya dari daftar penerima hak waris?"

Juna langsung menyela pak Agung sebelum dia selesai bicara. Pak Agung pun terdiam dan hanya menatap Juna setelah melihat sikapnya yang seperti itu.

"Saya sudah mengikuti keinginan anda untuk kembali kemari dan mengelola hotel milik keluarga anda, jadi sebaiknya jangan ikut campur dengan urusan pribadi saya. Saya bukan anak kecil lagi yang akan takut dengan ancaman anda yang kekanak-kanakan seperti itu!"

Juna langsung berbalik dan pergi tanpa menunggu tanggapan apapun dari pak Agung.

"Kamu ada disini. Apa kali ini kita akan makan malam keluarga?" Alan menyapa Juna ketika mereka berpapasan di dekat ruang tamu.

"Aku peringatkan padamu. Sebaiknya jangan ikut campur dengan urusan pribadiku atau menyebarkan omong kosong yang gak masuk akal lagi. Jika tidak, aku akan membuat kamu menyesal, atau mungkin ... Aku juga bisa merebut perusahaan dari tanganmu!"

Awalnya Juna memperingatkan Alan dengan sikap yang tegas, namun setelah itu dia menunjukkan seringai tipisnya pada Alan. Kemudian berlalu pergi meninggalkan Alan tanpa menunggu tanggapan apapun darinya.

"Cih, merebut perusahaan katanya? Yang ada sebelum kamu merebut perusahaan dari tanganku, aku yang akan merebut hotel dari tanganmu terlebih dahulu." ujar Alan pada Juna yang sudah berjalan cukup jauh darinya.

Diruang baca pak Agung sedang termenung memikirkan Juna.

"Apa aku terlalu tidak pengertian pada anak itu? Setelah kedua orang tuanya meninggal saat dia masih kecil ... Aku tahu kalau dia butuh perhatian dari keluarganya, tapi jika aku bersikap lemah dan membiarkan dia tumbuh besar diantara keluarga yang siap memakannya kapan saja karena harta ... Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ku kira setelah dia tumbuh dewasa dengan hidup sendiri dinegeri asing, dia jadi lebih tangguh dan tidak membutuhkan siapapun untuk bersandar. Ternyata hal itu malah membuat goresan baru dihatinya."

Pak Agung termenung dengan batin yang berkecamuk memikirkan Juna. Disatu sisi dia merasa telah melakukan hal yang benar untuk melindungin Juna. Disisi lain dia merasa bersalah karena telah menelantarkan cucu kandungnya yang berusia 15 tahun untuk tinggal sendiri diluar negeri.

...****************...

Sementara itu ditempat lain. Nasya masih berada di sebuah supermarket untuk merapikan barang dari perusahaan tempatnya bekerja yang dijual disana. Dia harus mengambil barang dari gudang dan merapikannya sendiri di etalase, serta mengecek sendiri berapa penjualan produk itu perharinya.

"Haah... Ini sangat melelahkan. Tapi ya... ini lebih baik daripada harus tetap dikantor dan menerima sikap kurang ajar pak Wira. Membayangkannya aja udah buat perutku mual dan merasa ingin muntah."

Nasya menjulurkan lidah dengan raut wajah yang seakan benar-benar dia merasa ingin muntah. Diapun terus menatap tumpukan barang yang dia bawa dalam sebuah troli belanjaan.

"Semangat Nasya, ini bukan apa-apa. Aku harus bisa bertahan, atau mungkin cari pekerjaan baru lagi aja?"

Nasya mempertimbangkan antara tetap dengan pekerjaannya sekarang atau mencari pekerjaan lainnya.

"Sudahlah. Pikirkan nanti aja. Sekarang lanjut selesaikan ini dulu agar bisa cepat pulang." gumam Nasya yang lanjut merapikan barang di rak.

Juna yang baru kembali dari rumah kakeknya memutuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli beberapa keperluan pribadi sambil menenangkan diri. Dia berkeliling sendiri sambil mendorong troli. Juna menoleh kesana kemari memperhatikan setiap produk yang dipajang dirak. Langkahnya tiba-tiba terhenti dan pandangannya tertuju pada seorang gadis cantik yang berada tidak jauh didepannya sambil menata barang. ujung bibir Juna langsung terangkat membentuk sebuah senyuman yang manis.

"Dia ditempatkan disini?" gumam Juna sambil terus menatap Nasya.

Juna pun memutuskan berjalan menghampiri Nasya.

"Jadi sekarang kamu ditugaskan disini?" tanya Juna begitu dia mendekati Nasya.

Nasya yang sedang merapikan barang cukup terkejut mendengar suara seorang pria yang berdiri dibelakangnya. Diapun menoleh dan mendongakkan kepala untuk melihat pria yang menyapanya.

"Siapa kamu?Oh tunggu. Bukannya kamu yang waktu itu direstoran?"

Nasya tidak mengenali wajah Juna yang sudah menolongnya. Dia hanya mengingat Juna yang pernah berdebat dengannya.

"Apa? Kamu gak tahu siapa aku? Gimana kamu bisa lupa sama penolongmu sekaligus krediturmu?"

Juna cukup terkejut dan kesal karena Nasya sama sekali tidak mengingatnya.

"Hah? Krediturku? Jadi kamu yang udah nolong aku?"

Nasya yang sebelumnya berjongkok langsung berdiri setelah mendengar Juna adalah orang yang menolongnya

Gimana bisa pria kurang ajar dan menyebalkan ini yang jadi penolongku? Mengingat terakhir kali kami berdebat direstoran sudah membuatku kesal, tapi sekarang malah aku berhutang budi padanya. Haah. Sungguh sial.

Nasya bicara dalam hati dengan ekspresi wajah menunjukkan rasa tidak puasnya. Tapi tak lama dia memahami situasi

"Bagaimanapun ... Terima kasih banyak karena sudah menolongku. Jika bukan karena kamu, aku gak tahu akan jadi seperti apa aku ini."

"Bukan masalah besar, tapi … Kapan kamu akan bayar hutangmu padaku?"

Nasya melihat jam tangannya sebelum bicara.

"Apa sekarang kamu udah makan malam? Bagaimana kalau kita melakukannya hari ini aja? Aku gak mau berhutang budi pada siapapun."

Juna sedikit terdiam mempertimbangkan tawaran Nasya.

Jika aku pergi dengannya sekarang, maka nanti gak ada alasan lagi untuk pergi bersama, tapi jika tidak...apa yang harus aku katakan sebagai alasan?

Dahi Nasya berkerut melihat Juna yang diam saja tanpa mengatakan apapun.

"Hei, hei! Kenapa malah bengong? Mau makan malam bersama gak?"

Nasya melambai-lambaikan tangannya di depan Juna yang sedang melamun dan mengembalikan kesadarannya.

"Oh maaf-maaf. Baiklah, kita pergi sekarang!" Akhirnya Juna setuju untuk makan malam dengan Nasya.

"Eh tunggu sebentar! Aku belum selesai bekerja. Kamu bisa lanjut belanja dulu dan tunggu aku di restoran yang ada diluar supermarket. Nanti aku akan menyusulmu kesana." ujar Nasya menyarankan setelah melihat pekerjaannya belum selesai.

"Kalau begitu cepat selesaikan pekerjaanmu! Aku akan menunggu disana."

"Ya, baiklah."

Nasya menganggukkan kepala setelah mendengar ucapan Juna. Dia pun kembali melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Juna meletakkan kembali trolinya tanpa membeli apa-apa lalu berjalan keluar menuju restoran untuk menunggu Nasya.

1
Adinda Kusuma
menarik..semangat trs thor
Nayi Siti
Kok lama Thor , yang sehat sehat thor
Mmh Azka_Adzkiya
lanjut kagi thor
ros
Luar biasa
Mmh Azka_Adzkiya
aduh nanggung amat thor blm juga di jawab sm nasya😄
Dartihuti
Semangat up'y jng lama" tak vote clek😊💪
Arifin
lanjut thor
Nayi Siti
gercep Arjuna banyak kumbang yg menghampiri nasya
Dartihuti
Moga aja kelakuan Pak wira c4 ketahuan Arjuna,kepingin deh 👊pak wira
Mey Abimanyu
biasa baca novel kak Eli yg karakternya Badas , baca novel yg ini agak kurang hehehe

tapi tetep suka karena sifat laki²nya tegas no menye² ...
Eli Haryaningsih: masih lanjut sih, cuma updatenya nunggu otaknya encer/Facepalm/
Mey Abimanyu: tapi tetep sukaa kak ..

pdahal udah nunggu yg Kenzi tamat duluuu..
biar engga penasaran...
total 3 replies
Dartihuti
Ibu macam apa anak di peras ma ayah tiri bkn cr cari bantu menggindar malah mau aja minta dan minta...
Nayi Siti
harus y abaikan z
Dwi Rustiana
kak Eli up nya jangan lama2 ya
Mmh Azka_Adzkiya
next
abcd
up lgi yg bnyk
Dartihuti
Mantap ...gebrakannya
Dartihuti
Nyimak dulu...tp bagus,kebalikan yg sering q baca" novel cowok anti cewek ini cewek anti cowok...
Nayi Siti
nunggu update author
Nayi Siti
betul Nasya jgn ladenin org kaya pak wira
Mmh Azka_Adzkiya
next lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!