Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Pagi ini suasana begitu cerah, namun entah kenapa Zanna dilanda resah.
"Kok perasaan gue gak enak ya, Ra?" tanya Zanna
Nora yang sedang memainkan hpnya mengernyit, lalu menatap heran temannya itu. "Kenapa dah?"
"Ish perasaan gue tuh gak nyaman!" kesal Zanna
Nora melongo. "Ya udah sih, bikin santai aja. Kalau lo gini bisa-bisa hal-hal negatif malah dateng," balasnya
"Ish lo mah!"
"Udah deh jangan dipikirin. Eh ya lo tau gak hari ini ada murid baru di kelas kita?" tanya Nora mengalihkan pembicaraan dengan sedikit excited
Zanna mengangguk. "Iya tadi sempet denger gosip-gosip anak kelas," balasnya
Nora bertepuk tangan sekali. "Tuh 'kan! Tebakan gue bener kemaren, jangan-jangan cowo ganteng kemaren itu?" ucap Nora menebak-nebak dengan antusias
Zanna mendengus. "Emang ganteng?" ejeknya
Nora seketika menggeplak pelan lengan Zanna. "Yee belum lihat si lo!" balasnya
Zanna mengedikkan bahu acuh. "Gantengan juga Alfino,"
Nora mendengus. "Dih apaan cowo datar gitu!"
"Yee biarin!"
"Lo-"
"Assalamualaikum anak-anak,"
Sontak Nora menghentikan ucapannya dan memperbaiki posisi duduknya, begitupun dengan Zanna dan anak-anak kelas yang lain.
"Waalaikumsalam, Bu!"
Bu Melina-Wali kelas 11 MIPA 2, tampak tersenyum simpul memandang anak-anak didiknya.
"Oke anak-anak, untuk jam pertama ini kosong yah, Ibu ada urusan penting. Tapi sebelum itu, Ibu mau memperkenalkan anggota baru di kelas kita! Penasaran gak?" goda Bu Melina
Sontak anak-anak cewe yang sudah mendengar kabar itu sebelum Bu Melina memberi info, tentu dengan kompak mengangguk antusias.
"Iya Bu penasaran kita!"
"Ayo dong Bu kenalin!"
"Semoga ganteng ya Allah!"
"Semoga kali ini jadi pacar gue!"
Begitulah beberapa sautan dari mereka, membuat anak-anak cowo merasa dongkol dalam batin.
Melihat anak didiknya yang begitu antusias, Bu Melina tampak terkekeh. Beruntung, 11 MIPA 2 punya wali kelas yang friendly.
"Udah-udah! Ibu kenalin nih, yuk masuk!" ucap Bu Melina mengkode seorang murid baru yang bersembunyi dibalik pintu kelas yang tertutup.
Murid baru itu seketika masuk dan membuat heboh seisi kelas karena ketampanannya.
Deg!
"Omooo, beuh cogan!".
"Fik calon pacar gue itu!"
"Aura Badboynya nguar banget gila!"
"Baru kali ini gue lihat cowo sekeren dia!"
Namanya juga anak kota nyasar ke desa, pasti beda lah auranya. Nora bahkan sudah senyam-senyum sedari tadi.
"Type gue banget ini, fiks jodoh gue!" batinnya menghalu
Lain halnya dengan anak-anak cewe di kelas yang tampak antusias, Zanna malah tertegun. Merasa tidak percaya akan kehadiran sosok di depannya ini. Mendadak kepalanya terasa pusing.
"Hai semuanya!" sapa murid baru di depan kelas dengan tersenyum simpul membuat anak-anak cewe di kelas makin terpesona, mana suaranya deep banget.
"HAI!" balasan antusias dari cewe-cewe kelas.
"Perkenalkan nama saya Elenio Ivander, biasa dipanggil Elenio. Pindahan dari salah satu sekolah di ibukota. Salam kenal ya!"
"Salam kenal juga Eleniooooo!"
"Oke Elenio, kamu bisa berkenalan lebih lanjut dengan teman-teman kelas nantinya. Untuk jam kosong ini digunakan untuk saling mengenal saja ya!"
"Baik Buuuuu!"
"Oke! Elenio kamu bisa duduk di kursi kosong di samping Brian. Brian, angkat tangan!"
Cowo yang bernama Brian seketika mengangkat tangannya.
"Silahkan Elenio!"
Elenio berjalan ke kursi kosong di samping Brian yang tepat di belakang Zanna. Cowo itu menatap smirk pada Zanna yang tampak memandang tak percaya ke arahnya.