SUKSES SETELAH BERPISAH

Pukul 12.00 siang barulah Lia terbangun dari tidurnya. Tanpa merapikan tempat tidur,ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Butuh 10 menit untuk membersihkan dirinya yang sangat berantakan. Setelah selesai mandi dan sedikit memberi riasan pada wajahnya,Ia keluar dari kamar dan menuju dapur. Perutnya sudah sangat lapar dan ingin segera makan.

Lia baru tersadar jika ternyata sejak tadi dirinya tak melihat suaminya entah pergi ke mana. Namun ia tak perduli,saat ini mengisi perut yang keroncongan adalah hal yang paling utama.

Saat membuka tutup saji di meja makan tak ada makanan satupun yang tersedia. Namun ada sebuah kantong plastik yang diletakkan diujung meja. Lia segera meraih kantong plastik tersebut dan membukanya. Hatinya begitu senang karena itu adalah nasi Padang kesukaannya.

"Mas Fadly memang suami idaman." batinnya sambil makan dengan lahapnya. Tanpa ia sadari Fadly telah berdiri tak jauh di depannya sambil memperhatikan dirinya sambil tersenyum. Merasa ada seseorang di dekatnya,Lia langsung menghentikan aktivitas makannya.

"Hehe,Mas dari mana ? makasih ya mas udah nyiapin makan. Maaf hari ini Mas ngurus diri sendiri." Ucap Lia sambil nyengir. Sebenarnya ada rasa malu melihat Fadly yang menenteng banyak kantong plastik yang berisi bahan makanan mentah hanya menatapnya dengan pandangan entah sedang memikirkan apa dengan sedikit senyum terlukis di bibirnya sangat terlihat dipaksakan. Akan tetapi,rasa lapar lebih besar dari rasa malu,hingga Lia terus melanjutkan makannya.

Fadly melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertahan karena memperhatikan istri barunya. Dirinya menuju kulkas dan menyimpan semua bahan makanan yang ia beli.

Setelah selesai merapikan isi kulkas,Fadly segera mengambil tempat duduk di samping istrinya yang baru saja selesai makan dan sedang minum air.

"Yang,mulai sekarang kamu masak ya ? Aku sebenarnya lebih suka dimasakin dari pada makan di luar. Hitung-hitung kita lebih hemat kalo masak sendiri." Fadly berbicara sambil menatap istrinya itu yang sudah terlihat segar dan cantik.

"I,iya Mas." Angguk Lia namun terlihat ragu.

"Mas,kenapa kita ngga nyewa ART saja ?" Lia bertanya sambil merapikan posisi duduknya menghadap sang suami. wajahnya yang cantik terlihat begitu menggemaskan di mata Fadly. Sejenak,rasa kesal Fadly hilang.

Fadly berpikir sejenak, dirinya memang ingin memiliki ART namun tak memiliki uang untuk menyewa jasa ART. 'Apa aku minta sama ibu aja ya ?' pikirnya.

"Oke deh,nanti Mas usahakan,tapi sebelum ada jasa ART di rumah,kamu dulu yang masak sama bersih-bersih ya Yang?" Bujuk Fadly karena melihat perubahan wajah Lia yang cemberut.

"Masa aku bersih-bersih sendiri rumah yang besar ini Mas ? Mana kuat aku ?" Gerutu Lia mulai kesal.

"Semampu kamu aja yang,aku nggak tahan liat rumah berantakan."Ujar Fadly mencoba bernegosiasi dengan sang istri.

"Kalo gitu secepatnya cari ART ya Mas ? Aku nggak bisa kerja capek-capek,apalagi aku tiap hari harus ngantor." Akhirnya mau tak mau Lia setuju untuk beberapa hari mengurus rumah. Dirinya mengambil handpone dari saku celana yang ia kenakan dan mulai sibuk dengan sosial media yang banyak menampilkan kepalsuan dan tak lagi memperhatikan suaminya yang duduk disamping.

Fadly mengangguk mengiyakan perkataan istrinya yang kini sibuk dengan handphone di tangan. Namun dalam hati ia kembali mengingat mantan istrinya yang tak pernah mengeluh dengan pekerjaan rumah. Hingga mereka dulu tak pernah menyewa jasa ART. Meskipun sibuk bekerja,Kiara tak pernah lalai dalam membersihkan rumah dan memasak makanan enak untuk dirinya.

Merasa tak suka dengan sikap sang isteri,Fadly memilih untuk diam dan kembali ke kamar tanpa mengajak Lia. Dirinya ingin membaringkan tubuhnya yang lelah sejenak. Berbelanja bahan makanan seorang diri sangat melelahkan. Ternyata beginilah yang dirasakan Kiara dulu. Berbelanja sendiri apalagi menggunakan motor. Namun tak pernah sedikitpun terdengar ia mengeluh.

"Ya Ampun....!" Fadly terkejut mendapati Susana kamar yang berantakan. Selimut teronggok begitu saja di lantai,bantal-bantal dengan posisi tak beraturan,seprai hampir terlepas dari kasur.

Fadly memijat pelipisnya. Kepalanya terasa pening melihat kekacauan di depan mata. Entah apa yang dilakukan sang istri ketika bangun. Wajahnya saja yang dipoles cantik,namun kamar dibiarkan berantakan tanpa ada rasa risih. Bagaimana mungkin wanita itu bisa nyaman dengan keadaan kamar seperti ini ? Batin Fadly sambil memungut selimut dan mulai merapikan tempat tidur. Dirinya tak tahan dengan sesuatu yang terlihat berantakan. Sifat rapi yang di miliki Fadly menurun dari sang ibu. Itulah sebabnya dulu saat melihat Kiara tak sempat mencuci piring Bu Nani akan marah-marah.

Bu BuSetelah lima menit,kamar kembali rapi. Fadly segera membaringkan tubuhnya dan mulai memejamkan mata.

Baru saja ingin tidur,terdengar bunyi pintu kamar terbuka,Lia masuk tanpa menutup kembali pintu kamar dan tetap fokus pada handponenya,dan mulai berbaring disamping sang suami. Tak terlihat sedikitpun rasa bersalah karena membiarkan kamar berantakan.

Fadly menghela nafas panjang melihat tingkah sang istri. Baru saja hari pertama bersama di rumah sudah terlihat sangat menyebalkan. Wajah cantik yang dulu selalu membuatnya langsung luluh,kini tak ada artinya. Rasanya ingin marah dan meluapkan kekesalannya,namun ia masih merasa sungkan. Jadilah semua rasa kesal yang ia rasakan hanya di tahan di dalam dada.

"Sepertinya aku harus bicara sama ibu untuk menyewa ART untuk ku. Lama-lama bisa gila aku tinggal di rumah serasa hidup di neraka."Gumam Fadly dalam hati.

"Yang,coba lihat ini.Tasnya bagus banget ya?" Lia bertanya sambil menyodorkan handphone pada Fadly.

"Loh,udah tidur ya ?" Ucap Lia dengan nada kecewa.

Tanpa diketahui oleh Lia,suaminya itu hanya pura-pura terlelap. Fadly masih merasa dongkol dengan semua hal yang terjadi hari ini. Dirinya masih sangat malas berbicara dengan sang istri.

Untuk melupakan kenyataan hidup saat ini,Fadly berusaha untuk terlelap. Dan berharap mendapatkan mimpi yang indah agar bisa melupakan kekesalannya sejenak. Andaikan waktu bisa diputar,ia lebih memilih tak menikah saja. Niat hati ingin memiliki seseorang yang akan mengurusnya dan mengurus semua kebutuhannya sama seperti saat bersama Kiara,namun naas,malah dirinya yang dibuat capek dan sakit kepala. Kini berbalik,Dirinyalah yang mengurus sang istri.

Hari ini,Lia terbangun pagi sekali karena harus membuat sarapan. Wanita itu merasa malu karena beberapa hari kemarin selalu suaminya yang menyiapkan sarapan. Dan saat ini ia berinisiatif untuk membuatkan makanan sederhana demi menyenangkan hati pria yang dicintainya itu.

Dengan berbekal tutorial cara memasak yang ia pelajari dari YouTube,dirinya mencoba untuk membuat nasi goreng. Hal pertama yang ia lakukan adalah menyiapkan bumbu. Dan untuk pertama kalinya Lia belajar mengupas bawang. Matanya sampai berair seperti orang yang sedang menangis.

"Huh! Masak nasi goreng saja,ribet sekali. Aku benci mengupas bawang!" Gerutu Lia dan melempar kulit bawang begitu saja ke tempat sampah hingga berceceran.

Beberapa menit kemudian akhirnya Lia berhasil membuat nasi goreng. Dengan penuh percaya diri ia langsung menyajikan di atas meja dan bergegas menuju kamar untuk membangunkan sang suami.

"Eh,ternyata udah bangun ya Mas ? Yuk kita sarapan sekarang ,aku sudah bikin nasi goreng." ajak Lia dan langsung menarik tangan suaminya.

"Wow,benarkah ? Ayok kita pergi sarapan. Aku sudah sangat lapar." Ujar Fadly penuh antusias,membuat sang istri tersenyum senang. Sambil bergandengan tangan,kedua pasangan baru menikah itu menuju meja makan bersama.

"Hueeek !" Fadly berlari menuju wastafel memuntahkan makanan yang hampir saja tertelan.

"Kenapa Mas ?" Tanya Lia dengan panik.

"Astaga,berapa banyak garam yang kamu taruh? Asin sekali." Fadly tampak kesal. Namun ia tak berani marah.

"Aku lupa Mas." jawab Lia dengan polosnya.

Mendengar jawaban sang istri Fadly hanya bisa menghela nafas panjang.

"Ya udah,kita pesan makanan saja. Kamu pesan sekarang. Aku sangat lapar dan tak bisa menunggu lebih lama lagi." Kata Fadly dan bergegas menuju dapur untuk membuang nasi goreng asin yang dibuat sang istri ke tong sampah.

"Aku pikir semua wanita pasti bisa memasak. Tapi ternyata aku salah." Gumam Fadly kesal sambil terus melangkah ke dapur. Dan .....

"Oh ya ampunnn ...... Dapurnya berantakan sekali. Padahal kemarin aku udah bersihkan." Omel Fadly sangat kesal melihat penampilan dapurnya yang begitu berantakan. Pria itu menyugar frustrasi rambutnya sambil sesekali memijat keningnya yang terasa berdenyut. Pagi-pagi dirinya sudah dibuat kesal oleh istri baru pilihan ibunya.