NovelToon NovelToon
Senandung Penantian

Senandung Penantian

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Oksigen TW

Cerita ini benar karya orisinil Author.

✅️ Bijak dalam membaca
✅️ Mohon saran dan kritik yang membangun
❌️ Tidak boomlike dan lompat bab

Uswa wanita yang penuh luka, menemukan secercah cahaya dalam sorot mata Hanz, seorang nahkoda yang ia temui di dermaga.

Gayung pun bersambut, bukan hanya Uswa yang jatuh hati, namun Hanz juga merasakan getaran kecil di hatinya.

Seiring berjalannya waktu, rasa di antara keduanya semakin besar. Namun, Uswa selalu menemukan ketidakpastian dari kegelisahan Hanz.

Uswa pun terjebak dalam penantian yang menyakitkan. Hingga akhirnya, ia dipertemukan oleh sosok Ardian, pria yang berjuang untuk Uswa.

Lantas, kisah mana yang akan dipilih Uswa?

Tetap menanti Hanz yang perlahan memulihkan luka, namun selalu berakhir dengan ketidakpastian?

Atau membuka lembaran baru bersama Ardian yang jelas memiliki jawaban yang sudah pasti?

Ikuti kisah dan temukan jawaban Uswa pada cerita Senandung Penantian.

Cover by Ig : @desainnyachika
Ig : @oksigentw
TT : @oksigentw

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksigen TW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Malam yang melelahkan bagi Uswa, setelah seharian bergelut dengan pekerjaan dan perasaannya. Selesai melaksanakan salat isya, Uswa dengan malas keluar rumah, menuju coffe shop yang ada di sebelah market, dekat rumahnya. Uswa sengaja berjalan kaki, rasanya sangat malas harus mengendarai motor. Kalau bukan sahabatnya yang memintanya datang, ia tidak akan keluar rumah.

Uswa yang sudah sampai di coffe shop, langsung mengedarkan pandangan, mencari keberadaan sahabatnya. Uswa tersenyum terkecil, saat matanya menangkap lambaian tangan sahabatnya, dari tempat duduk yang ada di bawah pohon flamboyan. Ia langsung melangkah, menuju di mana sahabatnya berada.

"Jalan?" tanya Dila, saat Uswa telah duduk di sampingnya. Uswa hanya membalas dengan anggukkan kecil.

Uswa terdiam, ia langsung melipat tangannya di atas meja. Uswa langsung menidurkan kepala di atas lengannya sendiri, sedangkan wajahnya menghadap ke arah Dila.

"Ngapo kau ni?" tanya Dila, heran akan sikap sahabatnya. (Kamu kenapa?)

Uswa hanya menggeleng pelan. Ia enggan menjawab pertanyaan Dila. Pikirannya tertuju pada bingkisan dari Hanz, yang entah di mana keberadaannya. Uswa berharap, ia dipertemukan dengan pria yang mengambil totebag-nya.

"Nggak mau cerita?" goda Dila, yang menyenggol lengan Uswa. Lagi-lagi Uswa hanya menggeleng pelan, ia merasa tidak memiliki tenaga menjawab ocehan sahabatnya.

"Okelah, nggak apa-apa, yang penting kau di sini, menemaniku." ujar Dila, sembari memeluk dan menggoyangkan tubuh Uswa.

"Heemm ..." dehem Uswa, menjawab celotehan Dila.

"Mau pesan apa? Biar aku chat Fajar," ucap Dila, yang menyebutkan nama tunangannya.

Coffe shop itu memang milik tunangan Dila, sekaligus sahabat Dila dan Uswa. Dila memang selalu minta ditemani Uswa, jika berkunjung ke coffe shop milik Fajar. Dan malam itu, Dila dan Fajar berniat mengenalkan Uswa dengan sahabatnya Fajar, yang baru beberapa minggu di Dumai.

"Seperti biasa," jawab Uswa, pelan dan singkat.

Dila menggeleng dan tersenyum melihat sikap Uswa. Ia yakin perasaan Uswa sedang tidak baik-baik saja. Karena Dila paham bagaimana Uswa, ia lebih memilih untuk tidak bertanya lebih, jika Uswa ingin bercerita, maka dia akan bercerita sendiri. Dila langsung mengirim pesan pada Fajar, memberitahu pesanan Uswa.

Tidak memerlukan waktu lama, Fajar datang membawa nampan berisi lemon teh panas bersama kebab dan kentang goreng. Fajar langsung meletakkan nampan di hadapan Dila, sedangkan matanya seakan bertanya pada Dila apa yang terjadi dengan Uswa.

Dila hanya menggeleng pelan. Ia mengisyaratkan Fajar untuk tidak bertanya lebih pada Uswa. Fajar yang juga paham pada Uswa, ia hanya mengangguk-angguk, sembari duduk di hadapan Dila dan Uswa, yang dipisahkan oleh meja.

"Di minum ini," ujar Fajar pada Uswa, sehingga Uswa pun mengangkat kepala dan merapikan hijab sorongnya.

"Terima kasih," jawab Uswa, menatap Fajar yang menyodorkan lemon teh favorit Uswa.

Karena udara yang cukup dingin, Uswa menarik gelas lemon teh panas, dan memegangi gelas itu. Secara perlahan, Uswa mengangkat gelas dan menyeruput lemon teh hangat dengan khidmat.

"Enak?" tanya Fajar, membuat Uswa menatap sinis. Fajar pun tertawa mendapat tatapan sinis dari Uswa. Sedangkan Dila, ia hanya menggeleng melihat keusilan tunangan sekaligus sahabatnya.

"Eh, Wa ..." panggil Fajar, yang hanya direspon dengan tatapan oleh Uswa. "Aku mau mengenalkan seseorang samamu," imbuh Fajar, melanjutkan kalimatnya.

Uswa menghela napas berat, ia meletakkan gelas di hadapannya. Uswa bergantian menatap Fajar dan Dila yang menyengir, menampakkan barisan gigi putih dan rapi.

"Bukan aku, Wa ..." kilah Dila, tangannya membuat gerakan tanda silang di depan dadanya.

"Berteman aja, loh. Dia sahabatku, Wa. Baru sekitar dua minggu di sini. Minggu pertama dia di sini, dia joging di dermaga, dia nampak kau di sana. Awalnya dia kira, ya ... biasalah perempuan pulang kerja, main ke dermaga, rupanya minggu sore kau ke sana juga. Nah, kemarin ini ... jumat sore dia nampak kau lagi. Sabtu dan minggunya dia nampak kau sama laki-laki. Hari ini dia pun nampak kau sama laki-laki," tutur Fajar, menjelaskan panjang lebar.

Dila yang juga baru mendengar penjelasan Fajar, langsung menatap lekat Uswa yang tidak merasa bersalah. Dila menelisik, melihat rahasia yang disembunyikan sahabatnya.

"Kenapa?" heran Uswa, melihat tingkah Dila yang penuh selidik.

"Laki-laki mana bersamamu?" celetuk Dila, penasaran.

Uswa menghela napas, ia kembali menyeruput lemon teh. Sesaat, ia masih hening tanpa kata menjawab rasa penasaran kedua sahabatnya. Dan akhirnya, Uswa menjawab dengan ekspresi meragukan.

"Yakin ... yang dilihat sahabatmu itu saya?" tanya Uswa, membuat kesal Fajar dan Dila.

"Awalnya aku nggak yakin. Cuman, yang rutin ke dermaga jumat dan minggu sore itu kan kau. Penjaga pos aja paham samamu. Aku nunjukkan fotomu, dan dia bilang kalau di dermaga itu sesuai sama fotomu. Rupanya dia minta ketemu samamu. Baru magrib tadi dia ngabari aku." jelas Fajar.

Uswa pun menyerah, ia bergantian menatap Dila dan Fajar, yang seakan penuh harap mendengar penjelasannya. Ia menceritakan pertemuannya dengan Hanz, bahkan ia menceritakan apa yang dialaminya, hingga membuat Hanz dan dia memiliki perasaan yang sama.

Uswa menceritakan tanpa ada yang dilewatkan, Fajar dan Dila juga sudah mengetahui apa yang dialami oleh Uswa. Mereka berdua juga mengetahui, apa penyebab Uswa mengalami serangan panik, yang jelas membahayakan dirinya.

"Terus ... lanjutan hubungan kalian gimana?" desak Dila, yang jelas ingin tahu, karena ia tidak ingin Uswa merasakan ketidakpastian.

"Entahlah ..." lirih Uswa, ia kembali menyeruput lemon teh yang mulai menghangat.

Fajar dan Dila hanya saling pandang. Mereka khawatir Uswa akan sakit hati, karena ini adalah pertama kali Uswa rasakan. Sebelumnya Uswa selalu menutup diri dan hati. Pada Fajar dan Dila saja, setelah beberapa tahun berteman, Uswa baru mau terbuka.

"Pokoknya ... kalau ada apa-apa cerita. Jangan dipendam, jangan nunggu capek. Kami nggak tau kalau kau nggak cerita. Kalau kau butuh, kau bisa telepon aku atau Fajar." tegas Dila, jelas terdengar tidak menerima penolakan dari Uswa, yang hanya dibalas anggukan kecil dari Uswa.

"Jadi ... kau mau aku kenalin sama sahabatku, kan?" tanya Fajar.

"Ya ... kalau mau berteman, nggak apa-apa." jawab Uswa, santai tanpa merasa ada paksaan.

"Sebentar lagi dia datang. Aku tadi titip bakso sama sate. Lapar juga aku, belum makan. balek kerja langsung ke sini, untung anak-anak itu paham tugasnya. Aku nggak terlalu capek persiapan." keluh Fajar, yang sudah menjadi kebiasaanya, mengeluh di hadapan Uswa dan Dila.

"Jangan ngeluh. Katanya mau buat wedding dream untuk Dila," goda Uswa, menyikut lengan sahabatnya.

"Apaan, sih? Aku nggak minta, kok." gerutu Dila, namun ia tersipu malu.

"Memang nggak minta, Sayang. Tapi, aku mau ngasih yang terbaik untukmu," ujar Fajar, sembari meraih dan menggenggam tangan Dila, membuat Uswa memutar bola mata malas, karena merasa seperti anti nyamuk di sana.

"Mulut buaya kalau ngomong ...."

Tiba-tiba dari belakang Fajar, terdengar suara berat pria dengan berpawakan tinggi, tegap, yang berpakaian santai, namun sangat rapi. Fajar yang disikut bahunya pun kaget, dan menoleh ke arah sumber suara.

"Eh, bro ...."

Spontan Fajar langsung berdiri. Ia pun menerima bungkusan yang disodorkan oleh pria itu. Sedangkan Uswa, ia menatap sesuatu yang ditenteng pria itu. Ya. Totebag yang sangat dia kenal, yang telah membuatnya marah dan kesal.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Sahabat ... datanglah padaku. Aku siap untuk direpotkan setiap saat, karena yang kuinginkan adalah kita sama-sama tersenyum....

...~Oksigen TW~...

...****************...

1
🌺Fhatt Trah🌺
jujur aja mas. jgn disimpen dlm hati
Oksigen TW: Entahlah, Hanz terlalu diam dengan perasaannya/Frown/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
uswa udah benci banget ya sama ayahnya
Oksigen TW: Antata benci dan takut, Kak😔
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
mata tidak mungkin bohong ya hanz
Oksigen TW: Betul banget/Sob/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
itu jawaban yg tepat
Oksigen TW: Tepat berujung salting/Chuckle/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
cara penulisan authornya rapi. sukses dengan karya keren ini kk👍🏻👍🏻
Oksigen TW: Harus banyak belajar sama Kakak
Oksigen TW: Aamiin. Terima kasih, Kak
total 2 replies
🌺Fhatt Trah🌺
ayahnua punya istri yg lain kah
Oksigen TW: Iya, Kak😭
total 1 replies
mama Al
bunga untuk uswa

salam dari radar cinta Andara
Oksigen TW: Uswa : Terima kasih banyak, Kak😘
total 1 replies
mama Al
betul
Oksigen TW: Tapi, siap menanggung sakit yang luar biasa/Sob/
total 1 replies
mama Al
kau menggantungkan hubungan ini
Oksigen TW: Memang keterlaluan Hanz itu, Kak/Sob/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
🌹🌹 + subs sudsh meluncur. semangat ya thor
Oksigen TW: Waahh ... terima kasih, Kakak😘🫶
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
cieeee ... yg ditunggu-tunggu🤭🤭
berdebar debar pasti itu hati
Oksigen TW: Banget, Kak🤣
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
di mana itu kota Dumai Thor?
kukira dunia maia🤭
Oksigen TW: Di Provinsi Riau, Kak
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
aku mampir thor. nyicil dulu ya
Oksigen TW: Terima kasih, Kak e. Ntar saya mmpir balik.🫶
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
inikah yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama?
untung gk jatuh ke dermaga ya Hanz, tapi jatuhnya ke hati Uswa🤭
Oksigen TW: Untung Hanz jago renang, jaga2 dia jatuh ke dermaga karena kekonyolan Uswa/Facepalm/
total 1 replies
🌺Fhatt Trah🌺
bilang aja cantik, mas. pake basa basi lagi🤭
Oksigen TW: Basa basi berujung cinta/Facepalm/
total 1 replies
mama Al
3 iklan untuk author
Oksigen TW: Terima kasih, Kak🫶
total 1 replies
mama Al
bahasanya keren
Oksigen TW: Punya Kakak jauh lebih keren😭
total 1 replies
mama Al
Yadi ternyata suka gosip juga
Oksigen TW: Bukan main si Yadi, Kak😭
total 1 replies
mama Al
sabar uswa

laut kan sering tidak ada sinyal
Oksigen TW: Sedih ya, Kak😭
total 1 replies
Dewi Payang
10 iklan buat kak Author, cemangatz💪
Dewi Payang: Sama2 kak🫰🫰
Oksigen TW: Terima kasih banyak, Kak🫶
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!