ANTARA KITA

Nara berjalan ke roftoop, namun ia tak sengaja berpapasan dengan kenzo di tangga roftoop yang hendak turun. kenzo hanya melirik nara sekilas lalu ia berjalan melawati nara tanpa mengeluarkan sepatah kata. Jujur, hal itu bisa membuat hati nara sakit. Nara melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga.

Nara berjalan pelan mendekati juan dan yang lainnya sedang bernyanyi dan bermain gitar.

“Bro, bidadari sudah sampai”ucap leo menyenggol lengan juan.

Juan menoleh ke belakang, ia sedikit terkejut melihat nara yang memakai makser padahal ia tau perempuan itu sangat tidak suka menggunakan masker.

“Sini”ucap juan menepuk tempat kosong disampingnya.

“Ada apa?”tanya Nara masih berdiri di tempatnya.

“Duduk dulu”pinta juan.

“Aku disini aja”ucap nara membuat juan heran.

“Tumben kamu pake masker, kenapa?”tanya juan.

“Aku lagi pilek”jawab nara,

“Nggak usah bohong!, duduk dulu disini”ucap juan, namun nara hanya menggelengkan kepalanya.

Juan yakin nara sedang ada masalah, akhirnya dia pun bangun dan menarik lengan nara agar menjauh dari sana. Sekarang mereka ada di pojok yang sedikit jauh dengan teman-temannya juan.

Juan dan nara duduk di sebuah bangku panjang yang ada disana, Juan menatap nara membuat perempuan itu membuang mukanya.

“Buka masker lo!, nggak biasanya lo pake masker”ucap juan.

“Nggak mau, orang lagi pilek juga”kekeh nara.

“Gua tau lo nyembunyiin sesuatu, buka!”seru juan.

Melihat nara yang hanya diam saja, juan dengan cepat membuka masker yang menutupi wajah nara, ia kaget melihat pipi nara yang bengkak dan juga luka lebam yang semakin berat.

“Nara, kok bisa kayak gini?”tanya juan khawatir, ia menyentuk pipi nara membuat nara meringis.

“Aws, jangan di tekan”ucap nara menjauhkan tangan juan dari pipinya.

“Siapa yang lakuin ini?”tanya juan serius.

“Si nenek lampir itu?”tanya juan, nara hanya diam.

“JAWAB NARA!”Bentak juan, spontan hal itu membuat nara kaget bahkan teman-temannya yang sedang bernyanyi juga ikut kaget, kenzo yang baru saja tiba juga kaget ia hampir menjatuhkan ponselnya.

Kenzo dan yang lainnya melihat ke arah juan yang tampaknya sedang emosi.

“J-juan?”lirih nara.

“Maaf!”lirih juan, ia membawa nara kedalam dekapannya.

“Maaf gua lepas kendali, gua nggak bisa lihat lo kaya gini, ra. Lo itu udah gua anggap adik gua, dulu lo bahagia banget, sejak lo pindah lo jadi menderita. Gua cuma mau lo kayak dulu lagi, ceria kayak dulu lagi”ucap juan.

“Ra, kalau emang disana bikin lo menderita. Pindah ra jangan disana lagi. Masih ada gua ada ibu ada ayah gua yang sayang sama lo, gua nggak mau lo kayak gini”ucap juan memeluk erat tubuh nara.

“Hiks ju, kata nenek mereka baik tapi kenapa mereka jahat? Ayah jahat ju, ayah hanya diam saat aku di marahi bahkan di tampar sama mama, ayah hanya diam melihatnya hiks”

“Aku anak ayah kan ju? Tapi kenapa aku seperti orang lain disana? Hiks”tangis nara pecah, ia menggeluarkan semua unek-eneknya.

“Hiks kata nenek aku nggak boleh benci ayah, tapi aku udah terlanjur benci. Hiks aku salah ya ju?”

Juan mengusap punggung nara, “dari dulu aku bermimpi bisa pergi ke tempat-tempat indah sama ayah jika nanti ayah datang menjemputku, tapi semua itu tidak ada. Aku mempunyai ayah tapi tidak dengan perannya, bahkan dihatiku aja tidak ada dirinya. Aku membenci ayah! Hiks”

“Ayah selalu percaya apa yang dikatakan oleh mama tapi tidak percaya dengan apa yang ku katakan. Sakit ju sakit!. Saat mereka liburan keluar negeri aku malah di tinggal, janganan keluar negeri ke taman kota bareng aja aku nggak pernah diajak”

“Ju, aku nggak kuat, tapi cuma mereka yang aku punya. Walaupun aku membenci mereka, aku masih ada sedikit rasa sayang ke mereka”

Nara terus menanggis di pelukan juan, hana juan tempatnya bercerita juan tempatnya pulang jika ia ada masalah.

Juan memeluk nara erat memberikan ketenangan untuk gadis itu, ia juga sakit mendengar perkataan nara, ia selalu ada jika nara membutuhkannya. Hanya keluarga juan yang benar-benar paham gimana kondisi nara. Nara juga sangat menyanyangi keluarga juan, disana juga tempat ia berkeluh kesah. Rasa kasih sayang yang diberikannoleh keluarga itu mampu membuatnya nyaman berada disana tidak seperti keluargannya sendiri yang justru memberinya luka.

...----------------...

Di kantor david, ia baru saja selesai makan siang bersama clientnya. Sekarang ia berada di ruangannya sedang memeriksa beberapa berkas yang harus ia tanda tangan. pandangannya teralihkan pada layar ponsel yang menyala karena seseorang mengirimkannya pesan. dengan malas david mengambil ponselnya.

“Nomo yang nggak dikenal?”gumamnya. Lalu ia membaca pesan yang dikirimkan oleh nomor itu.

Unknown | selamat siang pak david terhormat. Saya dengar anda akan membesaskan anak kesayangan anda sore ini, benarkah itu?

Unknown | bapak, anak bapak telah menipumu, dia di penjara bukan karena berantam ataupun balap liar. dia di penjara karena ia sedang berpesta narkoba dan juga minuman keras, apa bapak tau anak bapak itu penggila s*x? Bahkan ia melecehkan anak-anak di bawah umur demi nafsunya itu!

Nomor tak di kenal itu juga mengirim beberapa foto arthur yang berada di club malam bersama wanita bayarannya, terlihat mereka sedang bercumbu mesrah disiana bahkan wanita itu berada di atas pangkuan arthur dengan di tangan arthur segelas bir.

David sangat terkejut dengan fakta itu, rahangnya mengeras saat melihat jelas foto arthur.

Unknown | sepertinya bapak akan terkejut dengan berita ini, silahkan tanya pada polisi yang menangkap anak anda saat itu. Wah bukankah ini berita yang hot? Putra dari admaja group memperk*** anak-anak di bawah umur bahkan menggunakan narkoba.

Lagi lagi david mengeraskan rahangnya membaca pesan itu, ia mengepalkan tangannya kuat hingga urat-urat tangannya nampak jelas.

Unknown | jangan pernah coba-coba untuk melepaskan arthur dari penjara! Biarkan ia menjalani hukumannya, jika tidak saya akan menyebarkan semua foto ini ke media sosial. Dan satu lagi!, penyesalan selalu datang di akhir, jadi hargai dia selagi dia masih menganggapmu ada.

David bingung dengan pesan terakhir, namun ia tidak memperdulikan itu, ia sekarang garus ke kantor polisi untum mencari kebenaran yang ada.

“Saya harus kesana! Jika benar arthur melakukannya! Saya tidak akan pernah membebaskannya!”ucap david kecewa.

Perasaannya saat ini campur aduk, ia sangat emosi mendengar fakta tentang arthur, arthur benar-benar membuatnya malu. David meremas kuat ponselnya lalu keluar dari ruangannya.