AKU BUKAN PELAKOR

Entah lah dan sekarang aku mau ke kantor polisi agar semua nya lebih jelas,"ucap Aldo.

"aku ikut Do,"ucap Nabila.

"Sayang kamu di rumah aja ya sama ibu, ingat kondisi kamu belum sepenuh nya pulih. Aku takut kenapa-napa nanti nya,"ucap nya lembut sambil membujuk.

"apa yang di kata kan suami kamu benar nak,"ucap ibu Sari.

"tapi bu....,"ucap Nabila terpotong.

"Sayang dengarin aku, semua akan baik-baik aja ok."

Nabila pun hanya mengaguk sebagai jawaban. Melihat istri nya yang patuh membuat Aldo tersenyum dan segera pergi meninggal kan istri beserta ibu mertua nya.

"bu aku takut Monika akan berbuat nekat kembali,"ucap nya sedih.

"jangan terlalu kawati nak, kita berdoa saja agar semua nya baik-baik saja,"ucap ibu sari.

Sedang kan di sisi lain, seorang wanita sedang merebah kan tubuh nya di sebuah ranjang. Ia memejam kan mata nya sejenak, dan membuka kan kembali lalu tersenyum bahagia. Ya dia adalah Monika dan sekarang dia sedang menyewa kamar hotel ia sengaja pergi kesana karena ingin bersembunyi terlebih dahulu. ia bahagia akhir nya rencana nya berhasil.

"akhir nya bisa lolos juga, dari para polisi bodoh itu. Siapa suruh mereka percaya hahahaha."

"Nabila tunggu saja pembalasan ku,"ucap nya.

"aku pasti kan hidup mu akan hancur, dasar pelakorrrrrr,"teriak nya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu, membuat ia agak sedikit kesal karena sudah menggagu suasana hati nya.

"siapa si yang ketuk ganggu aja,"kesal nya.

Dengan sangat kesal Agnes segera bangkit untuk membuka pintu kamar tersebut.

"permisi apa benar di kamar ini atas nama Monika?"ucap pelayan.

"ya saya sendiri ada apa?"ketus nya.

"ini saya mau mengantar kan paket anda."

"oh ya udah makasih, dan kamu boleh pergi,"ucap nya.

pelayan itu membungkuk dan pergi dari sana.

sedang kan Monika langsung masuk, dengan membawa paket nya yang terbungkus di dalam kotak sedang.

Dan langsung membuka kotak tersebut, yang berisi kan sebuah jaket hitam, topi, dan kaca mata hitam. Dan itu ia guna kan untuk sebuah penyamaran.

"dengan ini tidak akan ada orang yang akan mengenali ku,"ucap nya tersenyum.

Hari sudah menjelang siang.

Nabila saat ini sedang kedatangan beberapa tamu. Ya itu teman-teman sepekerja nya.

mereka sengaja datang ke rumah Nabila karena ingin melihat kondisi sahabat nya.

"Bil bagai mana kondisi kamu? Maaf ya waktu kamu di rawat kita gak ada yang bisa jenguk,"ucap Agnes.

"Alhamdulilah sudah membaik, iya gak papa kok aku ngerti jadi tenang aja aku gak akan ngambek,"ucap nya terseyum canda.

"oya ini kita bawain buah-buahan untuk kamu di makan ya,"ucap Dewi sahabat nya.

"ah kalian ini pake repot-repot segala tapi makasih ya nanti aku makan."

"sama-sama,"ucap Agnes dan Dewi bersama.

"eh eh trus gimana cerita nya, waktu kamu di culik mereka gak macam-macam kan sama kamu?"ucap Agnes penasaran.

"Mereka terus menyiksa ku tampa memberi ku makan,"ucap Nabila mulai sedih karena mengingat kembai.

"ih jahat banget si mereka, tapi untung aja Aldo bisa nemuin kamu kalau gak."

"ih gak tau deh gimana jadi nya,"ucap nya sambil berhayal hal yang buruk sampai membuat nya merinding sendiri.

"iya jadi kamu harus bersyukur memiliki suami seperti Aldo, ya walau pun kamu hanya istri ke dua nya."

"tapi Dia sangat menyayangi mu dengan tulus,"ucap Dewi.

Agnes dan Dewi adalah sahabat Nabila sejak kecil jadi mereka sedikit tau. Tentang kisah cinta teman mereka, yang dulu pernah berpisah dengan suatu keadaan yang sangat terpaksa.

Skip 1 minggu kemudian.

Saat ini Sepasang suami istri sedang duduk di ruang tamu. Menonton televisi sambil menikmati cemilan.

Menatap sang istri. "sayang ada yang ingin aku bicara kan sama kamu,"ucap Aldo.

"mau bicara apa Do?"ucap Nabila yang masih fokus dengan televisi.

"aku mau ngajak kamu pindah ke rumah ku gimana, kamu mau kan?"

"kenapa tiba-tiba, trus kalau aku ikut kamu ibu gimana."

"sebenar nya aku udah lama mau ngomong soal ini tapi aku takut kamu menolak nya,"keluh Aldo.

Di saat lagi berbicara serius, tidak sengaja ibu Sari mendengar percakapan mereka. Lalu ia berinisiatif menghampiri anak dan menantu nya.

"ibu gak papa, lagi pula kamu kan sudah menikah, jadi wajar saja jika kamu ikut dengan suami mu,"jelas ibu Sari.

"tapi aku kwatir ninggalin ibu sendiri, gimana kalau ibu kembali sakit dan aku gak ada,"ucap nya takut.

"kamu tenang aja, kalau nanti ada yang ibu rasa kan ibu akan segera menghubungi kamu."

"ingat kamu sudah menjadi seorang istri, dan istri harus menuruti apa kata suami,"jelas ibu nya.

"tapi ibu juga bisa kok ikut dengan kami,"ucap Aldo.

"tidak nak, ibu tidak mau meninggal kan rumah ini. Karena rumah ini ada lah satu-satu nya peninggalan ALM ayah Nabila,"ucap Ibu Sari.

"dan satu lagi ibu titip Anak ibu sama kamu ya, kalau di bandel hukum aja gak papa,"canda ibu Sari.

"ih ibuuuuu,"rengek nya.

"hahahaha siap laksana kan bu,"ucap Aldo sambil tertawa.

Skip pagi hari.

"sayang aku jalan kerja dulu ya, oya ya pulang nanti kita udah pindahan jadi kamu bisa berkemas dari sekarang."

Mengaguk. "iya-iya."

setelah berpamitan Aldo langsung masuk ke dalam mobil. Dan melajukan Kendaraan nya dengan ke cepatan sedang.

Sedang kan di sisi lain Monika sudah siap dengan rencana yang, sudah ia susun seminggu ini. Apa lagi kalau bukan untuk mencelakai Nabila.

"sebentar lagi kamu akan musnah Nabila, hidup mu akan penuh penderitaan,"ucap nya tersenyum licik.

Kembali pada Nabila.

"kamu udah selesai berkas nya nak?"

Mengaguk. "udah bu tapi ini cuma separo aja pakain yang aku bawa gak semua nya."

"kenapa gitu, kenapa gak semua nya?"

"ya sapa tau jika aku mau menginap di sini kan gak perlu bawa pakain lagi bu, biar gak repot nanti nya,"jelas Nabila.

"oo begitu, ya sudah terserah kamu aja."

"oya bu aku mau minta izin ke cafe dulu ya, mau kasih surat Risen sama bos ku, sekalian pamitan sama teman-teman."

"ya udah tapi ingat jangan lama-lama."

Nabila pun hanya mengagguk sebagai jawaban.

Setelah berpamitan ia segera keluar untuk pergi menuju sebuah cafe di mana tempat ia bekerja.

Ya Nabila sudah memutus kan untuk berhenti bekerja, menuruti kemaun sang suami. Walau berat rasa nya tapi mau tidak mau ia harus melakukan kan. Karena ia tidak mau menjadi istri durhaka yang tak mau menuruti apa kata pak suami.