Sepupu Perempuanmu Adalah Maut

KeEsokan harinya Tania memutuskan untuk pergi ketika mendapat pesan dari seseorang. Ya dia adalah Kenzi.

Ting..

"Kita ketemu di cafe biasa."

Tania pun bersiap-siap untuk pergi. Ansel yang melihat itu mulai curiga dengan istrinya dan berniat mengikutinya.

"Aku pergi dulu ya. Aku mau ketemu teman aku." Ucap Tania.

"SePagi ini?" Tanya Ansel. Tania pun mengangguk.

Tania pun berjalan turun ke bawah.

"Nia kamu mau kemana sayang?" Tanya Mama Novi.

"Nia mau keluar. Udah lama Nia ngak olahraga. Nia mau pergi lari pagi Mah." Bohong Tania. Maaf, Mah aku terpaksa bohong. Ucapnya dalam hati.

"Kenapa pergi sendiri sayang? Ansel ngak nemenin kamu?" Tanya Mama Novi.

"Ngak Mah. Nia ngak enak ganggu Ansel. Lagi pula tadik malam dia begadang karena sibuk bekerja." Ucap Tania. Mama Novi mengangguk.

"Yasudah kalau begitu. Kamu hati-hati ya sayang." Ucap Mama Novi. Tania pun tersenyum dan berjalan pergi.

Setelah kepergian Tania, Ansel pun turun dari kamarnya dan berjalan dengan buru-buru. Tanpa di sadari Dian ada di sana dan melihat Ansel yang keluar dengan buru-buru. Sedangkan Tania tersenyum menyeringai melihat Ansel di belakang mobilnya.

"Aku harus ikutin mereka." Ucap Dian dan berjalan pergi.

...****************...

Tania yang sudah sampai di Cafe dan menghampiri Kenzi

"Hi Ken."

"Hi baby. How are you." Ucap Kenzi yang langsung memeluk Tania. Sedangkan Ansel yang melihat itu mengepalkan tangannya marah.

"Aku baik, Ken." Ucap Tania tersenyum.

Bugg...Buggh...Buggh

Ansel yang datang dan memukul Kenzi. Dia tidak bisa menerima istrinya di peluk oranglain. Tania yang melihat itu berusaha menghentikan Ansel.

"Hentikan." Ucap Tania marah. Tapi Ansel tidak tidak memperdulikannya.

 "Aku bilang hentikan!!!!Kenapa kamu memukulnya?" Tanya Tania dengan marah. Tania pun membangunkan Kenzi.

"Kamu ngak papa kan, Ken?" Tanya Tania khawatir. Kenzi pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum ke Tania.

"Ternyata kamu ngak sebaik yang aku kira ya. Kamu udah selingkuh di belakang aku. Wanita murahan!" Ucap Ansel. Tania yang mendengar itu merasa marah. Begitupun Kenzi yang tidak terimah dengan ucapan Ansel.

Buggh....Buggh...Buggh..

Kenzi memukul Ansel habis-habisan. Sedangkan Tania terdiam di tempat. Tak terasa air matanya jatuh setelah mendengar perkataan Ansel.

"Dengarkan baik-baik. Jangan bilang satu kata lagi tentang Tania. Atau aku akan memberikan kamu pelajaran yang tidak pernah kamu lupakan seumur hidup." Ucap Kenzi . Dian pun datang dan menghampiri Ansel. Dian pun membangunkan Ansel yang sudah lemas.

"Kakak ngak papa, Kan?" Tanya Dian. Ansel menggelengkan kepalanya.

"Aku ngak papa. Kamu di sini?" Tanya Ansel. Dian pun mengangguk.

"Kamu keterlaluan kak. Dan kamu udah nyakitin Kak Ansel demi laki-laki ini." Ucap Dian Marah

"Sudah selesai bicaranya?" Tanya Tania tersenyum.

"Apa tadik katamu, wanita murahan? Pernah ngeliat aku ngangkang dimana hmm? Kalian berdua ngak coba berkaca? Atau perlu aku beliin cermin supaya kalian berkaca dulu sebelum bicara??" Sambung Tania. Sedangkan Ansel dan Dian terdiam.

"Apa maksudmu?" Tanya Dian. Tania tersenyum dan membisikkan sesuatu ke Dian.

"Udah berapa kali kamu di pakai sama kakak kamu?" Dian yang mendengar itu langsung emosi dan ingin menampar Tania. Tapi di hentikan oleh Kenzi. Ansel pun melepas tangan Kenzi dari tangan Dian.

"Jangan berani menyentuhnya." Ucap Ansel. Ansel yang masih heran kenapa Dian semarah itu setelah mendengar bisikan Tania. Apa yang membuatnya sampai semarah itu?

"Kenapa kamu ingin nampar Tania? Dia bilang apa sama kamu?" Tanya Ansel

"Dia bilang udah berapa kali aku di pakai sama kakak hiksss....hiksss...hikss.." Ucap Dian menangis. Ansel pun langsung memeluknya.

"Apa yang kamu katakan Nia. Kenapa kamu bicara seperti itu. Jaga ucapan kamu." Ucap Ansel marah.

"Apa perlu aku kasih liat buktinya?" Tanya Tania. Dian dan Ansel terdiam. Apakah selama ini Tania tahu tentang mereka.

Tania pun membuka ponselnya dan memutar video dimana Ansel dan Dian berpelukan di Bali dan rekaman percakapan mereka.

Deg...Deg..Deg...

Dian dan Ansel mematung di tempat. Bagaimana bisa Tania tahu semuanya? Pikirnya.

"Pasti kalian berdua bertanya-tanya bagaimana aku bisa tahu." Ucap Tania

"Kamu ingat malam dimana kamu ngak ada di kamar? Di situ aku mulai curiga. Tapi aku berusaha untuk mempercayai kamu. Dan berpikiran positif. Malam itu aku mencari kamu dimana-mana tapi ngak ada. Hanya satu tempat yang ngak aku periksa adalah kamar Dian. Aku sempat berpikir kamu ngak mungkin ke sana. Dan paginya aku ke kamar Dian untuk memanggilnya sarapan . Aku sempat ketuk pintunya tapi ngak ada yang menyaut. Dan kebetulan kamarnya ngak di kunci dan aku langsung masuk dan Dian lagi ada di Wc. Saat aku mau keluar, aku ngeliat jam tangan kamu di kasur. Dari situ kecurigaanku mulai kuat. Kamu ingat waktu aku meminta ijin keluar saat kita sarapan? Di situ aku ngak benar-benar pergi. Aku memantau kalian dari luar. Dan tanpa kalian sadari aku udah nyimpen kamera di sana sebagai bukti."

"Semenjak kita menikah kamu sudah mulai berubah. Kamu ngak peduli, ngak pernah manggil sayang dan ngak mau pernah di sentuh."

"Jadi sekarang terbukti siapa yang murahan di sini. Aku ngak nyangka kalian berdua melakukan hal serendah ini." Ucap Tania. Jujur sekarang cintanya kepada Ansel menjadi kebencian. Ansel yang tiba-tiba berlutut dan meminta maaf dengan Tania.

"Maafin aku sayang. Aku khilaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku menyesal." Ucap Ansel. Tania pun menjauh. Sedangkan Dian masih terdiam.

"Aku udah maafin kamu. Tapi maaf, setelah apa yang kamu lakuin ke aku. Aku ngak bisa menerima kamu kembali. Aku akan gugat cerai kamu." Ucap Tania.

Degg...Deg...Deg...

Ansel merasa sakit mendengar ucapan Tania. Dia sangat menyesal dan baru menyadari kalau dia takut kehilangan Tania. Dia cinta sama Tania. Bukan dengan Dia. Rasa yang dia miliki untuk Dian hanya sebatas kasih sayang kakak dan adik. Dan apa yang di lakukan itu semua karena hawa nafsunya. Ngak, dia ngak mau Tania pergi dari hidupnya.

"Pliase sayang. Jangan lakuin ini. Kasih aku satu kesempatan untuk memperbaiki semuanya." Ucap Ansel yang masih memohon.

"Aku ngak bisa. Segampang itu kamu meminta kesempatan. Apakah kamu pernah berpikir tentang perasaanku saat kamu mau melakukan itu? Apakah kamu tahu bagaimana rasanya ketika orang yang kamu sayang dan percayai selama ini telah berkhianat? Apakah kamu tahu bagaimana sakitnya aku? Hancurnya aku setelah tahu semua perbuatan kamu. Aku udah ngak bisa. Kalaupun aku kembali perasaanku dan perlakuanku ke kamu tidak akan bisa sama lagi seperti dulu. Jadi percuma saja. Dulu aku sangat mencintaimu tapi setelah apa yang kamu lakukan sama aku semua cinta itu hilang dan hanya ada kebencian." Ucap Tania sambil meneteskan air matanya. Ngak! Dia ngak boleh lemah. Ini adalah keputusan terbaik untuk dirinya. Dan Ansel ngak pantas untuknya.

"Are you okey?" Tanya Kenzi. Tania pun mengangguk iya.

"Oiya satu lagi. Ini adalah Kenzi. Dia teman aku dari Australia yang baru datang kemarin." Jelas Tania. Ansel mendengar itu merasa bersalah. Karena emosinya semua jadi hancur. Tania pun berlalu pergi dengan Kenzi. Sedangkan Ansel yang terdiam menatap kepergian Tania.

"Sayang." Panggil Dian yang memeluk Ansel. Namun Ansel melepaskan pelukan Dian dan berlalu pergi. Dian terdiam dan merasa sakit dengan perlakuan Ansel. Apakah selama ini hanya dia yang berharap kalau Ansel akan mencintainya? Dan apakah selama ini dia hanya menjadi pemuas nafsu kakaknya? Pikirnya. Dian yang merasa frustasi dan berjalan pergi dan mengemudi secara ugal-ugalan. Entah dia pergi kemana.