NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Surgawi

Kaisar Pedang Surgawi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:296.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Van_Liev

Tian Guo, ahli bela diri terkuat di Daratan Zhuyun yang dihormati sebagai pemimpin Istana Surgawi, menghadapi penderitaan terbesar dalam hidupnya ketika kekasihnya, Xie Mei, dan Ketua Sekte Naga Suci mengkhianatinya saat dia berusaha naik ke Alam Immortal. Dihancurkan oleh pengkhianatan yang tak terduga, Tian Guo hampir lenyap dalam petir kesengsaraan.

Namun, takdir berkehendak lain. Seratus tahun kemudian, jiwa Tian Guo reinkarnasi ke dalam tubuh seorang bocah bernama Tang Wuying. Dengan kesempatan kedua ini dari surga, Tian Guo bersumpah untuk membalaskan dendamnya. Memanfaatkan pengetahuan dan kekuatannya yang luar biasa, dia kembali menapaki jalan bela diri yang terjal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van_Liev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14 - Kegelisahan Tang Zheng

Dalam sekejap, salah satu pembunuh bayaran menyerang dengan kecepatan tinggi, mencoba menebas Tang Wuying dengan pedangnya. Tang Wuying dengan gesit menghindar, lalu membalas dengan serangan yang menghantam tepat di dada lawannya, membuatnya terlempar ke belakang dan pingsan.

Melihat rekannya jatuh, pembunuh bayaran lainnya tidak tinggal diam. Mereka menyerang secara bersamaan dari berbagai arah, berusaha mengepung Tang Wuying. Namun, dengan kecepatan dan keahliannya, Tang Wuying berhasil menghindari serangan-serangan itu dengan mudah. Dia menangkis serangan pedang dengan lengan bawahnya, memutar tubuhnya untuk menghindari pukulan, dan melancarkan serangan balasan yang mematikan.

Tang Wuying melompat ke udara, menghindari serangan dari dua arah, dan dengan cepat menyerang dua pembunuh bayaran yang berada di bawahnya. Satu tendangan menghantam keras kepala salah satu pembunuh, sementara tinjunya menghantam perut yang lain, membuat mereka terkapar di tanah.

Hanya tersisa tiga pembunuh bayaran yang masih berdiri, mereka terlihat ragu-ragu namun tetap mencoba menyerang. Tang Wuying menggerakkan tubuhnya dengan lincah, memanfaatkan setiap celah yang ada. Dia menyambar senjata dari salah satu musuhnya dan menggunakannya untuk menangkis serangan dari dua pembunuh bayaran lainnya. Dalam beberapa gerakan cepat, dia melumpuhkan ketiganya.

Sisa satu pembunuh bayaran, pemimpin mereka, tampak gemetar melihat kemampuan Tang Wuying. Namun, dia tetap maju dengan serangan terakhirnya, mencoba menikam Tang Wuying dengan pedang panjangnya. Tang Wuying menangkis serangan itu dengan mudah, memutar tubuhnya dan memberikan pukulan yang begitu kuat hingga pemimpin pembunuh bayaran itu jatuh tersungkur, tak berdaya.

Tang Wuying menarik napas dalam-dalam, melihat sekelilingnya. Semua pembunuh bayaran terkapar di tanah, beberapa masih mengerang kesakitan. "Siapa yang mengirim kalian?" tanyanya dengan nada dingin.

Pemimpin yang masih bisa bicara, mengerang kesakitan namun tetap menjawab dengan suara yang lemah, "Kami hanya menjalankan perintah ... dari seseorang yang ingin kau mati."

Tang Wuying menatap para pembunuh bayaran yang terkapar di sekelilingnya dengan mata dingin.

"Aku adalah orang yang adil. Karena kalian datang untuk membunuh ku, seharusnya kalian juga sudah siap untuk dibunuh."

Dia menghampiri pemimpin kelompok itu yang masih terengah-engah di tanah. Pemimpin pembunuh bayaran itu menatap Tang Wuying dengan mata penuh ketakutan, menyadari akhir hidupnya yang semakin dekat. "Tolong... ampuni aku..." dia memohon dengan suara gemetar.

Wuying melihatnya tanpa belas kasihan. Tanpa ragu, dia mengayunkan pedangnya, mengakhiri nyawa pemimpin itu dalam satu tebasan. Darah menyembur, memberi warna pada pedangnya.

Pembunuh bayaran lainnya, yang terluka namun masih hidup, menatapnya dengan ketakutan. Mereka tahu bahwa tidak ada ampun bagi mereka. Tang Wuying menghabisi mereka satu per satu, memastikan tidak ada yang bisa kembali untuk melaporkan kejadian ini.

Dalam hitungan menit, hutan yang sunyi kembali senyap, hanya diwarnai oleh tubuh-tubuh tak bernyawa yang berserakan di tanah. Tang Wuying menghapus darah dari pedangnya dan mengamati sekelilingnya dengan waspada. Setelah memastikan tidak ada ancaman lagi, dia melanjutkan perjalanannya menuju Kota Yan.

...*********...

Sementara itu, di kediaman keluarga Tang, Tang Zheng duduk dengan tidak sabar di ruang pribadinya. Bayangan lilin yang berkedip-kedip memantulkan cahaya remang-remang pada wajahnya yang penuh kegelisahan. Ia menanti laporan dari pembunuh bayaran yang telah ia kirim untuk menghabisi Tang Wuying. Di dalam benaknya, ia yakin rencananya akan berjalan mulus, dan Tang Wuying akan segera menjadi mayat.

Namun, waktu terus berlalu dan tidak ada tanda-tanda dari para pembunuh bayaran itu. Tang Zheng mulai merasa gelisah. Ia bangkit dari kursinya dan mondar-mandir, sesekali melirik ke arah pintu dengan harapan mendengar kabar baik. Ketika akhirnya suara langkah kaki terdengar, Tang Zheng segera menegakkan tubuhnya, matanya penuh harap.

Seorang pelayan masuk, wajahnya tampak cemas. "Tuan, hingga saat ini belum ada kabar dari para pembunuh bayaran," katanya dengan suara rendah.

Tang Zheng mengerutkan keningnya, marah bercampur khawatir. "Apa maksudmu belum ada kabar? Seharusnya mereka sudah menyelesaikan tugasnya!"

Pelayan itu menundukkan kepala, tak berani menatap mata majikannya yang penuh amarah. "Kami telah mengirim mata-mata untuk mencari tahu, Tuan. Namun hingga kini belum ada laporan balik."

Tang Zheng memukul meja dengan keras, membuat pengawal itu tersentak. "Bodoh! Apa yang terjadi di luar sana?" teriaknya, matanya menyala penuh kemarahan.

Tang Zheng tahu bahwa ketidakpastian ini adalah ancaman. Jika Tang Wuying berhasil lolos, maka posisinya dalam keluarga Tang akan semakin kuat, dan rencana-rencana jahat Tang Zheng akan terancam. Dengan pikiran berkecamuk, ia menyuruh pengawal itu keluar dan memerintahkan lebih banyak mata-mata untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Saat pengawal itu pergi, Tang Zheng kembali duduk, kali ini dengan rasa was-was yang lebih dalam. Ia tidak tahu bahwa rencananya telah gagal, dan Tang Wuying masih hidup.

...*********...

1
Sarip Hidayat
waaaaaaah bangkit jug akhirnya
Derajat
Mengerikan Jika Iblis sdh bangun
"@Lv
Mantul thor👍
Andbie
akhirnya jalan takdir wuyin sebagsi pewaris kaisar surgawi pun menuntun nya menjadi musuh utama iblis..
Hendri Yansah
Lumayan
Hendri Yansah
Biasa
Sahrul Akbar
Bagus Thor
tetap se mangat
Dian Pravita Sari
gak da kontrol ping ceritantanya gak nyambung g putus tengah jalan
kamir
tanks thour
Sarip Hidayat
waaaaaaah sereeeeem
Derajat
kenapa Zhao Lin msh memikirkan peta
Van: alasannya ada di chapter 72
total 1 replies
Andbie
ayo wuyin cepatlah bergerak dan segera temukan harta peninggalan reruntuhan kuno tuk menambah kekuatanmu
4wied
hah, udah up tapi yang komen baru ada 3, yang minta update padahal banyak
Ramli Kaimudin
lanjut
"@Lv
Mantul thor👍👍
"@Lv
Mantul thor👍
kamir
iyaaaaa
kamir
josss
Andbie
udah shen hao kamu nurut aja sama wuyin..
Derajat
Apakah mereka berdua akan menemukan Air Kehidupan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!