Cinta Dikala Hujan

Erlan kemudia menyiapkan makanan diatas meja milik arka sambil mengambilkan makanan untuk kakaknya. Terima kasih adikku..? Ujar eliza.

"Sama sama? Erlan yang sedang makan disamping kakaknya itu tidak sengaja melihat ke arah leher eliza yang terdapat sebuah tanda berwarna merah pekat membuat erlan menyemburkan minuman yang tadi ia minum." erlan ada apa?. kakak apa ini.. Apa yang ada dileher kakak itu? Ujar erlan dengan berdiri dari tempat duduknya. Mendengar perkataan adiknya itu eliza baru mengingat bahwa semalam arka memberikannya sebuah kecupan dan ia lupa menutupinya karna semalam eliza berpakaian tertutup jadi erlan tidak mengetahuinya.

Apa mungkin itu?

Erlan jangan berpikir yang tidak-tidak, ini bukan seperti yang kamu bayangkan? Ujar eliza kepada adiknya yang sudah curiga itu. Melihat adik kakak itu arka yang baru keluar dari kamar neneknya berjalan menghampiri mereka berdua. Wah ada apa kelihatannya kalian sedang membicarakan sesuatu? Ujar arka sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Mendengar suara arka semakin membuat erlan kesal dan langsung menghajar muka arka itu.

Awww?

Erlan apa yang kamu lakukan?

Arka kamu tidak papakan, arka bibirmu berdarah biar aku obati ya? Ujar eliza.

Tidak usah kita pergi dari sini sekarang juga? Saut erlan menarik tangan eliza keluar dari rumah arka tanpa menghiraukan arka yang duduk diam diatas lantai yang memengang sudut mulutnya yang berdarah.

Erlan lepaskan aku, apa yang kamu lakukan? Diam... Kakak diam saja.. Jika kakak jadi aku kakak akan mengerti mengapa aku berbuat begini..? bentak erlan menyuruh eliza masuk. Erlan tapi tas dan ponselku masih tertinggal didalam? Saut eliza. Diamlah disini biar aku yang mengambilnya? erlan pun kembali masuk kedalam rumah arka tak lupa mengunci mobilnya dari luar agar eliza tidak kabur, tanpa menghiraukan arka yang masih duduk diam diatas lantai mengusap darah yang keluar dari sudut mulutnya, erlan langsung masuk kedalam kamar arka mengambil tas milik kakaknya itu saat erlan hendak melewati pintu keluar arka memanggilnya.

"Erlan tunggu, apa maksudmu menghajarku tadi, apa aku berbuat salah padamu sehingga membuatmu tidak menyukaiku? Tanya arka kepada adik eliza itu." Apa kamu bilang apa salahku? Erlan pun berbalik arah menghadap arka berjalan ke arahnya menarik kerah bajunya. Kamu tadi bilang apa.. Apa salahmu! Kamu pikir sendiri apa kesalahanmu.! Bentak erlan sambil mendorong arka dan pergi secepat kilat dari hadapannya menuju mobil.

"Apa yang sudah aku lakukan sehingga membuat adik eliza sangat marah? Gumam arka yang melihat mobil didepannya kini pergi menjauh dari rumahnya."

"Erlan.. Berhenti erlan berhentii.? Plak suara tamparan mengenai pipi adiknya itu membuat erlan berhenti mendadak dan membulatkan matanya melihat ke arah kakaknya." erlan maafkan aku, kakak tidak berniat menamparmu? apakah sakit?. Tanpa menghiraukan ucapan kakaknya erlan mengemudikan mobilnya lagi menuju apartermennya. Erlan bukanya ini jalan ke apartermenmu? Ujar eliza dengan bingung bertanya kepada adiknya itu. Erlan jawab aku jangan diam saja?.

Sampai di apartermen erlan menarik tangan kakaknya masuk kedalam apartermen. Erlan lepaskan aku! Jawab aku mengapa kamu mengajakku ke apartermenmu bukan pulang kerumahku sendiri? bentak eliza dengan melepaskan tangannya dari gegaman adiknya itu.

Aku ingin kakak tinggal sini?

Apa maksudmu erlan tapi barang-barangku masih ada dirumah ibu?

Aku sudah menyuruh bodyguardku untuk mengambil semua barang-barangmu dari rumah Ibu?

Tapi erlan?

Tapi apa kak, apa aku akan membiarkanmu tinggal sendiri dirumah ibu setelah aku melihat hal seperti itu? Sudahlah diam dan turuti aku, jika kamu tidak ingin menuruti perkataanku aku bisa saja bilang kepada arka bahwa Eza adalah dirimu? Perkataan erlan itu membuat mata eliza membulat besar. Erlan jangan katakan kepada arka soal itu, aku masih ingin bekerja?. Jika kakak masih ingin bekerja aku akan mencarikanmu pekerjaan tanpa harus menyamar sebagai laki-laki?. erlan aku begin...?. erlan langsung menutup mulut kakaknya itu yang masih ingin berbicara, kemudian menarik tangannya menuju kamar yang sudah dia siapkan untuk eliza.

"Mulai hari ini, ini adalah kamarmu kakak? Dan barang barangmu akan datang sebentar lagi? Aku akan pergi dulu dan jangan coba-coba kakak pergi dari apartermenku jika tidak ingin aku memberi tahu penyamaramu kepada arka? Ujar erlan yang pergi dari pintu kamar eliza tanpa menghiraukan kakaknya yang masih terdiam menelan perkataanya."

Tak beberapa lama kemudian akhirnya para Bodyguard datang membawa barang-barang milik eliza. Saat para bodyguard ingin merapikan barang-barangnya eliza menolak, akan merapikannya sendiri. Akhirnya selesai juga? Ujar eliza yang melihat ke arah cermin ternyata kecupan yang di berikan arka itu sangat merah dan sangat terlihat. Pantas saja erlan menghajar arka tanpa pikir panjang? Aku harus meminta maaf kepada adikku walau bagaimana pun aku telah menampar seorang musisi terkenal bahkan itu akan membuat para fansnya akan marah kepada siapa yang menamparnya? Gumam eliza sambil berjalan ke arah tempat tidur.

—————————

Sementara Disisi Lain.

"Erlan apa yang terjadi dengan pipimu yang bengkak itu? Apa kamu baru saja dicampakkan oleh kekasih gelapmu? tanya Managernya itu."

Apa maksudmu manager Gion! menuduhku memiliki Kekasih Gelap, aku bukan lelaki seperti itu! tamparan ini aku dapatakan dari kakakku sendiri? Saut erlan membuat gion kaget karna selama ini jadi managernya ia tidak pernah tau bahwa erlan memiliki seorang saudara. Saudara apa maksudmu erlan.

Saudara tirimu? Ujar manager gion.

Bukan dia kakak kandungku? Saut erlan

"Apa.. Kamu punya saudara kandung? Membuat manager gion sangat kaget tutur kata erlan." Tunggu jadi kakak yang selama ini kamu cari sudah ketemu? Tanya manager gion. Iya dan sekarang ia tinggal di apartermenku? saut erlan sambil menyuruh asistennya untuk mengambilkan kompres, untuk mengompres bekas tamparan itu karna besok ia akan manggung.

Apartermenmu? Apa kamu sudah tes DNA mengapa kamu langsung percaya begitu saja?. Walaupun tidak tes DNA aku sudah bisa merasakan bahwa itu adalah kakakku, bahkan tidak ada yang tau bahwa aku memiliki tanda lahir berbentuk bulan sabit di bahuku kecuali keluargaku? Ujar erlan sambil mengompres pipinya. Apa kamu memiliki tanda lahir? Mengapa aku tidak tau.. Oh tuhan dunia ini ternyata sangat luas? Saut maneger gion itu. Karna kamu tidak bertanya? ujar erlan membuat gion menarik teliganya.

Awww gion lepaskan? Gion pun melepaskannya. Yah sebelum jadi manager erlan, gion hanyalan teman sekolah waktu SMAnya namun erlan mengajaknya berkerja sama sehingga sekarang mereka seperti saudara saja. Lain kali ceritakan padaku walau pun aku telihat seperti manager yang galak? Aku juga temanmu bahkan aku menganggapmu sebagai adikku sendiri? Ujar Gion.

"Iya iya Manager gion lain kali aku ceritakan padamu hahaha? Saut erlan sambil cegegesan."