NovelToon NovelToon
Rahasia Bos Muda

Rahasia Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: elinazy

Naya terjebak ke dalam situasi yang rumit bersama dengan bos muda yakni Gavin. Mereka difitnah telah melakukan perbuatan zina hingga membuatnya harus berusaha keras membuktikan kebenaran yang sebenarnya. Apalagi mereka berdua tidak saling mencintai dan enggan menikah karena paksaan. Perjuangan kedua nya menjadi lebih sulit akibat karakter yang berbeda 180 derajat.
Akankah mereka berhasil keluar dari masalah tersebut atau justru harus pasrah menerima pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elinazy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengontrak (1)

Naya berjalan keluar mobil setelah dibangunkan Zidan. Ia menguap karena mata nya masih terasa mengantuk lalu langsung masuk ke dalam rumah hingga melupakan bos nya yang masih berada diluar.

Mila mempersilahkan Gavin untuk ikut masuk juga dengan sopan. Ia meminta nya berjalan terlebih dahulu lalu diikuti dari belakang.

"Maaf kalau tidak nyaman, beginilah adanya kondisi rumah kami" Ujar Mila beranjak ke dapur untuk membuat minuman.

"Naya" Bu Nilam mendengar kedatangan mereka hingga saat membuka pintu kamar nya langsung senang. Tubuh Naya dipeluk erat untuk melepas rindu yang terpendam.

Gavin merasakan kasih sayang seorang ibu yang melekat dalam diri Naya. Ia tertunduk lesu karena teringat masa kecil nya hingga sekarang tidak ditemani oleh sosok ibu.

"Kenalin buk, ini Gavin bos nya Naya" Zidan mengalihkan perhatian ibu nya agar Gavin tidak merasa terganggu. Meskipun ia tidak suka kepada bos muda itu tetapi karena dia berada di rumah nya dan menjadi tamu, maka sudah menjadi kewajiban untuk memperlakukan tamu dengan baik.

"Oh iya, panggil saya bu Nilam. Kamu masih muda banget tapi udah sukses ya. Pasti orang tua kamu mendidik anak nya dengan baik sampai bisa berhasil" Ujar bu Nilam melemparkan senyuman lebar.

Gavin hanya diam menatap bu Nilam tanpa menanggapi ucapan nya. Ia tidak ingin terlalu membuka latar belakang keluarga ataupun kehidupan nya kepada orang lain.

Naya jadi sedikit berpikir dengan keluarga Gavin karena selama bersama, ia tidak pernah melihat satupun keluarga nya. Rasa penasaran coba ditahan karena tidak pantas jika harus bertanya sekarang.

"Terima kasih udah antar Naya pulang. Kebetulan ini hampir jam 9 jadi sebaiknya kamu pulang saja. Bukan maksud mengusir tapi kalau di desa memang harus mengikuti aturan" Ujar Zidan kepada Gavin yang hanya menoleh ke arah nya.

"Gavin mau nginap disini kak" Sambung Naya.

"Kalau gitu biar ibuk siapkan kamar nya. Naya tidur sama ibuk ya biar kamar kamu ditempati Gavin" Balas bu Nilam.

"Gak bisa buk, kalau mau tetap di desa ini sih gak masalah tapi jangan sampai tinggal satu atap. Nanti malah jadi fitnah"

Ucapan Zidan ada benarnya juga, bu Nilam dan Naya saling memandang dengan isyarat mengiyakan.

"Kalau gitu biar Naya antar ke kontrakan nya bu Ningsih aja" Ujar Naya memberi solusi.

"Atau ke kos aja yang lebih efisien dan murah karena cuman untuk tidur sama mandi" Sambung Zidan.

Naya menatap Zidan dengan isyarat jika Gavin tidak akan mau tinggal di sebuah kos biasa. Lagipula Naya juga masih trauma jika harus mendatangi sebuah kos an.

Zidan menemani Naya pergi ke kontrakan karena tidak ingin mereka hanya berdua. Mobil Gavin sengaja ditinggal di depan rumah karena jarak nya yang dekat. Beberapa orang yang melihat Gavin tidak mengedipkan mata karena jelas sangat menonjol dari penampilan orang sekitar yang sederhana. Termasuk Naya juga lebih memilih memakai pakaian sederhana daripada menjadi bahan gunjingan satu desa.

Ketika sampai di depan kontrakan bu Ningsih, Zidan langsung mengontrak rumah itu selama satu bulan. Mereka bertiga duduk sejenak di teras sambil menunggu bu Ningsih memastikan ke dalam rumah.

"Naya, aku lupa bawa koper koperku" Ujar Gavin.

Naya bingung bagaimana cara membawa koper yang berjumlah banyak itu, kalau mobil nya dibawa sampai depan kontrakan maka akan menutupi jalan.

"Ini calon suami Naya? " Ujar bu Ningsih saat keluar rumah.

"Bukan buk, ini bos saya. Sekalian mau bilang kalau koper yang dibawa Gavin itu banyak buk, jadi boleh minta tolong dibawain kesini? "

Bu Ningsih mengiyakan namun dengan tatapan malas seolah terpaksa melakukan nya. Ia bahkan menyewakan kontrakan kepada Gavin dengan harga 2 kali lipat karena tidak ingin melewatkan kesempatan yang datang pada dirinya.

Tiba tiba beberapa warga berkumpul di depan kontrakan dengan tatapan sinis. Mulut mereka juga komat kamit saling berbisik.

"Bu Ningsih gak takut kalau nanti kontrakan nya dijadikan tempat mesum" Ujar seorang dari mereka.

"Jangan suudzon dulu, berita kemarin kan cuman hoaks katanya" Balas bu Ningsih pura pura membela.

"Halah emangnya gak lihat itu penampilan si laki laki. Kelihatan banyak duit jadi bisa lakuin apa aja untuk menutupi kesalahan"

"Iya walaupun kita orang desa, bukan berarti kita bodoh"

Zidan menarik tangan Naya untuk segera pergi, melihat kondisi warga yang mulai sahut menyahur lebih baik menghindari daripada timbul keributan.

"Tolong suruh mereka pergi atau saya gak jadi ngontrak disini" Ancaman Gavin mampu membuat bu Ningsih takut.

"Bubar aja yuk udah malem, ayo semua tidur di rumah masing masing"

Gavin memperhatikan warga yang masih diam, belum ada satupun orang yang beranjak dari situ.

"Buruan pergi ibuk ibuk, jangan buat saya rugi! " Bisik bu Ningsih mendekat kepada mereka yang langsung kembali ke rumah masing masing.

Naya merasa tidak enak kepada Gavin atas perilaku para warga yang berpikiran buruk. Apalagi ia meninggalkan nya sendiri karena paksaan dari Zidan untuk pulang.

"Mobil siapa nih? Punya kamu Nay? Hebat ya baru beberapa minggu jual diri di kota udah bisa beli mobil mahal" Ujar Bu Ussy, tetangga sebelah rumah.

"Punya Gavin, bos nya Naya" Balas Zidan ketus.

"Oh laki laki yang viral itu? Sekarang dia ada di rumah kamu? Mau ngapain? Mau nikah? "

"Masuk Zidan, Naya" Seru bu Nilam.

Bu Ussy menatap remeh keluarga mereka dengan sedikit rasa iri karena mengira kalau Naya akan menikah dengan orang kaya. Ia berharap jika lebih baik putri nya saja yang menikah dengan pria itu supaya hidup nya menjadi lebih baik. Hingga terbesit di pikiran untuk mendekatkan putri nya dengan Gavin.

Bu Nilam memberitahu kepada kedua anak nya untuk tidak menanggapi ucapan bu Ussy yang selalu membuat masalah kepada mereka. Daripada mengurusi orang seperti dia, lebih baik pergi tidur. Zidan dan Naya pun masuk ke dalam kamar masing masing.

Naya belum sempat mengambil koper yang ada di bagasi nya namun tidak menjadi masalah karena di dalam lemari masih ada satu baju. Ia merebahkan tubuh tengkurap dengan pikiran yang masih tertuju kepada Gavin. Rasa khawatir pun tiba tiba muncul hingga membuat nya susah tidur. Ia berjalan keluar rumah untuk menghilangkan rasa suntuk akibat khawatir.

Drttt.. drttt.. Ponsel Naya berdering di genggaman tangan nya.

"Halo Gavin, ada apa? " Ujar Naya mengawali pembicaraan di sambungan telepon.

"Aku gak bisa tidur, rasanya gak nyaman kalau gak dikamar sendiri" Balas Gavin yang rebahan di kasur lantai.

"Nanti juga terbiasa, udah sana coba pejamkan mata biar bisa tidur. Tadi warga gimana? mereka gak ngapa ngapain kamu kan? "

"Kamu khawatir sama aku? " Ledek Gavin membuat Naya gengsi.

Mereka berdua saling merasakan rasa nyaman saat mengobrol. Apakah ini tanda tanda orang yang jatuh cinta? Pikir nya.

Brakk..

"Aduh sial, sakit banget kena batu" Ujar seorang perempuan. Membuat perhatian Naya teralihkan.

1
konyonyod an-club
Luar biasa
∆ri/ᐠ。_。ᐟ\
Pas baca endingnya, kerasa kayak kehilangan teman baik. Pokoknya cinta banget sama cerita ini!
elinazy: makasih banget udah baca, ditunggu kelanjutan nya ya luv❤
total 1 replies
Laqueno Sebaña
Kebayang terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!