Berawal dari pernikahan yang dipaksakan dan berujung rumah tangga yang di hancurkan oleh pelakor...
Apakah Anita akan menangis dan merebut kembali suaminya??
Ohh.. tidak harga diri itu penting menurut Anita jika memang suami nya lebih memilih pelakor itu yaa serahkan saja itung-itung membantu orang yang tidak mampu mencari mendamping hidupnya. Dan memberikan barang bekas nya pada orang lain selagi masih bisa di manfaatkan kenapa tidak?
Agar tak mubazir ucap Anita.
Jahat memang mulut Anita mengatakan jika suaminya adalah barang, tapi dengan begitu ia tau apa saja yang di lakukan suaminya di luaran sana.
Apalagi soal selingkuh dan KDRT yang pernah di lakukan oleh suaminya semakin membuatnya yakin untuk menyumbangkan suaminya itu kepada orang yang lebih membutuhkan.
Dan kalau dipikir selingkuh itu macam penyakit yang tak ada obatnya selain mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku melihat mu
****
Tak lama Ardi pun terlihat membawa es jeruk dan twister anggap bener ya tulisan nama makanan ringan ini.
Ardi dengan perlahan meletakkan nampan tersebut di atas meja.
"kamu kenapa??." ucap Ardi membuka suara.
"nga papa." ucap Anita.
Sungguh ia setengah mati menahan amukan di dalam dirinya, ingin ku teriak... Ehh salah.
Anita ingin menanyakan langsung nomor dengan nama ba bi itu, pada Ardi namun ota k nya berkata tunggu dulu.
Pernah kah kalian menghadapi situasi ini?
Dimana kerja otak, hati bahkan fisik sinkron.
Itu lah yang saat ini Anita alami dada nya panas, mata nya merah menahan air mata, bibirnya ingin bersuara itu siapa, namun otak nya berpikir nanti dulu.
Cari tahu dulu semuanya, cari info sebanyak-banyaknya, jangan pernah meneteskan air mata di depan lelaki meskipun kamu sangat menyayanginya, bukan kah jika lelaki itu mencintaimu dia tidak akan menyakitimu?
Anita mengepalkan tangan menahan amarah.
Dan perlakuan itu di tangkap oleh Ardi.
"kamu kenapa yang? Ada masalah? Cerita sama aku." bujuk Ardi.
"nga papa tadi aku baca novel, trus kebawa suasana kak." Alih Anita.
"emang ceritanya apa yang?." timpal Ardi
"ada sepasang kekasih, yang lelakinya kepergok selingkuh. Dan si cewek nya yang mergokin cowok nya selingkuh, kakak mau tau apa selanjutnya?." tanya Anita dengan mata merahnya yang melotot.
Melihat ekspresi Anita seperti itu, Ardi dengan susah menelan Saliva nya.
Hanya bisa mengangguk mengiyakan sebagai tanda ia mau dengan kelanjutan novel tersebut.
"selingkuhannya di jambak dari belakang, di jotos, di tendang. Terus si cowok mau coba pisahkan pacarnya sama selingkuhan nya yang lagi berantem, malah si cowok nya kena gampar, kena jambak, kena tendang juga kak." Dengan dada yang bergerak naik turun mengatur emosi Anita menceritakan itu pada Ardi.
Ardi yang memang melakukan perselingkuhan secara tidak langsung membayangkan kalau-kalau ia yang ketahuan oleh Anita dan akan seperti itu kejadian nya pun bergidik ngeri, bahkan bulu kuduk nya meremang.
"ka-kamu gak gitu kan sayang?
aku nga akan selingkuh kok, kan aku punya pacar cantik dan gemesin."
Dengan nada suara gugup nya Ardi mencoba mengalihkan dengan mencubit kecil hidung pesek Anita.
"tergantung sih kak." ujar Anita.
Ardi mengerutkan kening
"kok tergantung yank? Emang aku kelihatan kaya cowok tukang selingkuh ya?
Kalo cowok tukang selingkuh itu biasanya suka emosian, trus kalo ngomong kek gagap gitu. Terus jarang ada waktu buat ceweknya telepon aja mungkin nga yangg."
Ucap Ardi.
"nah kena kau." tanpa sadar Ardi membuka aib nya sendiri.
Anita yang melihat itu hanya tersenyum sinis, ia mendapati lelaki yang di pikirnya sangat mencintai nya itu tidak akan menyakitinya apa lagi sampai berselingkuh.
Tapi itu semua hanya ada dalam pikiran Anita saja, kenyataan nya lelaki itu bahkan dengan gamblang nya menceritakan ciri-ciri tukang selingkuh yang tanpa ia sadari ciri-ciri tersebut ada pada dirinya sendiri.
Emang dasar kadal buntung yee si Ardi.
*****
Ke esok kan harinya....
"eh.. Nit lu di panggil Ibuk noh.. Buruan." ucap Saras rekan kerja Anita.
"emang ada apa ras?" ucap Anita.
Karna Saras hanya beda dua tahun lebih tua darinya dan Saras pun akan marah jika Anita memanggil nya dengan sebutan "mbak" jadi kedua nya sepakat untuk hanya memanggil nama.
"lah... Mana gue tau, buruan di tunggu." timpal Saras.
Tok.. Tok.. Tok..
"permisi buk, Anita masuk ya." ucap Anita dengan tangan memegang handle pintu.
"duduk." ucap Ibuk Bos.
Anita langsung mendaratkan bokong nya di kursi depan yang berhadapan dengan bos nya itu.
"baca ini Anita." perintah Buk Bos.
Anita yang merasakan bahwa ini perintah, dengan perlahan ia membuka secarik amplop tanpa lem itu, dan langsung membaca nya.
Setelah membaca dan mengamati isi surat tersebut, dengan perlahan Anita memasukkan surat tersebut kembali kedalam amplop.
"mmm... Kak Diky izin resign buk?" tanya Anita.
Buk Bos hanya mengangguk pelan.
"maaf Anita, saya mau tanya.
Apakah kamu tahu sesuatu tentang Diky?
Karna terakhir kali yang saya tau Diky mengantarkan kamu pulang malam itu." ucap Buk Bos.
Dengan meremas jari-jarinya Anita menganggukkan kepala pelan.
Anita mau tidak mau harus menceritakan kejadian malam itu.
Dengan jelas, tanpa ada yang di kurangi atau di lebihkan.
Ibuk Bos itu terdengar menghela nafas kasar.
"iya sudah Anita, kamu boleh keluar terimakasih informasinya.
" oh ya.. Kamu kelapangan nya bareng Saras dan Devi kalian ngampas di sana." ucap Buk Bos.
"iya buk..." ucap Anita dengan melangkahkan kaki membuka pintu dan keluar ruangan.
Disini Anita bekerja sebagai Sales Elektronik ya gaes, dan istilah ngampas itu berarti bagi-bagi brosur bergambar barang yang mereka jual.
Kurang lebih begitu yaa maaf kalo ada salah-salah penyebutan bisa kok di tambah.
Bertepatan saat Anita bekerja di luar toko ia melihat siluet seseorang yang familiar di arah depan kurang lebih dua puluh meter dari tempatnya berdiri saat ini.
Di depan sana ada acara dangdutan atau kalau di tempat aku namanya Elektoon.
"Sar... ,
"Vi..., temenin aku ke depan situ yook."
Ajak Anita pada kedua temannya, yang langsung di setuju mereka berdua.
Kini Anita tepat di belakang lelaki yang sedang memeluk wanitanya dari belakang.
Anita diam mengamati sekitarnya.
Salah satu lelaki yang berkerumun pun menghadap kebelakang dan spontan melotot ke arah Anita sambil bergumam "Anita."
Tak lama setelah lelaki itu bergumam tepat di sebelah nya, lelaki yang sedang memeluk wanitanya dari belakang itu menoleh kearah tempat teman nya tadi bergumam.
Dorrr......
Seperti di tembak, kedua mata Ardi langsung melotot melihat siapa gadis di belakang nya saat ini.
Sebelumnya....
"yang... Ada elektoon loh di daerah C nonton yook??"
Ajak Rika pada pacarnya.
"siang loh ini yang, kalau nanti ketemu Anita gimana?". Ucap Ardi.
Iya nga salah kok kalian itu Ardi lagi sama selingkuhannya.
Kembali ke laptop....
Melihat ada Anita di sana dengan cepat Ardi melepaskan pelukan tangan nya pada pinggang selingkuhan nya, dan itu di sadari oleh Rika.
Dan Rika pun ikut menoleh dan mata nya pun langsung membulat badannya beku terdiam di tempat.
" sa-sa sayang.. Kamu disini??". Gagap Ardi.
Anita masih terdiam syok atas apa yang ia liat hari ini.
Baru saja kemarin menemukan bukti pesan dari seseorang di ponsel milik Ardi, kini ia di perlihatkan langsung siapa pemilik nomor bertuliskan ba bi di ponsel pacarnya.
"ehh.. Baj*ngan yah lu, berani selingkuhi Anita. Ini juga ni l*nte mana lu mau-mau nya sama Ardi. Lu nga tau Ardi dah ada ceweknya?” Amuk Saras.
Yaa Saras mengamuk, lantaran tak terima temannya yang polos baik hati dan tidak sombong itu di selingkuhi oleh lelaki model Ardi.
Sedangkan Devi dengan sigap memegangi lengan Saras takut-takut bisa mat* anak orang di tangan Saras.
" ayok pulang mbak..." tak sadar pun Anita mengatakan "mbak" pada kedua temannya itu.
Devi menyeret Saras mengajak nya pergi meninggalkan tempat itu.
Sedangkan Anita melangkah kan kaki nya dengan cepat, ia tak mau Ardi melihat air matanya jatuh.
Sedangkan Ardi yang sadar bahwa Anita.lebih memilih meninggalkan nya, pergi menyusul keberadaan Anita dengan berlari.
Namun sayang Anita sudah tak terlihat lagi.
Ardi menyadari ada yang menyentuh pundaknya langsung menoleh, ia berharap itu Anita. Tapi sayang itu Rika, selingkuhan Ardi.
"udah yok balik nonton Anita nya dah pergi juga kan?". Ajak Rika.
Ardi pun hanya mengekor di belakang Rika.
Anita yang sedari tadi sembunyi di balik tembok bersama kedua teman nya, tak kuasa menahan sesak tangisnya pun pecah.
Devi dan Saras yang memang menyayangi teman nya yang baru satu bulan itu pun spontan memeluk Anita.
Terlebih Saras yang berulang kali menjadikan Anita sebagai buku harian hidup untuknya.
Anita adalah tempat untuk nya sedih, susah senang, apapun, siapapun.
Saras tak akan sungkan untuk bercerita dengan Anita.
Anita yang masih dalam pelukan kedua teman nya itu menangis sesenggukan.
" sakiiiiiiiiit mbak.......". Ucap Anita memegangi baju di dada nya.
Kedua teman Anita itu pun ikut menangis, seolah merasakan sakit yang di rasakan Anita.
Besok lagi ya aku up...
Sehat selalu pembaca...
See you...