Apa jadinya jika kita diberikan kesempatan mengulang waktu?
Seorang gadis dan pria muda terjebak dalam pernikahan yang memusingkan. Mereka bersepakat untuk melakukan Friend with Benefit. Tanpa memasukkan perasaan dalam hubungan mereka.
Pernikahan hanya akan dilaksanakan 1 Tahun setelah itu mereka akan bercerai, kemudian melanjutkan hubungan dengan kekasih mereka masing-masing. Namun baru beberapa bulan, mereka benar-benar tidak bisa merasa cocok.
Beberapa saat tepat sebelum memasukkan berkas perceraian mereka, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Mereka terlempar tepat 1,5 tahun sebelum mereka menikah.
Apakah mereka kembali ke kekasih mereka ataukah ingin melanjutkan pernikahan kacau mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sophie Nara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siasat Leonard.
"Oh sh***... kenapa perempuan itu terlihat begitu aaarrrgghhh... Bagaikan di panggang di bara api, Bryan akhirnya tidur miring ke arah pintu. Namun matanya entah kenapa selalu menoleh. Sesuatu di bawahnya mengeras dan bangun. Menyusahkan! Bukankah hanya Bella yang di pikirannya? Bella cantik, Bella seksi.. Eva eummm... eh Eva apa Bella tadi ya? Menyebalkan!! Bryan menuju kamar mandi karena tidak tahan lagi.
Di dalam pikirannya bekerja keras. Bukankah dia berhak Memintanya dari istrinya? Namun bagaimana dengan Bella? Bagaimana dengan si brengs*k Rangga??
Aaahhmm... sudah pagi. Hari yang menyenangkan..Eva terbangun dengan penuh semangat. Dilihat ranjang sebelahnya. Bryan masih tidur. Dia tadi malam terpaksa bersolo karir di kamar mandi dan akhirnya bisa tidur setelah Shubuh.
Dengan tanpa rasa bersalah Eva berjalan ke kamar mandi dan mandi dengan tenang dengan baju dinasnya... Kan katanya ngga bakal nafsu juga kan? Shower air hangat dihidupkan dan Relax...Menyenangkan juga ternyata hidup seperti ini. Tidak diburu-buru.
Tok tok tok..
"Tuan, Nyonya muda, makan dulu. Sudah ditunggu Tuan dan Nyonya besar. "
Bryan langsung mengemasi Gorden pembatas dan menyembunyikannya di walk in closet.
"Baju Nyonya Muda, sudah saya persiapkan. Saya tinggalkan di dalam atau di luar?"
Dengan muka mengantuk Bryan membuka pintunya. Pelayan menyerahkan terusan midi dress berbunga-bunga ke Bryan.
Eva keluar dari kamar mandi dan masih memakai piyama.
"Lesu amat, Bry?"
"Bajumu aku taruh di ranjang. Aku mandi dulu!"
Mau tak Bryan meneguk salivanya kembali. Rambut Eva di sanggul sedikit berantakan. Rambut-rambut nakal menjuntai menghiasi lehernya yang putih. Sementara titik-titik air seperti kristal berkilauan menggantung menetes manja dari helaian.
"Bella yang terbaik.. Bella yang terbaik..." mantra kembali diucapkan dalam hati dan buru-buru langsung masuk ke kamar mandi. Hhhh.. kenapa ada yang menegang lagi?
Mami dan papi sedang makan ketika pasangan muda itu datang.
"Makanlah dulu. Mami dan Papi punya kejutan untuk kalian." ujar Leonard.
Eva tersenyum hangat. Dia bahagia dan bersemangat karena semalam dia telah bersepakat dengan Bryan. Jarang-jarang ada suami yang mempersilakan istrinya kembali menjalin hubungan dengan kekasihnya.
"Kalian sepertinya semakin akrab. Ngga salah kalau kami berharap cucu yang banyak dari kalian... "
"Maksud Papi apa yah?" tanya Bryan dengan muka curiga. Walaupun Bryan mengantuk setengah mati, namun jika Papinya mulai berbicara, Di harus waspada.
"Tiket adventure ke pulau dekat kutub utara!"
"Wah, Makasih Mi, Pi!"tanpa pikir panjang Eva langsung menerima tiket adventure itu.
Bryan menggelengkan kepalanya ke Papinya. "Pi, please.. jangan campuri rumah tangga Bryan..!"
"Siapa yang mau mencampuri rumahtanggamu? Wajar kan kalau kami ngasi hadiah pernikahan?"
"Nanti sore perjalanannya.. siapkan bajumu, Honey.."ujar Nyonya Leonard dengan mesra ke menantu kesayangannya.
"Bodo amat sama Bryan. Yang penting aku bisa travelling!"ujarnya kemudian dalam hati.
Ketika sampai di kamar, dilihatnya baju-baju tertutup dan baju midi telah digantungkan di walk in closet.
"Terlihat seneng banget ya? Padahal harusnya aku memberi peringatan ke kamu sebelumnya. Maaf, aku lupa. Papi tidak pernah memberikan sesuatu dengan cuma-cuma!" Bryan tersenyum mengejek.
"Engga tau juga Bry, tapi anggap saja itu hadiah pernikahan." Dan Eva hanya ingin istirahat sebentar dari kekisruhan hidupnya saat ini. Biarlah Rangga menunggu, Biarlah mbak Shylla dengan ketamakannya. Biarlah Semua berjalan di jalannya sendiri dulu. Eva lelah..
"Telpon Bella sana! Jangan menggangguku menelpon Rangga juga..!" Eva berbaring menatap langit-langit. Mungkin 2 hari lagi dia terbangun diantara pinguin. Betapa bahagianya..
