Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Hampir satu jam Chaca ditangani oleh dokter diruang IGD, sampai akhirnya beberapa saat kemudian dokter yang menangani Chaca pun keluar dari dalam ruangan tersebut.
Semua keluarga Chaca dan Marka pun langsung bergegas untuk menghampiri dokter tersebut, untuk menanyakan bagaimana keadaan Chaca saat ini.
"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter membuka suara.
"Iya dok, saya ayah pasien" ucap Johnny.
"Begini saya akan memberikan kabar baik sekaligus kabar buruk" ucap dokter dan diangguki oleh semua keluarga Chaca.
"Kabar baiknya, pasien yang sebelumnya sakit keras kini sudah sembuh dari penyakit yang dideritanya, tapi kabar buruknya pasien harus melakukan operasi pemasangan pen pada tangan pasien, karena tangan pasien mengalami keretakan akibat benturan yang cukup keras" jelas dokter tersebut.
"Baik dokter lakukan yang terbaik untuk anak saya, berapapun biayanya akan saya bayar. Dan maaf dokter, kata anda anak saya sembuh dari penyakitnya, memang anak saya menderita sakit apa ya?" tanya Johnny penasaran.
"Anda tidak tau penyakit anak anda tuan?" Tanya dokter kaget.
"Iya, anak saya tidak pernah cerita apapun"
"Anak anda sebelumnya menderita leukimia stadium akhir, tapi entah bagaimana, penyakit itu tiba-tiba hilang dari tubuh anak anda. Saya sebagai dokter senior saja sempat tidak percaya atas kejadian ini, karena ini adalah kasus yang benar-benar baru pertama terjadi. Tapi jika memang tuhan berkehendak, pasti semua bisa terjadi walaupun mustahil" ucap sang dokter.
Semua orang yang mendengarkan penjelasan dokter pun terdiam mematung, mereka semua tidak tau kalau Chaca menderita penyakit itu.
Tanpa berlama-lama lagi dokter itu pun langsung pamit undur diri, dan Chaca pun dipindahkan ke ruang inap VVIP yang sudah dipesan oleh Johnny.
Tannia sendiri hanya diam, saat mengetahui fakta tersebut dari mulut sang dokter. Ia benar-benar merasa menjadi orang tua yang gagal.
"Mas hikss...anak kita selama ini sakit? Kenapa kita tidak mengetahuinya? Hikss.....kita sangat tidak becus mas menjadi orang tua, aku merasa gagal" ucap Tannia sambil menangis pilu.
Johnny yang mendengar ucapan sang istri pun langsung membawa sang istri kedalam pelukannya.
"Syutt.....sudah ya jangan menangis, aku tau kita salah. Jadi nanti setelah Chaca siuman kita minta maaf padanya, aku juga merasa sangat bersalah kepada anak kita" ucap Johnny sambil mengelus kepala sang istri.
Marka sendiri hanya diam, larut dalam pikirannya sendiri. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi barusan, leukimia? Operasi tulang? Ah entahlah Marka benar-benar bingung sekarang.
'Jadi rambut rontok di tong sampah itu rambut punya Chaca? Lalu darah yang dilantai kemarin juga punya Chaca? Tapi kenapa dia menutupi penyakitnya ya?' batinnya saat mulai mengerti tentang keanehan yang beberapa hari ini terjadi dirumahnya.
Akhirnya setelah Chaca selesai dipindahkan, mereka pun ikut masuk kedalam ruangan Chaca. Mereka bisa melihat bagaimana pucat nya wajah cantik Chaca. Jangan lupakan pipi yang mulai menirus dan rambut yang mulai menipis. Tannia sendiri yang melihat kondisi sang anak pun menangis kembali dan langsung berlari kearah brankar sang anak.
"Chaca hikss...maafkan mae nak, maaf jika selama menjadi orang tuamu mae tidak pernah bisa membahagiakanmu. Hikss.... Chaca juga kenapa tidak pernah cerita pada mae, tentang penyakit Chaca nak, pasti sakit ya menahannya sendirian hikss.... Lihat badanmu bertambah kecil, dan rambutmu juga bertambah tipis" ucap Tannia sambil memegang tangan sang anak dan mengelusnya.
"Chaca ayo bangun sayang, mae mau minta maaf. Tolong maafkan mae nak. Tolong ampuni semua kesalahan mae" ucap Tannia sambil terus memeluk erat tubuh sang anak.
Melihat itu, Tyanna pun turun tangan dan mulai menghampiri besannya itu.
"Sudah ya Tannia jangan menangis, pasti sebentar lagi Chaca bangun kok" ucap Tyanna sambil mengelus bahu Tannia. Berharap itu bisa sedikit menenangkan.
Tyanna sendiri tidak tau masalah apa yang menimpa keluarga Johnny dan Tannia, yang menyebabkan mereka seperti merasakan rasa bersalah yang begitu besar terhadap sang buah hati.
***
Keesokan harinya.....
Chaca belum juga siuman dari komanya, jadi operasi sementara ditunda dulu sampai Chaca sadar dan kondisinya mulai stabil.
Semalam yang menjaga Chaca adalah Marka dan kedua orang tua Chaca sendiri. Sebenarnya kedua orang tua Marka ingin ikut menjaga juga, tapi berhubung hari ini Jeyden ada meeting keluar kota, jadi mereka berdua pun dengan terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk ikut menjaga Chaca.
Semalaman Tannia juga tidak tidur sama sekali. Ia terus saja duduk di kursi sebelah brankar Chaca, sambil terus mengelus tangan sang anak penuh sayang. Sambil sesekali mengucapkan kata maaf pada sang anak yang masih belum sadarkan diri itu.
Sebenarnya Johnny sudah membujuk agar sang istri istirahat saja, tapi istrinya itu tidak mau dan tetap kekeh ingin menunggui sang anak, sampai sang anak sadar.
Johnny pun akhirnya memilih mengalah. Karena ia tau berdebat dengan Tannia malah akan membuatnya lelah sendiri.
Pagi-pagi sekali Johnny berpamitan pada sang istri dan menantu untuk membeli sarapan diluar sekalian mengambil baju gantinya dan Tannia.
"Sayang, aku pulang dulu ya buat ambil baju sama sekalian beli sarapan" ucap Johnny sambil berdiri didepan sang istri.
"Terserah mas aja, aku lagi nggak nafsu makan" ucap Tannia tanpa minat. Pandangannya masih saja tertuju pada sang anak. Melihat itu Johnny pun langsung mengelus rambut sang istri dengan penuh sayang.
Setelahnya ia pun berjalan kearah pojok ruangan yang terdapat Marka yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Mark, daddy titip mae sama Chaca sebentar ya! Daddy mau pulang dulu ngambil baju ganti sekalian beli sarapan! Kamu mau sarapan apa, biar sekalian daddy beliin" tanya Johnny pada sang mantu.
"Iya dad, pasti Marka jagain. Untuk makannya samain aja kayak punya daddy sama mae"
"Ya sudah kalau begitu daddy berangkat dulu ya"
Selesai berpamitan, Johnny pun segera turun ke parkiran untuk menuju kerumahnya setelah itu membeli makanan yang ada depan kompleks.
Setelah dirasa sudah semua, Johnny pun segera kembali lagi ke rumah sakit lagi.
"Mae, Marka ayo kita makan dulu" ucap Johnny saat memasuki ruangan Chaca.
Mendengar namanya dipanggil, Marka pun segera datang kearah sumber suara.
"Sini dad, biar Marka bantuin bawa" ucap Marka sambil mengambil satu kresek yang berisi makanan untuk sarapan mereka.
"Sayang makan dulu yuk!" ajak Johnny pada sang istri.
"Nggak ah mas, aku nggak nafsu. Mas aja yang makan duluan sama Marka, aku makannya nanti aja" ucap Tannia sambil terus memegangi tangan sang anak.
"Hey sayang nggak boleh gitu, kita makan bertiga ya? Lagian kalau Chaca tau mae nya nggak mau makan dia pasti akan marah" bujuk Johnny pada sang istri.
"Makan ya?"
Mendengar pertanyaan itu, Tannia pun langsung mengangguk lemah. Setelahnya mereka bertiga pun sarapan dengan soto yang tadi Johnny beli.
EMG di sekolah ga Ono cctv apa