Reincarnated As An Extra

Setelah mengatakan hal tersebut, ia pun beranjak dari tempat duduk nya dan pergi untuk pelajaran selanjutnya. Aku sendiri tidak terlalu memikirkan nya, karena kemungkinan besar kami saling bertarung sangatlah kecil.

Sampai perasaanku tiba-tiba tidak enak, karena Charlotte tiba-tiba mengatakan sesuatu kepadaku, "Persiapkan dirimu," ucapnya sambil tersenyum lebar sebelum pergi dengan cepat. Dalam hati, aku menggerutu, merasa yakin bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi kepadaku di kelas berikutnya.

>>>>>>______

Ruang Latihan Akademi

"K-kau bilang apa tadi?!" Ujar gadis tersebut dengan suara tertahan, seperti sedang menahan amarahnya.

"Aku bilang aku menyerah. Aku sudah tidak bisa melanjutkan pertarungan ini, karena tubuhku sudah mencapai batasnya." Ucapku seraya mengangkat kedua tangan ku tanda sudah menyerah. Terlihat jelas raut wajah gadis yang sedang berhadapan denganku nampak tidak puas.

"Kau...! Bagaimana bisa..." Seru gadis tersebut yang nampak tidak terima, namun dengan segera di hentikan oleh salah satu seorang instruktur disana.

"Sudah cukup murid Charlotte. Murid Fazel berkata bahwa dirinya sudah menyerah. Jadi hentikan pertarungan ini." Ucap instruktur tersebut seraya menahan Charlotte yang hendak maju ke depan.

Terlihat wajah tidak puas gadis tersebut sedang menatap penuh rasa tidak suka kepadaku, walaupun aku sendiri tidak terlalu peduli dengan respon nya. Aku hanya menunjukkan senyum tipis saja membuat Charlotte yang yang menyadari senyuman tipisku sedikit tersentak lalu menggertakkan giginya hendak maju kembali menyerangku.

"Dirinya masih sanggup instruktur. Aku sangat yakin akan hal itu." Seru Charlotte yang bersikeras, namun sekali lagi sang instruktur menghentikannya lagi.

Aku hanya diam saja seraya bangkit dari posisi terduduk ku, lalu berjalan ke sisi ruang latihan dan duduk di sana. Terlihat bersikap biasa saja memang, tapi faktanya aku memang sudah tidak sanggup untuk melanjutkan pertarungan nya.

"Ya berkat Talent ku. Aku tidak berakhir babak beluk di tangan jal*ng itu." Batinku bernafas lega seraya melihat ke arah jendela hologram.

...----------------...

> Talent

[Critical thinking]

- Mampu melakukan evaluasi kritis terhadap ide, argumen, atau informasi yang diberikan, dan menghasilkan kesimpulan pemikiran yang rasional dan objektif.

[Special Weapons Expert] >>> [Master Weapon Specialized] (Exp 0%)

- Ahli dalam menggunakan senjata api khusus, senjata non-seni, senjata canggih teknologi tinggi sampai pada tahap kecepatan, ketepatan, dan kekuatan dalam setiap serangan yang dilancarkan.

- Mampu untuk mengenai titik lemah musuh dengan akurasi tinggi dan meningkatkan kemungkinan untuk menghasilkan kerusakan maksimal.

- Pandangan anda menjadi lebih luas serta transparan, dan bisa melihat jalur serangan lawan dalam seperkian detik.

- Mempertahankan ketahanan fisik anda dalam kondisi ekstrem, melindungi tubuh dari cedera serius, mengatasi stres dan tekanan emosional yang intens selama lima menit (CD: 23 Jam 50 Menit 49 Detik)

Flashback On

Beberapa saat sebelumnya di Ruang Latihan

Setelah kelas materi sejarah, kelas selanjutnya adalah "Battle Partners Training". Ini adalah kelas pelatihan untuk meningkatkan keahlian dalam duel satu lawan satu. Dimana tiap-tiap murid akan belajar strategi, keterampilan bertarung, dan teknik pertahanan untuk menjadi ahli dalam pertarungan langsung. Fokus kelas ini adalah mengembangkan kemampuan individu dalam duel dan meningkatkan rasa percaya diri saat berhadapan dengan lawan. Mudahnya kelas ini berfokus pada latih tanding antara murid tahun pertama.

Pada kelas ini, Liam berpasangan dengan murid yang bernama Lucius. Lucius Cruel adalah seorang tokoh antagonis dalam novel ini yang akan menjadi rival dari sang tokoh utama, Liam Braveheart. Ia mempunyai kepribadian yang dingin sekaligus sombong. Sama seperti dengan Charlotte, Lucius hanya mengakui orang-orang yang menurutnya kuat.

Dilahirkan sebagai anak dari keluarga Konglomerat, Lucius memiliki kecenderungan untuk sombong dan merendahkan orang lain. Ia merasa superior dan selalu memuji dirinya sendiri, terutama ketika berada di atas orang lain. Karena itulah, ia sangat membenci Liam, karena peringkat nya selalu satu tingkat di atasnya. Lucius merasa tertarik dan jatuh hati pada kepribadian Charlotte, dan ia sangat peduli terhadapnya. Namun, rasa cintanya membuat kebenciannya terhadap Liam semakin besar, karena Charlotte dan Liam semakin dekat saat itu. Hal ini membuatnya memutuskan untuk berpihak kepada musuh dan pada akhirnya, ia akan berhadapan langsung dengan Liam dalam puncak konflik di akhir cerita.

Sementara itu diriku saat ini benar-benar menghadapi nasib yang buruk. Aku menghela nafas panjang seraya menatap lawan latih tanding ku. "Dari sekian banyak orang, kenapa harus dirinya sih?!" Batinku yang tidak habis pikir.

"Akan ku balas penghinaan waktu di Labirin Buatan hari ini juga." Ucap gadis tersebut seraya mengeluarkan pedang tipis miliknya dan mengalirkan sedikit mana ke dalamnya, membuat pedang tipis tersebut nampak kokoh. Charlotte menatap tajam ke arahku seraya menodongkan pedangnya ke arahku.

"Jal*ng kecil ini! Memangnya aku melakukan hal apa sampai dirinya merasa terhina seperti itu sih?!" Batinku seraya menggertakkan gigiku mengeluarkan pistol dari saku bajuku.

Tanpa berkata-kata lagi, dirinya pun langsung maju dengan cepat ke arahku. Aku yang melihat itu sedikit terkejut, namun kembali terbiasa dan langsung menghindar ke sisi dari serangan cepatnya.

Shringgggggg...!!!

"Cepat sekali?! Jika aku tidak bisa melihat jalur serangan nya, aku pasti sudah kalah dalam satu serangan!" Batinku seraya bergerak ke sisi. Aku juga tidak diam saja, dan langsung menarik pelatuk pistolku setelah ku aliri mana ke dalamnya.

Dorrrrr!!! Dorrrrr!!!

Shringgggggg!!! Shringgggggg!!!

Aku berdecak, karena Charlotte dengan mudahnya membelah peluru manaku. Ia menoleh ke arah ku masih dengan tatapan tajam, dan sekali lagi melesat cepat ke arahku. Aku yang belum sempat mengaliri mana ke dalam pistolku pun sedikit tersentak, karena kecepatan gadis tersebut meningkat ketimbang sebelumnya.

Bukan hanya itu saja, disaat aku hendak menghindari serangan nya pun tiba-tiba tubuhku menjadi kaku. Otot-otot ku terasa sakit, membuat pergerakan tubuhku sepenuhnya berhenti.

"Kaarghhhh!!! Kenapa harus disaat-saat seperti ini sih?!" Batinku merasakan nyeri di setiap sendi-sendi ototku. Aku juga baru ingat, bahwa kondisi tubuhku memang masih belum pulih mengingat latihan esktrim yang kulakukan kemarin malam.

Charlotte yang menyadari itu tanpa membuang kesempatan muncul dihadapan ku dan menghunuskan pedangnya, tapi disatu sisi jendela hologram tiba-tiba muncul tepat dihadapan seraya membawa sebuah notifikasi.

[Ding]

[Talent sudah sepenuhnya berhasil di Tingkatkan! Apakah Anda ingin menggunakan kemampuan baru Talent?]

"Aku yang melihat sekilas pemberitahuan itu, tanpa pikir panjang langsung mengiyakannya didalam hati. Pada saat itulah, sesuatu yang aneh sekaligus menakjubkan terjadi pada tubuhku. Dalam seperkian detik pedang tipis yang hampir mengenai diriku, dengan sangat tipisnya berhasil ku hindari.

"Bagaimana mungkin?!" Ujar Charlotte yang terkejut bukan main ketika melihat diriku yang bisa menghindari tebasan pedangnya.

"Kenapa juga tidak mungkin." Ucap ku seraya menodongkan pistol ke arahnya dan tanpa pikir panjang langsung menarik pelatuknya beberapa kali.

Dorrrrr!!! Dorrrrr!!! Dorrrrr!!!

Ctaaannggggg!!! Ctaaannggggg!!! Ctaaannggggg!!!

Tanpa kesiapan, Charlotte mengangkat pedangnya. Ia hanya mampu memantulkan serangan peluru dan berakhir terdorong mundur beberapa langkah ke belakang, karena peluru manaku.

Aku menodongkan pistol ke arah dirinya. Pandangan yang ia tunjukkan kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, dan entah mengapa aku puas melihat wajah terkejutnya itu. Pada saat itu juga notifikasi sistem berdengung didalam kepalaku, membuat ku tanpa sadar tiba-tiba tersenyum.

[Ding]

[Selamat AP anda bertambah 40]

[Keberuntungan tinggi pembaca aktif! AP anda bertambah 9]

"Waktu bermain-mainnya habis." Batinku ketika melihat durasi dari kemampuan baruku hampir mencapai limitnya. Tanpa pikir panjang aku pun mengangkat kedua tangan ku seraya berkata, "Aku menyerah." Ucapku membuat Charlotte berekspresi kosong ketika mendengar pernyataanku.

Flashback Off

"Ya berkat dirinya, aku mendapatkan banyak AP kembali. Aku benar-benar untung besar." Batinku tersenyum puas melihat total AP yang kudapatkan.

>>>>>> Bersambung

~ Salam hangat dari author jangan lupa tinggalkan jejak ya. semoga sehat selalu untuk saudara-saudara se rasku.