NovelToon NovelToon
Peri Cintaku

Peri Cintaku

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / cintapertama / spiritual
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Kisah ini bermula saat wanita itu mulai menarik perhatianku. Entah mengapa segala pola tingkahnya membuatku jatuh cinta. Ia tidak membuatku terbuai lama di dalam angan. Tanpa basa-basi dia bersedia menjadi kekasihku. Namun, semuanya semakin pelik untuk dipercayai. Dia yang kuanggap gadis manis yang butuh perlindungan, rupanya seorang peri yang ditugaskan untuk melindungiku.

Jika bersamaku hanya akan membuat peri itu merasakan sakit dan pedih menjalani hidup sebagai manusia, apakah mengakhiri hubungan ini adalah satu-satunya jalan keluar agar aku tidak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11

Leon kemudian menatap ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Fara. Tentunya Fara takut jika Leon akan mengetahui kalau dia sedang mengawasinya.

Fara pun memutuskan untuk pergi dari sana, dia tidak mau jika sampai Leon mengejarnya dan Leon akan kembali mengusir Fara dengan amalan dzikir yang sudah diberikan oleh Rio.

Amalan itu masih terasa menyakitkan bagi Fara. Namun Fara belum tahu bagaimana cara mengatasinya.

'Aku merasa yakin kalau Fara ada di sini. Tetapi aku merasa kini dia sudah menghilang, gumam Leon.

Tetapi dia berupaya untuk tetap tenang. Kemudian saat Leon masih menantikan Luna di luar ruang operasi bersama kedua orang tua Luna.

Leon merasakan ponselnya bergetar, saat itu memang dia tidak menyalakan nada dering untuk ketenangan ruang operasi itu.

Leon lalu mengetahui ada panggilan dari Rio. Leon pun segera menjauh dari ruanh operasi lalu mengangkat telepon dari Rio.

"Halo, Rio. Ada apa?" tanya Leon.

"Kamu ada di mana, Leon? Aku sedang berada di depan rumahmu sekarang," Rio balik bertanya kepada Leon.

"Maaf, saat ini aku sedang berada di rumah sakit," Jawaban Leon tentu membuat Rio kaget.

"Sedang apa kamu di rumah sakit? Apa ada yang sakit, Leon?" tanya Rio lagi.

"Luna yang sakit," jawab Leon dengan nada lirih. Dia sebenarnya khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk pada Luna. Leon berusaha menyembunyikan kesedihannya.

"Memangnya apa yang terjadi pada Luna, Leon? Rio semakin penasaran.

Leon pun menceritakan tentang kondisi Luna yang sebenarnya. Rio pun kaget mendengarnya.

"Astaga! Maafkan aku, Leon. Aku sungguh kaget mendengarnya. Apakah saat ini operasinya" masih berjalan?" ujar Rio, nadanya begitu terdengar ikut panik.

Leon pun mengiyakannya dengan menghapus air mata yang ingin jatuh di pipinya.

"Aku mendoakan dari rumah saja, semoga operasi punah berjalan dengan lancar. Karena saat ini Tari sedang membutuhkan istirahat dan perlu kutemni," kata Rio. Leon pun mengamininya.

Namun ada hal yang harus Leon sampaikan kepada Rio. Penting bagi Rio untuk tahu hal ini.

"Sebaiknya kamu harus lebih intensif dalam menjaga Tari, Rio," pesan Leon.

"Memangnya ada apa, Leon? Apakah Fara akan mengganggu lagi?" tanya Rio.

"Aku tidak tahu, tetapi aku merasa saat ini Fara sedang mengawasiku. Bahkan Fara tahu yang sebenarnya terjadi pada Luna," jelas Leon.

"Astaga! Kalau begitu kamu juga harus bersikap siaga dan menjaga Luna dengan baik agar jauh dari gangguan Fara," tandas Rio.

"Aku tahu itu, Rio. Tetapi aku juga bingung karena saat ini aku belum resmi menjadi suami Luna. Bahkan aku saja belum memperkenalkan Luna kepada orang tuaku dan keluargaku." tutur Leon.

"Kamu tenang saja, Leon. Tidak akan terjadi sesuatu yang buruk kepada Luna aal kita harus terus berdoa meminta keselamatan dan kesehatan pada Tuhan, Supaya Luna bisa sembuh seperti sedia kala dan Fara tak lagi mengganggu kita," ujar Rio lagi. Leon pun kembali mengamininya.

Setelah berbincang sejenak, Rio pun mengakhiri panggilannya bersama Leon karena sang istri memanggilnya.

Mendengar peringatan Leon, Rio pun akan melindungi sang istri lebih intens lagi, karena dia juga khawatir jika Fara akan kembali mengganggu Tari dan calon bayi yang dikandungnya.

Rio tentu merasa geram karena Fara sepertinya tidak jera juga berhenti untuk mengganggu kehidupan Rio dan Leon.

'Seharusnya aku sudah membuat Fara binasa saat itu juga, tetapi Leon malah mencegahnya. Namun jika Fara aku bertemu denganku saat memergokinya sedang mengganggu istriku, lihat saja nanti! Aku tidak akan mengindahkan permohonan Leon, padaku gumam Rio dalam hatinya.

Tiga jam telah berlalu, operasi yang dilakukan terhadap Luna masih belum selesai juga, sehingga membuat Leon juga kedua orang tua Luna cemas dengan hal itu.

"Bagaimana ini, Ayah? Kenapa dokter belum juga selesai mengoperasi anak kita?" tangis Ibu Luna yang memeluk sang suami..

"Ibu tenang saja dan kita harus tetap terus berdoa untuk kesehatan Luna agar operasinya berjalan lancar," hibur Ayah Luna.

Leon hanya terdiam dia juga sebenarnya merasa sangat takut dan gelisah, dan bertanya alam hati, kenaoa operasi yang dilakukan oleh Luna sangat terasa lama.

Mereka ingin sekali bisa memastikan kondisi Luna saat ini. Akan tetapi ketiganya tak berhenti dan terus berdoa agar Luna bisa segera sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Sepasang manik Leon pun masih terus mengawasi keadaan sekitarnya, dia takut jika Fara masih saja mengawasinya dari kejauhan.

Setelah empat jam berlalu. selesailah sudah operasi yang dijalani Luna. Setelah itu. ada seorang dokter yang berpakaian hijau menemui ketiganya.

"Bagaimana dengan kondisi anak kami, Dokter?" tanya Ayah Luna dengan nada cemas.

"Bapak tenang saja, operasi yang kami lakukan terhadap pasien berjalan dengan lancar tanpa kendala berarti berkat doa kita semua. Luna tinggal menjalani masa pemulihannya saja," papar dokter itu. Mereka pun tersenyum lega dan mengucap syukur.

"Itu berarti anak saya akan segera sembuh dari penyakitnya, Dokter?" timpal Ibu Luna.

“Insya Allah, Bu. Kita doakan saja semoga pasien bisa sembuh dari kanker yang tumbuh di otaknya. Sebab kami sudah melakukan yang terbaik," jawab dokter itu.

"Terima kasih banyak, Dokter. Semoga tim medis yang menangani Luna memperoleh kesehatan," ucap Leon. Dokter itu pun mengamininya dan pamit dari hadapan mereka bertiga.

Kemudian Luna pun dipindahkan ke ruang rawat inap dalam kondisi masih tidak sadarkan diri.

Baik Leon maupun kedua orang tua Luna merasa senang karena Luna sudah terbebas dari penyakit yang menyiksanya.

Tapa disadari Leon, dari kejauhan ada sepasang mata yang masih mengawasi Leon dengan tatapan penuh kekesalan dan amarah.

'Sial, ternyata Luna masih selamat. Aku kini semakin tidak bisa mendekati Leon lagi, jika Lunamasih hidup dan mendampingi Leon,' gerutu Fara.

Dia nampaknya masih sangat berambisi untuk menjadikan Leon sebagai kekasihnya lagi. Fara bertekad tidak akan berhenti sampai bisa menaklukkan Leon. Dia kemudian menghilang lagi entah ke mana.

Sementara itu, Leon masih terus sabar menantikan Luna siuman walaupun malam sudah datang.

Sebenarnya kedua orang tua Luna menyarankan Leon pulang. Tetapi Leon ingin tetap bersama sang kekasih dan ingin menyaksikan Luna sadarkan diri.

Setelah dua jam berlalu, Luna belum sadarkan diri juga, sehingga membuat ketiganya merasa khawatir.

Kedua orang tua Luna pun memutuskan untuk memanggil dokter dan perawat agar memeriksa kondisi Luna lagi.

Namun tim medis yang bertugas mengatakan bahwa Luna memang mengalami bius total, sehingga dia belum bisa sadarkan diri untuk saat ini.

Dokter pun memperkirakan Luna bisa sadarkan diri saat esok hari. Kedua orang tua Luna pun meminta Leon untuk pulang, karena mereka juga merasa Leon sangat tampak lelah saat itu.

Leon pun setuju, dia juga berjanji akan kembali saat pagi hari. Namun Leon meminta agar kedua orang tua Luna tidak berhenti berdoa dan berdzikir untuk menjauhkan Luna dari gangguan Fara.

Sebenarnya kedua orang tua Luna merasa heran dengan permintaan Leon. Tetapi Leon beralasan untuk mempercepat kesembuhan Luna dengan doa.

Tentunya Ayah dan Ibu Luna pun mengiyakannya, mereka juga sangat ingin Luna sembuh dari penyakitnya.

Leon pun kemudian pulang ke rumahnya untuk membersihkan diri lalu beristirahat, sebab pagi hari Leon harus ke rumah sakit lagi untuk menemui Luna lagi.

Saat menjelang subuh Leon bangun, setelah menunaikan salat subuh, Leon kemudian menunggu fajar menyingsing dan jam besuk tiba.

Tak lupa dia pun membawa sebuket bunga segar untuk kekasihnya untuk kekasihnya, agar Luna merasa senang dan pulih secepatnya.

Namun setelah sampai di rumah sakit, Leon malah mendengar ada tangisan Luna yang terdengar sampai ke luar ruang rawat inap.

Bahkan terdengar juga suara kedua orang tua Luna yang menenenangkan dan menghiburnya,

"Kenapa jadi begini, Ayah, Ibu? Aku merasa malu dengan diriku yang sekarang, tangis Luna. Leon pun semakin khawatir sekaligus penasaran dengan Luna saat itu.

'Ada apa dengan, Luna? Kenapa dia sampai menangis sehisteris itu? gumam Leon.

1
Rembulan009
belum baca, tapi kaya nya seru
Star Kesha
Suka banget endingnya!
Odette/Odile
Mantap lah!
Beatrix
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!