NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Alvart

Erundil adalah Kerajaan yang sangat kental akan kepercayaan mereka secara turun temurun. Namun, semakin berkembangnya zaman, tak sedikit dari mereka yang mulai kehilangan kepercayaan mereka atas adanya makhluk lain selain Manusia.

Iblis adalah makhluk yang dimaksud. Setelah kekalahan Iblis yang lebih dari 1000 tahun, membuat mereka merasa 'mereka itu tidak ada' dan mereka sering kali membuat lelucon tentang Iblis. Mereka tidak menyadari di setiap ucapan mereka ada Iblis yang mendengarkan ucapan menyakitkan itu.

...♧♧♧...

Lucian kepikiran akan mimpinya itu. Dia menjadi diam dan tidak banyak berbicara kepada siapapun selama tiga hari ini. Kyle menyadari perubahan Lucian sejak malam itu dan Lucian hampir tidak mau tidur sendirian di malam hari.

Kyle mengawasi Lucian saat menemani Andralia. Lucian hanya mengikuti apapun yang Andralia minta tanpa banyak bicara.

Lucian didandani oleh Andralia dia hanya diam dan mengikuti alur permainan Andralia. Baik itu bermain boneka, piknik Putri, ataupun Lucian harus mendengarkan cerita sebelum tidur yang dibacakan Pelayan untuk Andralia yang tak ingin dia tinggal. Semuanya membosankan, tapi dia tidak bisa melewatkan hari tanpa bertemu dengan Andralia.

Kyle mengajak Lucian keluar saat waktu latihannya bersama dengan prajurit yang lain.

Kyle menyadari tubuh Lucian semakin tinggi setiap harinya. "Mau makan apa?" Tanya Kyle sambil mengosok rambut Lucian.

"Apapun yang Ayah berikan" Jawab Lucian menghindari sentuhan tangan Kyle.

Itu bukanlah jawaban yang selalu Lucian berikan dan jawaban yang Kyle harapkan. "Baiklah, kita makan daging hari ini. Apa kau mau makanan penutup?" Tanya Kyle.

Lucian tidak menjawabnya. Kyle melihat ke arah Lucian yang melamun dengan pandangan matanya yang tidak fokus. Kyle tidak tau mimpi apa yang membuat bocah seceria itu menjadi pendiam dalam sekejap.

Kyle dan Lucian sampai di rumah. Kyle sengaja memberi makanan tanpa garam kepada Lucian. Lucian memakannya seperti tidak ada bedanya di indera perasanya dan menghabiskan makanan itu. Kyle merasa ini akan semakin rumit apabila Lucian terus diam. Apa lagi, empat hari yang akan datang adalah waktu baginya untuk test masuk ke akademi bersama Andralia.

Kyle berdiri dan memaksa Lucian untuk melihatnya. Dia mendonggakkan dagu Lucian untuk melihatnya. "Katakan padaku. Siapa yang menganggumu?" Ucap Kyle.

"Tidak ada yang mengangguku" Lucian menghindari mata Kyle.

"Lalu, kenapa kau tidak bisa melihatku?" Kyle terus memaksa Lucian untuk melihatnya.

Lucian akhirnya melihat ke arah mata Kyle. Kyle menunjukkan senyumannya dengan tipis. "Apa yang terjadi padamu? Ceritakan sedikit. Kamu masih anak-anak. Tidak baik memendam semua perasaanmu sendirian" Ucapan Kyle membuat hati Lucian terenyuh.

Mata Lucian menyipit. Dia mulai menangis. "Ayah.... masakanmu gak ada garamnya" Ucap Lucian sambil menangis kepada Kyle.

"Hanya itu saja?" Tanya Kyle kepada Lucian.

Lucian kembali memeluk Kyle dan membenamkan wajahnya di dekapannya sambil mengeleng.

"Apa lagi? Ceritakan" Pinta Kyle sambil mengusap punggung Lucian.

Lucian mempererat pelukannya. "Aku selalu mimpi buruk setiap malam. Aku melihamu terbakar di setiap kali aku berusaha memegangmu, Ayah.... Aku bersyukur karena itu hanya mimpi. Tapi, tetap saja. Bagaimana bila itu terjadi?" Tanya Lucian mendongakkan kepalanya.

Mata Lucian berkaca-kaca.

Kyle mengusap kening Lucian. "Lihatlah, kau memelukku Lucian. Apa aku terbakar?" Tanya Kyle kepada Lucian.

Lucian mengeleng. "Tidak terbakar kan?" Tanya Kyle sekali lagi dan dianggukki oleh Lucian.

"Apa aku akan baik-baik saja, Ayah?" Tanya Lucian.

"Kau akan baik-baik saja. Ayah akan melindungimu sampaj kapanpun" Jawab Kyle.

Lucian memeluk Kyle sekali lagi. "Aku juga akan menjaga Ayah agar tidak terbakar" Ucap Lucian.

Kyle terkekeh kecil sambil mengosok kepala Lucian. Namun, saat itu Kyle dengan jelas melihat asap hitam itu keluar dari tubuh Lucian. Kyle membelalakan matanya dan melihat ke arah wajah Lucian. Lucian tengah memandanginya dan menunjukkan seringaian kepada Kyle.

"Kau Ayah yang baik" Ucapnya.

"Berapa banyak kematian yang sudah kau lihat?"

"Apa mereka yang mati, semuanya adalah keluargamu?"

"Kau Prajurit Erundil, kan?"

"Aku dapat melihat kesetiaan itu dari matamu, tapi apa ini? Kau menjaga sesuatu yang akan menjadi bencana bagi Erundil. Apa ini bisa disebut sebagai kesetiaan?"

Kyle menutup mata merah menyala itu yang tengah menatapnya dengan telapak tangan kanannya. Namun, Lucian menarik tangan itu perlahan dan meletakkan telapak tangan Kyle di pipi kanannya. Lucian tersenyum dengan matanya yang menyipit.

"Aku sangat bersyukur karena kau adalah Ayahku. Aku tidak perlu menyembunyikan apapun karena kau sudah berjanji melindungiku, kan?" Tanya Lucian.

"Aku melindungimu, karena kita adalah keluarga" Jawab Kyle.

Lucian kembali memeluk Kyle dan membenamkan wajahnya didekapan Kyle. "Dengan begitu, aku akan membalas kebaikanmu lebih banyak dari yang kau berikan, Ayah" Ucap Lucian.

KRAUUKKK.....

Perut Lucian kembali berbunyi. Dia langsung mendongakkan pandangannya. "Aku mau makan lagi" Ucap Lucian melepas pelukannya.

"Kau baru habis makan" Jawab Kyle.

"Tetap saja, makanan yang gak ada garamnya gak bisa bikin aku kenyang, Ayah~" Rengek Lucian dengan bibirnya yang manyun.

"Masaklah sendiri. Kau bisa kan?"

"Huuu, tapi masakannya enak dimasakin Ayah" Jawab Lucian sambil berjalan ke arah dapur dengan langkahnya yang malas.

Kaki Kyle langsung lemas. Dia duduk di kursi dengan cepat menahan kakinya yang sudah gemetar. "Apa yang terjadi dengan Lucian?" Kyle menggenggam tangannya yang gemetaran.

"Selagi aku bisa mendidiknya, aku akan baik-baik saja. Dia bukanlah bencana. Dia hanya anak biasa" Kyle bertarung dengan pikirannya.

Lucian melihat wajah Kyle yang ketakutan di sana. Dia tersenyum tipis. "Lihat saja, sampai kapan dia akan bertahan. Tapi, aku menyukai Manusia seperti itu. Dia manusia yang bisa memegang ucapannya" Batin Lucian sambil tersenyum lebar dan mulai berdendang menyiapkan makanan untuk dia makan.

...♧♧♧...

Malam hari, Lucian belajar lagi untuk memantapkan pelajarannya. "Tapi, bukankah ini pelajaran yang terlalu mudah untuk dikerjakan?" Tanya Lucian kepada Kyle.

"Itu sudah soal standar dari tahun yang lalu. Jadi, kemungkinan soal nanti tidak akan jauh dari ini" Jawab Kyle yang tidak didengarkan oleh Lucian.

"Aaah, jadi kangen Putri Andralia. Aku ingin menemuinya" Ucap Lucian sambil menempelkan kedua telapak tangannya di pipinya.

TUAK!

Kyle langsung memukul kepala Lucian dengan buku yang digunakan untuk belajar. "Ouch!" Lucian langsung menutup kepalanya yang dipukul Kyle.

"Jangan macam-macam dengannya" Ucap Kyle.

"Aku hanya rindu"

"Berhenti berkata yang aneh-aneh. Besok kau bisa bertemu dengannya. Sekarang, bisakah kau ceritakan tentang dirimu?" Tanya Kyle.

Lucian mengeleng. "Kenapa?"

"Ada banyak tikus di rumahmu. Kau seharusnya menyadari itu, Tuan Kolonel" Jawab Lucian sambil tersenyum dengan lebar.

Kedua mata Kyle terbelalak. Dia melihat ke arah jendela rumahnya. Dia sungguh tidak merasakan kehadiran orang-orang itu.

"Haruskah aku yang bertindak?" Tanya Lucian sambil menunjukkan senyumannya.

"Bertindak?"

"Ya, hanya sekali jentikan jariku mereka bisa, PSSSH... Lenyap tak tersisa" Jawab Lucian melibas kecil tangan kanannya.

Kyle langsung merinding. "Biarkan aku saja. Lanjutlah belajar" Ucap Kyle sambil berdiri dan keluar dari rumahnya untuk memastika tikus-tikus yang di maksud Lucian.

DEGH!

Ternyata, tikus yang di maksud Lucian adalah Alvart yang datang bersama beberapa bawahannya. Kyle segera bertekuk lutut dihadapan Alvart. "Baginda, apa yang membuat Anda datang ke rumah saya?" Tanya Kyle yang masih bertekuk lutut di hadapan Alvart.

"Aku mencari Lucian. Permisi,... aku masuk" Ucap Alvart masuk dengan tiba-tiba ke rumah Kyle.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!