NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Setelah menjalani hari melelahkan dan insiden tak terduga hari ini, kini Xavier dan Sabila mengistirahatkan tubuh keduanya di ranjang. Namun, sejak beberapa menit yang lalu, baik Xavier maupun Sabila belum ada yang terlelap, tapi tidak juga saling berucap. Pasangan suami istri itu seakan hanyut dalam lamunan yang mereka ciptakan sendiri.

"Bil," panggil Xavier setelah lama terdiam.

"Hm?"

Xavier mengubah posisinya yang semula terlentang menjadi menyamping menghadap sang istri. "Kau ke mana setelah pindah dari Universitas Jakarta waktu itu?" tanya Xavier. Sebab, sejak kejadian dimana ia berniat melakukan hal buruk pada Sabila, Sabila langsung menghilang bak ditelan bumi.

"Kenapa?" tanya Sabila.

"Aku ingin tahu saja. Aku melewatkan terlalu banyak hal tentangmu karena kesalahanku."

Cukup lama Sabila tidak menjawab. Tangannya terlipat di atas perut, sedangkan Ingatan seakan menerawang jauh, memikirkan dan mengingat-ingat semua hal yang telah ia lalui setelah mengetahui niat buruk Xavier saat itu.

"Aku pergi ke Jerman. Mencoba mencari keberuntungan dan menempuh pendidikan di sana." Sabila melirik Xavier yang masih saja menatapnya. "Aku sempat berniat untuk tidak lagi kembali ke sini, karena berbagai faktor."

"Apa salah satu alasannya karena kau tidak mau bertemu denganku lagi?"

"Hm, rasanya aku sangat muak dan berharap tidak lagi bertemu denganmu, maka dari itu aku ingin menetap di sana. Tapi, lagi-lagi aku lupa, aku ini anak perempuan satu-satunya dalam keluarga Bumantara. Mama dan Papa tidak mungkin mengizinkanku jauh dari mereka."

"Maafkan aku." ucap Xavier entah keberapa kalinya.

"Aku sempat berpikir untuk memaafkanmu dan melupakan kejadian apapun tentang kita, tapi ternyata aku tidak sebaik itu."

"Bil," Xavier semakin mendekatkan tubuhnya pada Sabila. Lalu, tangannya bergerak untuk menggenggam tangan Sabila dan ia kecup secara singkat. "Sekarang, setelah kita bersama dan menikah, apakah kau masih membenciku?"

"Kebencian itu perlahan hilang bersamaan dengan waktu yang terus berjalan. Tapi rasa kecewanya mungkin selamanya akan membekas di sini." Sabila membawa tangan Xavier untuk memegang dadanya, membuatmu Xavier semakin merasa bersalah. "Tapi tenang saja. Mulai sekarang, aku akan berusaha untuk berteman denganmu. Anggap saja itu sebagai balas budiku untuk pertolonganmu tadi malam, sekaligus kenangan baik sebelum kita berpisah."

"Hust!" Xavier meletakkan telunjuknya di depan mulut Sabila. Sungguh, ia benar-benar mencintai wanita yang menjadi istrinya ini. Dan mendengar kata berpisah, membuatnya merasa tidak suka. "Jangan pernah katakan itu lagi," pinta Xavier.

Sabila tersenyum singkat. Bagaimanapun, mood-nya sedang dalam keadaan baik, jadi ia tidak akan merusak mood dengan beradu mulut dengan Xavier. "Sudah malam, sebaiknya kita tidur." Sabila memutar tubuhnya memunggungi Xavier. Namun, tanpa terduga, Xavier langsung menarik bahunya untuk menghadap Xavier kembali.

"Hukum aku karena sudah menyakitimu, Bil. Silahkan lakukan apapun padaku, asal jangan pernah memikirkan perpisahan." pinta Xavier.

Tidak ingin membahas lebih dalam, Sabila memilih memejamkan matanya dengan posisi menghadap Xavier. Sedangkan Xavier, melihat Sabila yang tidak menjawab ucapannya membuatnya tidak bisa bernapas lega. Namun, melihat jam yang yang sudah cukup larut, membuatnya membiarkan Sabila tidur.

"Cup! Good night, Semoga mimpi indah."

*

Setelah sarapan, Sabila langsung mengambil tab-nya dan membawanya ke ruang keluarga. Tidak lupa, ia mengambil beberapa cemilan serta menyiapkan minum di meja untuk menemani kegiatan mendesain-nya di akhir pekan ini.

"Sedang apa?" tanya Xavier saat melihat Sabila begitu fokus pada tab-nya.

"Ada beberapa desain yang belum selesai, dan aku harus mengirimkannya pada klien besok."

"Oh," Xavier duduk di sofa berseberangan dengan Sabila. Melihat cemilan, ia langsung membukanya dan ikut memakannya. "Desainnya rumit?" tanya Xavier.

"Lumayan, ini desain untuk wedding dan mereka request ada ornamen-ornamen Jepang di ekor gaunnya."

Meski tidak begitu mengerti, Xavier terlihat mengangguk-angguk saja sembari memakan cemilan milik Sabila. "Rambutmu apa tidak mengganggu?" tunjuk Xavier pada rambut istrinya yang dibiarkan tergerai.

"Sedikit, tapi ini belum kering. Jadi, aku belum mengikatnya."

Xavier kembali mengangguk mengerti. Karena merasa bosan, Xavier memilih berpindah tempat duduk ke samping Sabila dan melihat apa yang istrinya itu kerjakan sembari terus memakan cemilannya.

"Sepertinya, burung Okinawa-nya lebih bagus ditaruh di bagian tengah," komentar Xavier saat melihat desain sang istri.

Mendengar usulan Xavier, Sabila langsung mengubah posisi burung di bagian desainnya. "Begini?" tanya Sabila.

"Hm, aku rasa lebih baik. Bagaimana menurutmu?" tanya Xavier balik. Sebab, bagaimanapun desain itu adalah milik Sabila, dan Sabila memiliki sudut pandang berbeda tentang desain karena itu adalah dunianya.

"Hm, iya, ini memang lebih baik." Sabila mengubah tata letak beberapa gambar desainya. Sebelah tangannya bergerak hendak ikut memakan cemilan yang dimakan Xavier. Namun, Xavier langsung menyuapinya tanpa diminta.

"Tanganmu kotor nanti. Jadi, biar aku menyuapimu." ucap Xavier santai. "Sudah, lanjutkan lagi desainnya."

Sabila kembali melanjutkan desainnya, sesuai perintah Xavier. Namun, kini fokusnya sudah terpecah karena perhatian kecil yang Xavier berikan padanya membuatnya sedikit salah tingkah.

"Aku rasa, bunga sakuranya akan lebih bagus kalau ditaruh acak saja. Jadi, lebih terlihat real musim seminya." Lagi-lagi Xavier memberi usul.

"Hm, kau benar." Sabila kembali menuruti saran Xavier. "Seperti ini?" Sabila menunjukkn layar tab-nya.

"Iya, tapi taburan bunganya terlalu sedikit, coba tambahkan lagi."

Sabila menurut saja. Ia kembali menambahkan beberapa gambar bunga sakura pada desainnya sesuai usulan Xavier. Tidak hanya perihal bunga, pasangan suami istri itu juga banyak bertukar pikiran mengenai bagian-bagian lain dari desain gaun wedding yang dikerjakan Sabila. Hingga tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat.

"Yeay! Akhirnya," Sabila meletakkan tab-nya sembari menghela napas lega karena berhasil menyelesaikan desainnya.

"Minumlah dulu," ucap Xavier dan langsung dituruti Sabila. "Oh iya, untuk makan siang, kau ingin makan apa?"

"Mmm, aku sedang tidak ingin apapun."

"Berarti aku bebas memasak apapun?" tanya Xavier lebih jelas.

"Hm."

"Baiklah, kalau begitu kau tunggu di sini, biar aku memasak makan siang sebentar."

Setelah Xavier menuju dapur, Sabila ikut berjalan menyusul. Tiba di dapur, Xavier langsung memakai apron dan mulai memotong sayur-sayuran yang akan ia olah, sedangkan Sabila duduk diam di meja makan.

"Aku tidak tahu sebelumnya kalau kau pintar memasak." ucap Sabila. Tampaknya, wanita ini sudah sedikit melunak pada Xavier. Buktinya, ia cukup sering memulai obrolan pada suminya ini sekarang.

"Hm, aku tinggal di rumah ini sejak lama. Karena tinggal sendiri, mau tidak mau aku harus memasak. Dan karena terbiasa, akhirnya aku cukup mahir sekarang."

"Oh, berarti kau sudah meninggalkan rumah utama sejak lama?"

"Lumayan, mungkin sekitar... Lima, enam, tujuh. Kurang lebih tujuh tahun yang lalu."

"Cukup lama ternyata."

Sabila kembali fokus melihat Xavier yang terlihat cekatan memasak. Dalam hati, Sabila merasa bahagia karena Xavier benar-benar meratukan dirinya. Xavier sama sekali tidak menuntutnya untuk melakukan pekerjaan apapun. Bahkan, tadi pagi Sabila berniat untuk menyapu rumah, tapi langsung Xavier ambil alih begitu saja. Andai saja pernikahan ini bukan sebuah pernikahan kontrak, mungkin Sabila akan sangat bahagia karena dicintai dengan begitu dalam oleh pasangannya.

Ting tong!

"Siapa yang datang?" Sabila langsung beranjak menuju gorden dan menyingkapnya sedikit. Begitu terbuka, ia terkejut melihat kehadiran ibu mertuanya di depan pintu.

"Siapa?" tanya Xavier.

"Mommy."

"Oh." Xavier terlihat biasa saja. Ia bahkan melanjutkan aksi masaknya dengan santai.

Melihat Xavier yang sangat santai seperti itu membuat Sabila panik sendiri. Bagaimana tidak, Mommy Mirna sangat menyayangi putra sulung sekaligus putra satu-satunya ini. Di rumah utama, Xavier dilayani bagai putra mahkota oleh Mommy Mirna. Lalu apa jadinya kalau ibu mertuanya itu tahu apa yang putranya lakukan di rumah ini. Bisa-bisa, Sabila akan mendapat omelan tujuh hari tujuh malam dari mertuanya itu.

Dengan gerakan cepat, Sabila mendekati Xavier dan mengambil apron dari tubuh Xavier, lalu memasangkannya di tubuhnya sendiri. Tidak lupa, Sabila memegang bawang-bawangan yang sudah diiris oleh Xavier sebelumnya agar bau tubuhnya lebih meyakinkan. Setelah itu, ia mendorong Xavier untuk membuka pintu, sedangkan dirinya menggantikan tugas Xavier untuk memasak memotong beberapa sayuran yang tersisa.

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!