NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf, Saya Tidak Sengaja

Jangan lupa like, vote dan komennya beib 😊

Friska memasuki ruang keluarga saat semua orang sedang terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing masing. Friska lebih tertarik mendekati Vano yang terlihat sibuk dengan mainan nya

"Hai.. Vano sedang bermain apa?"

"Main mobil mobilan tante"

"Apakah tante boleh ikut?"

"Tentu saja. Vano justru senang kalau ada yang menemani bermain" balas Vano antusias. Dia memang jarang memiliki teman bermain, Ardigo yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang untuk bermain bersama Vano

"Tante pilih mobil yang mana?"

"Hmm.. tante suka yang ini"

"Okeyy. Kita balapan sampai ke sana ya tante" ucap Vano sambil menunjuk sudut ruangan yang diangguki oleh Friska. Mereka lalu bermain berdua dan saling tertawa sambil berusaha untuk menjadi juara dalam permainan kali ini.

Kehebohan dan antusiasme dari keduanya tidak luput dari pandangan ketiga orang yang ada disana, tak terkecuali Ardigo. Tanpa ia sadari, bibirnya menipis dan membentuk sebuah senyuman tipis. Rini yang melihatnya sangat senang, karena Vano terlihat nyaman bersama Friska. Meskipun dia mendengar Vano masih memanggil Friska dengan sebutan 'Tante', Rini memilih diam dan tidak mempermasalahkan itu. Dia tidak ingin terlalu terburu buru dan membuat Vano bingung nantinya.

Lihatlah, dia tidak ada bedanya dengan Vano. Dasar gadis kekanakan

Ardigo membatin sambil menggelengkan sedikit kepalanya. Dia lalu teringat sesuatu dan merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Ardigo membaca dengan teliti tiap tulisan yang terpampang di layar ponsel mahalnya. Sesekali keningnya berkerut karena terlalu fokus membaca file yang tadi dikirim oleh Andre

"Ayo istirahat tante, Vano lelah"

"Okey Vano" balas Friska tersenyum sambil mengusap bulir keringat di dahi kecil Vano.

Karena waktu sudah semakin larut, Ardigo, Friska dan Vano memutuskan untuk pulang. Reno dan Rini sudah menawarkan untuk menginap saja namun Ardigo menolak karena besok harus ke kantor

"Sering seringlah datang kesini. Mama senang berkumpul bersama kalian"

"Iya, mama tenang saja" balas Friska sambil tersenyum

"Oh iya, malam minggu ini menginaplah disini, adikmu juga akan pulang" ujar Rini kepada Ardigo

"Oke ma, kami usahakan. Kalau begitu kami pulang dulu Ma, Pa" pamit Ardigo

"Hati hati"

Mobil Ardigo pun mulai melaju membelah heningnya malam. Vano terlihat nyaman duduk di pangkuan Friska dengan menyandarkan kepalanya ke dada Friska

"Besok Vano sudah bisa sekolah kan, Tante?" tanya Vano membuka suara. Sontak saja Friska dan Ardigo menoleh ke arah Vano. Friska sedikit tersentak mendengar pertanyaan Vano yang malah bertanya kepadanya

Bukankah seharusnya dia bertanya pada papanya? Batin Friska bingung. Pasalnya dia tidak tau harus bilang apa, karena keputusan tentang kehidupan Vano ada di tangan sang ayah sepenuhnya

"Vano sudah sembuh total? tidak ada yang sakit lagi?" tanya Friska memastikan

"Vano sudah sembuh, Tante. Vano merindukan teman teman dan juga Cecil"

"Cecil itu siapa, sayang?" tanya Friska bingung

"Cecil itu teman Vano, Tante. Dia itu orang yang baik, sama seperti mamanya"

"Wahh syukurlah Vano punya teman yang sangat baik seperti Cecil"  Friska terlihat antusias

Ardigo sesekali melirik ke arah Friska dan Vano. Dia melirik bergantian kedua orang tersebut. Dia heran melihat kedekatan antara Friska dan Vano.

Sejak kapan mereka menjadi sedekat ini?  Bukankah Vano sangat sulit untuk dekat dengan orang lain?

Itulah pertanyaan yang muncul di benaknya. Pasalnya dulu Vano bahkan tidak pernah mau dekat dengan Felicya. Dan kini dia baru menyadari kenapa putranya itu tidak pernah menyukai Felicya, mungkin karena Vano bisa merasakan bahwa wanita itu bukanlah orang yang baik. Lalu kenapa dia bisa menjadi dekat dengan Friska? apakah itu berarti Friska orang yang baik? Vano bisa merasakannya?

"Baiklah, coba Vano tanyakan kepada papa boleh atau tidak" Friska tetap mengembalikan keputusan kepada Ardigo, karena dia juga sadar diri bahwa Ardigo adalah orangtua Vano. Bukannya dia tidak mau mengakui Vano, hanya saja dia tidak mau sakit hati lagi mendengar ucapan pedas pria itu yang memintanya untuk tidak ikut campur masalah Vano

"Boleh kan, Pa?" mendengar Vano memanggilnya, Ardigo pun menoleh

"Kalau memang Vano sudah sembuh, Papa akan izinkan"

"Yeayyyy... Diizinkan oleh Papa, Tante!" Vano terlihat senang mendengar jawaban sang ayah. Dia merasa seperti sedang berbagi kebahagiaan kepada ibunya sendiri.

Ardigo sedikit tertegun melihat pemandangan dimana Vano yang semula duduk menyamping menghadap ke arahnya, kini tengah memeluk leher Friska dengan sorak bahagia. Sudah lama dia tidak melihat sikap Vano yang semanja itu. Ada rasa hangat yang mengalir ke hatinya ketika melihat dua orang di sampingnya yang terlihat senang dan saling berpelukan

"Besok Vano mau bekal apa?"

"Tante mau membuatkan bekal untuk Vano?" sepertinya Vano mendapatkan kebahagiaan yang bertubi tubi malam ini.

"Iya sayang, supaya Vano semakin semangat sekolahnya"

"Vano mau nasi goreng, Tante. Tapi pakai bentuk yang lucu lucu seperti punya Cecil. Cecil sering membagi bekalnya dengan Vano, kata Cecil itu buatan mamanya. Enak ya Cecil punya mama"

Ocehan Vano tersebut membungkam dua orang dewasa yang sedang bersamanya saat ini. Ardigo merasa dadanya seperti dihimpit oleh batu yang sangat besar sehingga membuat sesak yang teramat sangat. Sedangkan Friska menatap prihatin ke arah Vano. Dia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh bocah yang ada dipangkuannya tersebut

"Hei.. jangan sedih seperti itu, Ganteng. Kan Vano punya Tante, Tante yang akan membuatkan bekal Vano, apapun yang Vano mau. Jadi sekarang Vano tidak boleh iri lagi kepada Cecil. Karena mulai besok Vano akan membawa bekal sendiri, sama seperti Cecil. Oke, Ganteng?"

"Oke, Tante!" senyum Vano yang sebelumnya sempat pudar kini kembali terbit di sudut bibir nya

Ardigo menghela napasnya lega melihat senyum putranya kembali terpancar. Haruskah dia berterima kasih kepada Friska? Karena selama ini belum pernah ada yang mengucapkan perkataan seperti yang diucapkan oleh Friska, kalimat penyemangat sekaligus penenang untuk Vano. Yang bisa membuat Vano berpikir jika dia tidak sendiri di dunia ini.

Beberapa menit berlalu dan kini Vano sudah terlelap dengan posisi menempel ke dada Friska, sedangkan kedua lengan mungilnya memeluk pinggang Friska erat. Ardigo tetap saja mencuri pandang ke arah Friska yang terlihat tidak terganggu sedikitpun. Perempuan itu malah mengelus lembut punggung Vano, membuat tidur Vano semakin nyenyak

Perasaan asing apa ini? kenapa seakan aku tidak mau melepaskan pandangan dari mereka? Batin Ardigo merasa aneh dengan dirinya sendiri

Tak lama kemudian, mereka telah tiba di basement apartemen. Setelah memarkirkan mobilnya, Ardigo menoleh ke arah Friska yang akan membuka handle pintu.

"Tunggu disini, biar saya yang membuka pintunya" Ardigo turun dan memutari mobilnya

"Terimakasih"

"Vano berat, ya? sini biar saya yang gendong"

"Tidak apa apa Mas, aku saja"

Mereka berjalan beriringan menuju lift yang mengantarkan ke apartemen

Setelah membuka pintu, Ardigo berjalan di belakang Friska yang masih menggendong Vano. Tepat di dekat tangga, Friska menghentikan langkahnya dan berbalik. Ardigo pun menatap Friska seakan bertanya 'Kenapa?'

"Ini Mas, tolong bawa Vano ke kamar. Sepertinya dia sudah tertidur sangat pulas" ujar Friska memberikan Vano kepada sang suami. Karena dia teringat dulu Ardigo pernah memperingatinya untuk tidak pernah naik ke atas

Seakan mengerti, Ardigo pun mengambil posisi yang sangat dekat lalu mencoba mengambil alih Vano dari dekapan Friska. Terlihat Vano yang sangat nyaman tidur di dada Friska. Saat meraih tubuh Vano dari gendongan Friska, tangannya tanpa sengaja menyentuh dada Friska yang membuat gadis tersebut kaget dan memelototkan matanya kesal. Ardigo pun sama terkejutnya ketika tidak sengaja menyentuh sesuatu yang sudah lama tidak disentuhnya itu. Dia menatap Friska yang sudah menatapnya dengan garang, sangat berbeda dengan tatapan penuh cinta yang ditujukannya untuk Vano.

"Maaf, saya tidak sengaja"

"Hmm" balas Friska memalingkan wajahnya yang memerah

"Aku ke kamar dulu" ucap Friska lalu membuka pintu kamarnya dan langsung menutupnya. Ardigo pun menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Setelah meletakkan Vano di kasur, dia tanpa sengaja melihat tangannya yang tadi telah  menyentuh aset Friska

Aishhh dasar bodoh!  gumamnya pelan

To be continued

1
Christina Hartini
Digo menyiapkan surprise untuk Friska ( rumah idaman Friska ) mungkin ya
Christina Hartini
setuju 👍
Nuryati Yati
semangat thor
Nuryati Yati
😭😭😭
Nuryati Yati
rasakno Vania makanya punya mulut tu di jaga jangan seenaknya asal jeplak
Nuryati Yati
👍👍👍
Nuryati Yati
sombong amat Digo
Nuryati Yati
😅😅
Nuryati Yati
mulai mengagumi
Nuryati Yati
si Digo negative thinking terus minta di getok ni otaknya
Nuryati Yati
katanya sayang sama anak kok ngasih makanan gk sehat
Nuryati Yati
Digo jd papa egois gk paham dan ngerti keinginan Vani
Nuryati Yati
pedes amat mulut nya Ardigo pen tk tapok sandal 😁
Nuryati Yati
Bpk nya Friska kemana kok di titipin panti asuhan
Fitri Saadah
Luar biasa
Nuryati Yati
mampir
Ida Damayanti
❤️❤️❤️❤️❤️
etna winartha
ceritranya enak dibaca
etna winartha
sesuai lah visualnya
Fani Indriyani
Dasar friska 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!