NovelToon NovelToon
Musim Semi Di Batalyon

Musim Semi Di Batalyon

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara / Persahabatan / Romansa
Popularitas:77.1k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.

Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.

Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.

SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Berkumpul lagi.

Nadia menangis meraung-raung saat melihat Bang Angger. Ia mengadukan apa yang terjadi tadi pada Abangnya itu sampai berapi-api berharap mendapatkan dukungan penuh.

"Jadi kamu hamil?" Tanya Bang Angger tapi ekor matanya melirik Bang Arma dengan kesal.

"Iya, Bang Arma yang buat."

Bang Arma sampai mendengus kesal mendengarnya. "Jelas saja Abang yang buat. Kamu pikir siapa lagi?"

"Jangan banyak nangis. Ibu hamil di larang banyak menangis. Kasihan bayimu..!!" Kata Bang Angger, rupanya ia pun kesulitan menenangkan adik perempuannya itu.

"Tapi Bang Arma nggak sayang Nadia. Yang di pikirkan hanya kursi roda sama meja." Pekik Nadia emosi.

Bang Angger sampai memijat pelipisnya saking bingungnya.

Tria tersenyum kecil, ia memahami bagaimana perasaan Bang Angger saat ini. Tria pun akhirnya memeluk Nadia. "Ikut Mbak Tria yuk..!!" Ajaknya.

~

"Adikmu buatku sakit kepala..!!" Kata Bang Arma.

"Sorry, aku pikir Nadia sudah bisa lebih pintar." Ucap sesal Bang Angger.

"Sebenarnya aku tidak masalah, tapi kadang aku juga gemas dengan kelakuannya. Bisa-bisanya dia lambat menyadari segala keadaan."

Bang Angger menepuk bahu sahabatnya, agaknya kini dirinya harus lebih banyak berterima kasih atas segala kesabaran Bang Arma untuk Nadia adiknya.

//

"Malah seperti itu adalah bentuk perhatian untukmu dek." Kata Mbak Tria berusaha menghibur Nadia dan memberikan pengalaman yang baik untuk iparnya.

"Tapi Abang tidak terlihat bahagia saat Nadia bilang kalau Nadia sedang hamil."

Mbak Tria menghela nafas berat sebab ia pun pernah merasakan kekacauan hati saat awal kehamilannya dulu walau tidak separah Nadia.

"Mana ada Bang Arma begitu. Seorang suami pasti akan sangat bahagia mendengar kabar kehamilan istrinya begitu pula dengan Bang Arma, hanya saja mungkin cara penyampaiannya berbeda. Oiya, bukankah setelah Bang Arma tau dirinya akan segera menjadi Papa reaksinya langsung berbeda??" Jawab Tria.

"Iya, langsung tidak senang dan pesan kursi roda.

"Bukan, dek. Ayo sini.. ikut Mbak Tria..!!" Ajak Tria.

~

"Kau jangan berlebihan Ar..!!"

Bang Arma mulai emosi pada Bang Angger karena jawabannya seakan meremehkan dirinya. "Berlebihan bagaimana??? Aku pesan kursi roda agar Nadia tidak lelah jalan kesana kemari, aku memesan dua asisten rumah tangga untuk membantu dan menemani Nadia, aku juga memasang pengaman sisi meja agar Nadia tidak terbentur di dalam rumah."

Nadia yang sempat mendengar jawaban Bang Arma langsung terdiam namun segera sadar setelahnya.

"Orang hamil itu bukan penyakitan, Bang..!! Bang Angger memang benar, Abang berlebihan."

Bang Arma menoleh melihat Nadia sudah berdiri di belakangnya. Ia berdecak kesal sebab raut wajah Nadia nampak tidak sependapat dengan nya.

"Lalu bagaimana mau mu? Semua ini juga demi kamu dan juga anak kita." Kata Bang Arma.

"Ya seharusnya Abang beri reaksi bahagia donk..!! Kenapa wajah Abang datar saja saat Nadia memberi kabar kehamilan. Nadia merasa tidak di sayangi, merasa tidak di inginkan." Protes Nadia tidak bisa menahan diri. Ingin rasanya berteriak sekencang nya meluapkan perasaan.

Bang Arma menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Nadia. Bang Arma bangkit dari duduknya lalu memeluk Nadia tapi istri kecilnya itu mendorongnya dan menolak perhatiannya.

Secepatnya Bang Arma kembali memeluk Nadia. Ia membujuknya dengan lembut dan membelai rambut panjangnya. "Maaf kalau Abang terkesan tidak suka, tapi sungguh Abang sangat menantikan kehadirannya di rahim mu. Jangan pernah salah paham dengan semua sikap Abang..!!"

Seketika Nadia merasa tenang berada di dalam dekapan Bang Arma, setiap debaran dan detak jantungnya begitu terasa menyentuh hatinya.

"Tolong jaga dia, Abang sangat menginginkan dia..!!" Bang Arma mendaratkan satu kecupan di bibir manis Nadia.

Saat itu tak sengaja Bang Aryo datang ke rumah Bang Arma, memang rumah mereka berdekatan hingga akses pertemuan mereka tidak lagi berbatas pulau seperti dulu. Bang Aryo pun menjadi tidak enak hati melihat pemandangan langka di depan mata.

"Maaf.. aku nggak sengaja."

"Nggak apa-apa. Masuk saja..!! Biasa lah bini merajuk." Bang Arma melepaskan pelukannya, ia mempersilakan Bang Aryo dan Riris untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Wajar lah merajuk, namanya juga anak-anak." Sambar Riris.

Bang Aryo menyenggol kaki Riris agar istrinya itu bisa menjaga sikap dan ucapan di hadapan Bang Arma.

"Rasanya Riris tidak salah bicara. Nadia memang masih belasan tahun, masih melekat sifat anak-anaknya. Entahlah, dengan sifatnya itu apa dia bisa menjaga kehamilan nya atau tidak."

"Kau diamkan istrimu atau tanganku yang diamkan?? Jangan pernah menyentil istriku dalam hal apapun..!!" Ancam Bang Arma kemudian membantu Nadia untuk berdiri tapi lagi-lagi Nadia menepis tangannya.

"Urus saja perempuan yang tidak kekanakan..!!"

Bang Arma menepuk dahinya. Baru saja ia merasakan damai, kini dirinya harus kembali mengatasi merajuk kesalnya Nadia.

"Nanti jalan-jalan yuk..!! Kita belum pernah jalan berdua ke kota..!! Cari kopi trenggiling." Bang Arma merogoh saku celananya. "Ini, Abang DP dulu. Nanti Abang lunasin kalau kita jalan-jalan..!!"

Nadia menyambar uang tersebut lalu beranjak dari posisinya. "Oke."

.

.

.

.

.

.

.

.

1
Mira Lusia
mbak nara yg judul ini pindah lapak po..udah lama kok blm up juga..kangen sama bang arma je..😅😅
Pipin Nurma
asli bikin ngakak..🤣🤣🤣🤣
Pipin Nurma
🤣🤣🤣🤣🤣🤣walah nyandu rupa e..
Novi Jahan
Luar biasa
Sri I
karya mu nggak pernah gagal thor
mudahlia
wkwkwkwkkwk sabar punya adek kelewat pulossssss
Mika Saja
Nadia.......
Ana
sk lnjut
Mira Lusia
suka sama pasangan dijudul ini..gak banyak drama2😊😊
Murni Zain
Nadia lg hamil dn lahirlah "Santani Bayu Biru" ☺🥰
Mira Lusia: masak sih sentani anak nadia sama bang arma..
NaraY_Kamanatha: Bang Rigo sm Bang Dhofir
total 4 replies
Mira Lusia
ya iya lah..ya kali kucing nyabrang meh digondheli buntute..nyungsep lahh
Mika Saja
😄😄😄😄😄Nadia bsk bsk jgn KB ya biar gak gendut🤭🤭
Nabil abshor
kokean ngumbe uyah baaaang,,,, 😅
Nabil abshor
🤣🤣🤣🤣🤣
Nabil abshor
eeeeeee lhaaaa yoooo,,,,,, 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Murni Zain
Emang krn capek mbk Nad, babang Arma langsung tidur💤😴.
Ratu Tety Haryati
Padatnya kegiatan, tubuh yang lelah, urusan ranjang yg tak seperti biasanya, salah paham, akhirnya saling menuduh ada main belakang🤦‍♂️
Ana
lnjut
Mira Lusia
masih malu2 aja nih abang..😁😁
Murni Zain
orang ya kelihatan kaku,seram tp hati bang hati baik.. mengayomi anggota.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!