NovelToon NovelToon
Dewa Setan Perbatasan Utara

Dewa Setan Perbatasan Utara

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jibril Ibrahim

Muda, tampan, kaya, tidak berguna! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Huan Wenzhao. Namun…

Siapa sebenarnya Huan Wenzhao tak ada yang tahu.

Mau tahu identitas lain Huan Wenzhao?

Ikuti kisahnya di sini!
Hanya di: Noveltoon/Mangatoon.

~Selamat membaca~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode¹⁴

Benturan energi besar-besaran pun terjadi.

Permukaan sungai berpendar oleh keredap cahaya berwarna-warni disertai dentuman seperti genderang perang.

DUNG…

DUNG…

DUNG!

Orang banyak yang sudah terpencar kembali berbalik dan berhenti. Lalu tercengang menatap mereka dari radius puluhan meter.

Semburat cahaya berwarna-warni berpendar dari tubuh keduanya seperti lampu kelap-kelip.

Kedua sosok yang mengambang di atas sungai itu masih membeku, hanya saling menatap dengan sorot saling mengintimidasi. Jemari Huan Wenzhao masih mencengkeram pergelangan tangan sang dewa.

“Hanya dewa palsu!” Desis Huan Wenzhao sambil tersenyum mencemooh.

Pria itu serentak menggeram. “Siapa yang kau bilang dewa palsu?” Hardiknya sembari menepiskan tangan Huan Wenzhao. Kemudian melayangkan telapak tangannya ke dada Huan Wenzhao.

Huan Wenzhao membendungnya dengan telapak tangan juga.

BUUUUUM!

Ledakan energi membuncah ketika telapak tangan mereka saling bertumbukan.

Pria itu menggeram lagi. Tapi tidak mengatakan apa-apa. Hanya melotot dengan rahang mengetat.

“Kau begitu ingin menjadi dewa?” Ejek Huan Wenzhao. “Lalu kenapa tak kaunikmati kehidupan dewamu di dunia atas, malah membuat kehebohan di sini?”

“Tutup mulutmu!” Hardik pria itu sambil menarik tangannya dan mengayunkannya lagi ke arah Huan Wenzhao.

Tapi lagi-lagi Huan Wenzhao berhasil menangkap tangannya.

Sial! Gerutu pria itu dalam hatinya.

“Jangan-jangan…” Huan Wenzhao menggantung kalimatnya dengan dramatis. Kemudian menambahkan, “Kemampuanmu tidak dipandang di dunia atas?”

“Diam!” Mental pria itu akhirnya goyah. “Siapa kau sebenarnya?”

Huan Wenzhao menanggapinya dengan seringai tipis. Lalu tiba-tiba berpindah tempat lagi, tahu-tahu sudah berada di belakang pria itu, melayang sedikit lebih tinggi dengan kepala di atas bahu pria itu, membungkuk mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan mulutnya ke telinga pria itu. “Aku kakekmu!” Bisiknya mengolok-olok.

Pria itu menelan ludah dan menggertakkan giginya. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Tak bisa bergerak, tak bisa berkata-kata.

Aura tekanan yang ditebarkan Huan Wenzhao melumpuhkan setiap titik sarafnya tanpa sentuhan tangan.

Bagaimana bisa seorang petapa sekuat ini? Pikir pria itu frustrasi. “Kau bukan petapa,” katanya dengan suara tercekat.

“Mau kuajari caranya menjadi dewa?” Tahu-tahu Huan Wenzhao sudah berpindah tempat lagi ke depan pria itu.

Pria itu mengerjap dan menelan ludah dengan susah payah. Dia tak mungkin dewa, kan? Katanya dalam hati. Bukankah terlalu muda?

“Kau bukan manusia fana?” Terka pria itu. Tak banyak manusia fana yang bisa menjadi dewa di bawah usia setengah abad, pikirnya. Apalagi menjadi dewa di usia remaja, kecuali sudah menjadi dewa sejak lahir. Perjalanan manusia fana menjadi dewa membutuhkan waktu yang sangat panjang.

“Kau terlalu banyak berpikir,” kata Huan Wenzhao sambil menotok dahi pria itu. Kemudian menotok tenggorokannya. “Terlalu banyak bicara!”

Pria itu langsung membeku seakan berubah jadi batu.

Huan Wenzhao melayang melewati bahu pria itu dan memutar ke belakang seperti hantu gentayangan, kemudian menyentil cakra dewa di belakang kepala pria itu. “Terlalu arogan!” Ia menandaskan.

Tidak! Pekik pria itu dalam hatinya. Tubuhnya bergemeretak.

KRAAAAKKKK…

Cakra itu mulai retak dan luruh perlahan.

Kemudian meledak.

DUAAAAARRRR!

“AAAAAAAAAAAAARRRRRRGH!” Lolongan pria paruh baya itu mendengking bersamaan dengan tubuhnya yang terlempar oleh ledakan tadi.

BRUUUUUSSSSHH!

Tubuh fananya tercebur ke dalam sungai, tenggelam bersama gerombolannya dan kapal selam mereka yang telah hancur.

Semua orang terpekik menahan napas. Menatap Huan Wenzhao dengan campuran ngeri dan takjub.

Huan Wenzhao melayang ke tepi sungai, kemudian mendarat ringan di depan rombongan kedua pangeran dan para pengawalnya.

Kedua pangeran membungkuk ke arah Huan Wenzhao dengan kedua tangan tertaut di depan wajah. Para pengawal di sekelilingnya berlutut dengan satu kaki dalam hormat tentara.

“Terima kasih!” Ungkap kedua pangeran itu bersamaan.

“Terima kasih atas jamuannya,” balas Huan Wenzhao dengan ekspresi datar. Kemudian beralih ke arah A Nuo dan Yue'er. Tapi tidak mengatakan apa-apa.

Kepala kedua gadis itu sedang tertunduk dalam hormat tentara.

Huan Wenzhao mendesah dan menggeleng, lalu memutar memunggungi semua orang. “Zuya!” Panggilnya sambil mengerling melewati bahunya. Suaranya terdengar seperti bisikan angin. Suatu tanda bahwa pencapaian kultuvasinya sudah melewati ranah pemahaman kesadaran.

An Zuya beranjak dan mengekor di belakangnya.

Detik berikutnya, tubuh keduanya mengerjap dan menghilang.

WUSSSHHH!

Angin kencang tertinggal di tempat mereka menghilang.

Semua orang masih membeku memandangi udara kosong.

Pangeran ketujuh mengepalkan kedua tangannya sambil mengatupkan mulutnya dengan raut wajah kecewa. Menyayangkan waktu yang teramat singkat. Aku bahkan tak sempat menyapanya! Sesalnya dalam hati.

“Apa? Sudah pergi?” A Nuo mengerang kecewa. “Kenapa tidak mengatakan apa pun?”

“Haish!” Yue'er menepuk bahu adik seperguruannya seraya mengulum senyum. “Ketua turun gunung saja sudah keajaiban,” katanya menghibur A Nuo. “Kita beruntung bisa bertemu Ketua.”

A Nuo mencebik seperti anak kecil yang ingin menangis.

“Nona-nona!” Pangeran kelima menyela mereka. “Terima kasih sudah melindungiku,” ungkapnya.

“Ah—haha!” A Nuo tertawa gelisah. “Bukan apa-apa,” katanya sedikit kikuk. Kami kan tak melakukan apa pun, katanya dalam hati. “Itu... itu karena Yang Mulia menjamu ketua kami,” jelasnya beralasan.

“Benar!” Timpal Yue'er sama kikuknya.

Lalu keduanya membungkuk ke arah kedua pangeran. “Terima kasih!” Balas mereka bersamaan. “Pamit dulu!”

Pangeran ketujuh memandangi mereka sembari tersenyum samar. Meski penerus Huan tak bisa diandalkan, kedua pengawalnya masih bisa digunakan, katanya dalam hati.

Pada waktu bersamaan, Huan Wenzhao dan pengawal bayangannya sudah mendarat di paviliun asrama.

Seekor kucing hitam merunduk di atas atap, mengintip ke dalam kamar melalui celah lubang di antara susunan atap yang sengaja digeser.

Huan Wenzhao melepas topengnya dan mencampakkannya ke meja.

Kucing itu terpekik menahan napas dengan suara perempuan.

Huan Wenzhao spontan mengerjap dan menyentakkan kepalanya ke samping, lalu mengerling ke arah An Zuya. “Zuya!” Bisiknya dengan isyarat perintah.

An Zuya segera tanggap. Lalu dalam sekejap sudah melesat keluar jendela, melejit ke udara terbuka dan melayang hingga setinggi atap. Lalu mendarat di dekat kucing itu.

Kucing itu tersentak dan menghambur menjauhinya.

An Zuya tak tinggal diam. Dengan cepat ia melesat sekali lagi, kemudian mendarat tepat di depan kucing itu dan menghadangnya.

Kucing itu spontan membeku dengan kepala mendongak menatap An Zuya.

An Zuya tertunduk dan balas menatapnya dengan mata terpicing. “Siapa yang mengajarimu memata-matai Ketua Sekte Mata-mata?” Geramnya dalam bisikan tajam.

Kucing itu beringsut selangkah ke belakang dan mengkerut.

An Zuya berjongkok dan mendaratkan telapak tangannya di dahi kucing itu.

SLASH!

Sebuah segel tercipta di dahi kucing itu seperti riasan dahi wanita.

“AAAAAAAAAAAAARRRRRRGH!”

Jeritan seorang gadis melengking dari mulut si kucing.

Detik berikutnya, kucing itu terlempar dan terjerembab di lantai kamar Huan Wenzhao.

Huan Wenzhao mendekat sambil mengamati kucing itu dengan dahi berkerut-kerut. Aura ini…

Kucing itu menciut dengan gemetar.

Huan Wenzhao berjongkok merenggut tengkuk kucing itu dan mengangkatnya. “Ternyata kau?”

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Clink
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hancurken
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Shi
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Clink
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Klik
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Sembilαn βenuα
😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!