NovelToon NovelToon
Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lotzer

Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.

Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.

Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.

Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.

CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir Cerita Estrilda

Duar... Dengan senjatanya para ogre itu menghantam para pasukan pemanah dengan sangat keras, dan beberapa pasukan terlihat terpental keatas akibat serangan itu.

Akan tetapi dari sekian pasukan yang terlihat terpental keatas salah satunya terlihat mengenakan pita merah di lengannya dan benar itu adalah Lancaster.

Estrilda yang melihat itu segera berlari ke arah belakang untuk melihat kondisi Lancaster, "Hey cepat kembali ke formasi" Ucap salah satu kapten yang melihat Estrilda meninggalkan formasinya.

Akan tetapi Estrilda terlihat menghiraukan perintah kaptennya itu dan tetap berlari ke arah belakang.

Karena satu orang yang ditugaskan di barisan depan meninggalkan formasinya, formasi pasukan yang berada di barisan depan mulai kacau.

Beberapa detik kemudian akhirnya Estrilda sampai di barisan belakang dan melihat Lancaster sedang terkapar di tanah dengan zirah besinya yang terlihat setengah hancur.

Setelah melihat keadaan Lancaster yang sangat parah Estrilda berlari sekencang kencangnya ke arah Lancaster, "Hey pasukan berpedang apa yang kamu lakukan di sini" Teriak Melvil yang melihat Estrilda berlari ke arah salah satu pasukan yang terkapar.

Namun karena Estrilda merasa sangat panik dia sama sekali tidak mendengar teriakan Melvil, sesampainya di samping tubuh Lancaster Estrilda langsung membuka helm miliknya dan helm milik Lancaster.

Lalu Melvil yang sedari tadi melihat Estrilda mulai memahami situasinya dan mencoba menghampiri Estrilda bersama kedua pengawalnya, "Bawa dia ke tenda medis, cepat" Teriak Melvil setelah berada tepat di depan Estrilda.

Setelah mendengar perintah langsung dari Melvil Estrilda langsung berlari ke arah tenda medis sambil membopong tubuh Lancaster yang terluka parah.

Beberapa saat kemudian setelah Estrilda pergi dari medan pertempuran ada salah satu ogre yang berada tepat di belakang Melvil dan Brag...

Beralih ke Estrilda, sesampainya di tenda medis Estrilda langsung masuk ke dalam dan membaringkan tubuh Lancaster di sebuah ranjang pasien yang telah tersedia di dalam tenda medis.

"Siapa saja tolong cepat sembuhkan dia" Teriak Estrilda kepada para tim penyembuh yang berada di dalam tenda medis.

Mendengar hal itu salah satu dari tim penyembuh berjalan menhampiri tubuh Lancaster yang sudah terbaring di ranjang pasien lalu mencoba menyembuhkannya menggunakan kekuatan sihirnya.

Beberapa detik kemudiam, Uhug... Uhug... Suara batuk Lancaster.

"Lancaster bertahanlah, kamu pasti akan pulih" Ucap Estrilda dengan nada khawatir sambil memegang kedua tangan Lancaster.

"Ah... Yang selama ini aku takutkan akhirnya terjadi juga, padahal malam ini adalah malam terakhir kita bertempur, andai saja aku lebih berhati-hati, uhug... Uhug..." Ucap Lancaster yang terhenti sambil menatap keatas tenda medis.

"Andai saja aku lebih berhati-hati aku pasti bisa melamar mu besok" Lanjutnya sambil meneteskan air mata.

"Bertahanlah Lancaster agar besok kamu bisa melamar ku, dan aku pastikan..... aku pastikan aku akan menerimamu" Ucap Estrilda dengan tersedu-sedu bersama air matanya yang terlihat mengalir di pipinya.

Sambil tersenyum dalam tangisan Lancaster berkata "Tidak Estrilda... Tidak di kehidupan ini, aku berharap kita bisa bertemu lagi di suatu tempat yang jauh lebih indah".

Setelah mengucapkan itu Lancaster merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah cincin yang baru saja dia beli tadi sore di sebuah toko yang berada di desa Verlaten.

"Walaupun begitu simpanlah ini sebagai pengingat bahwa aku selalu berada di sampingmu" Ucap Lancaster sambil memberikan sebuah cincin kepada Estrilda dengan tangannya yang sudah penuh dengan darah.

Air mata terlihat deras membanjiri pipi Estrilda "Tidak Lancaster, bertahanlah, kamu pasti akan pulih" Ucap Estrilda dengan suara yang lemas.

Mendengar hal itu Lancaster hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu beberapa saat kemudian Lancaster menutup matanya dan tangannya terjatuh dari genggaman tangan Estrilda.

"Maaf aku tidak bisa menyembuhkannya" Ucap tim penyembuh yang mencoba menyembuhkan Lancaster.

Setelah mendengar hal itu Estrilda hanya bisa menangis sambil menundukkan kepalanya, setelah gagal menyembuhkan Lancaster para tim penyembuh langsung membungkus mayat Lancaster.

"Tolong tenangkanlah dirimu di luar" Ucap salah satu tim penyembuh yang berada di tenda medis.

Setelah itu Estrilda keluar keluar dari tenda medis sambil menggenggam sebuah cincin yang baru saja diberikan Lancaster.

Setelah Estrilda keluar dari tenda medis terlihat Melvil sedang berjalan dengan cepat dari luar gerbang perbatasan menuju ke arah tenda medis sambil membopong tubuh salah satu pengawalnya.

Dan tepat dibelakang Melvil terlihat juga beberapa pasukan sedang menggotong tubuh pasukan lainnya yang terlihat sudah terluka parah.

Beberapa menit kemudian akhirnya semua pasukan yang terluka sudah berada di dalam tenda medis.

Pada malam itu tepatnya malam terakhir bulan monster diakhiri dengan kesedihan karena banyaknya korban yang berjatuhan.

Setelah beberapa jam bercerita akhirnya Estrilda menyelesaikan ceritanya kepada Alaric dengan ekspresi wajah yang terlihat sedih.

"Buset ini mah namanya curhat, tapi gak masalah yang penting sekarang hatinya Estrilda udah sedikit tenang" Ucap Alaric dari dalam hatinya.

"Maaf aku jadi bercerita panjang lebar" Ucap Estrilda.

"Tidak masalah, yang terpenting sekarang aku sudah mendapatkan banyak informasi" Balas Alaric.

Melihat wajah Estrilda yang terlihat sedih dengan tatapan matanya yang kosong Alaric berkata "kamu sudah selesai bercerita, kamu boleh memakai helm milikmu lagi", dan Estrilda langsung memakai helmnya lagi.

"Hey Alaric kakakmu ini sudah kembali, dan kakakmu ini telah mendapatkan banyak informasi dari para pasukan yang berada di sini" Teriak Alyva sambil berjalan ke arah Alaric.

"Buset berisik banget tuh bocah" Ucap Alaric dari dalam hatinya.

"Apakah kamu mau mendengar informasi yang baru saja aku dapatkan" Tanya Alyva.

"Tidak perlu kakak, aku juga telah mendapatkan informasi yang diperlukan" Jawab Alaric.

"Aku merasa bosan di sini, bagaimana jika kita bertatih sambil menunggu ayah keluar dari ruangan itu" Ucap Alyva sambil memegang pedangnya itu.

"Baiklah" Balas Alaric.

Setelah itu mereka berdua berjalan menuju ke area kosong untuk memulai latihan sambil ditemani oleh masing-masing pengawalnya.

Dan setelah itu Alyva mencabut pedang dari sarungnya lalu mengarahkannya ke arah Alaric, sedangkan Alaric hanya mengangkat perisainya.

"Baron Alyva bukankah itu berbahaya" Ucap Estrilda yang berada di belakang Alaric.

"Tenang saja, aku akan mengayunkan pedang ku dengan lembut agar tidak melukai adikku" Balas Alyva.

"Aku yang menghitung 1... 2... 3..." Aba-aba dari Alaric untuk memulai latihan.

Setelah mendengar aba-aba itu Alyva langsung berlari sambil mengarahkan pedangnya ke arah Alaric.

Dengan meningkatkan skill kecepatannya menjadi 3x Alaric menghindari serangan Alyva dengan sangat mudah, lalu setelah itu Alaric mengeluarkan belati miliknya dan meningkatkan skill serangan miliknya menjadi 3x lalu menusuk Alyva dari belakang.

Setidaknya itulah yang Alaric pikiran, namun kenyataan Alaric menerima serangan Alyva menggunakan perisainya dengan sukarela dan setelah menerima serangan dari Alyva Alaric langsung terjatuh ke tanah.

"Kamu sangat lemah, bagaimana kamu akan melawan para monster yang nanti malam akan menyerang desa" Ucap Alyva sambil memarahi Alaric.

"Maaf kakak, aku akan belajar lebih keras lagi" Ucap Alaric yang sedang duduk di tanah sambil menggaruk kepalanya.

1
Aegis Aetna
iya bener masa boong
Aegis Aetna
iya lu udah mati, malah nanya.
Aegis Aetna
iya bang, mending ke isekai aja sh kalo kata gw mah
Aisyah Suyuti
seru
MR: Terima kasih Kak, mohon maaf jika masih terdapat banyak kata-kata atau kalimat yang masih sulit untuk dipahami /Pray/
total 1 replies
Jackie chen
Ini chapter terbaik sih menurut gw
MR: Gk main film?
total 1 replies
Vemas Ardian
crot😭 astaghfirullah
MR: Serigala : aku crot...
total 1 replies
Agung M
Di awal agak ngebosenin tapi makin kesini makin menarik ceritanya
MR: Terima kasih telah membaca /Pray/
total 1 replies
Agung M
Lanjut Thor
MR: Ditunggu ya ka, Terima kasih /Pray/
total 1 replies
Yoihoi Yoi
Tapi itu malam
MR: segera bang
Hioshi: revisi ulang
total 3 replies
MR
Terima kasih telah membaca /Coffee/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!