NovelToon NovelToon
Noil Dan Flint Si Pemberani

Noil Dan Flint Si Pemberani

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Radeya

Demi Menyelamatkan Hutan Selatan dari Kehancuran, Noil (seekor singa) dan Flint (seekor kambing) pergi ke kota manusia untuk bertemu Lopp si ketua pemberontak, tapi mereka justru terlibat aksi penculikan presiden Dump, Mampukah Noil dan Flint sampai ke kota manusia, menculik presiden manusia dan menyelamatkan hutan selatan tempat mereka tinggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radeya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Burung Bangau Bernama Bucket

Sinar matahari terpantul di genangan air, terbias menjadi puluhan bagian, menciptakan kilauan warna-warni di tempat pembuangan sampah. Hujan sudah berhenti berjam-jam yang lalu tapi ketika Noil dan Flint keluar dari mobil dan turun ke bawah bukit rongsokan, genangan air masih menggenangi mata kaki mereka.

Noil dan Flint segera menyadari mencari Lopp di antara jutaan sampah seperti sebuah misi yang tak mungkin, Lopp mungkin hanya tikus kecil yang lebih kecil dari ukuran telapak kaki Flint, dia bisa ada dimana saja.

Flint segera merasa frustasi.

"Di mana saja!" kata Flint.

Setelah mencoba mencarinya di ratusan kaleng, bungkus plastik, sepatu bekas, dan puluhan panci rusak, tapi tanpa hasil.

Flint membuat dugaan. Dia berkata, "Mungkin dia hanyut karena banjir semalam?"

Noil melempar bulatan kantong plastik yang berbau busuk.

"Mungkin di gundukan sana," kata Noil, "cari saja terus."

"Mungkin di sana ... mungkin di sini ... mungkin di situ ... kau sudah mengatakan itu berkali-kali!" seru Flint.

Noil naik ke bukit sampah dan berteriak sekeras-kerasnya.

"Lopp!!!"

Dan, suara Noil menggema. "Lopp ... Lopp ... Lopp ...."

"Hanya angin yang menjawabmu," kata Flint.

"Mungkin dia masih tidur," kata Noil sambil melompat turun.

Flint bertanya-tanya sampai kapan Noil akan menyerah mencari Lopp, mungkin jika dia sudah mencari di semua sudut tempat pembuangan sampah? itu artinya bisa berminggu-minggu!

"Hai lihat!" kata Noil.

"Apa?" kata Flint, "kau menemukannya?"

Noil menunjuk ikan mati yang mengambang di air, di sekitar kakinya.

"Ikan!" kata Noil menyeringai.

Flint mendesah.

"Kalau kau ingin memakannya, makan saja," kata Flint, " tapi aku belum pernah melihat singa makan ikan."

Noil berkata, "Aku pernah melihat kambing makan snack dan es krim, dan dia masih bisa mengomel sampai sekarang, aku lapar, aku akan memakannya."

Tanpa ragu Noil mengambil ikan di air dan menelannya.

"Jangan ditelan!"

"Sudah kutelan," kata Noil menatap Flint.

"Bukan aku yang bilang," seru Flint.

Noil dan Flint mendongak ke atas, ke arah suara berasal, pada burung bangau yang bertengger di atas lemari es.

Bucket adalah burung bangau terkotor yang pernah Noil dan Flint lihat, seolah-olah Bucket baru saja muncul dari dalam genangan lumpur.

Bucket turun dari puncak rongsokan lemari es dan menghampiri Noil, dia menelengkan kepalanya memperhatikan Noil, memberinya tatapan menyelidik yang membuat Noil merasa tak nyaman.

"Muntahkan!" kata Bucket, dengan nada memerintah.

Suara Bucket yang kecil melengking seolah-olah ada yang menyangkut di tenggorokannya.

Noil menggeleng. Dia berkata, "Aku bukan sapi, aku tidak bisa mengeluarkan makanan yang sudah kutelan."

"Selalu ada cara untuk mengeluarkan sampah dari dalam perut," kata Bucket.

"Kami yang menemukannya lebih dulu," kata Flint, "kau bisa mencari ikanmu sendiri."

Bucket tertawa dengan nada mencemooh seolah-olah Flint baru saja mengatakan sesuatu yang terdengar sangat bodoh.

"Ikan! Katamu!" ketus Bucket, "itu bukan ikan!"

Noil dan Flint saling menatap.

"Kami tahu kok ikan itu seperti apa," seru Noil.

"Tidak lagi setelah mereka tercampur racun di dalamnya," sahut Bucket, "itu racun, bukan ikan lagi, apa kau merasakan rasa aneh yang lengket di langit-langit mulutmu sekarang?"

Noil memang merasakan ada yang aneh di mulutnya, seolah-olah ada permen karet yang menyangkut di langit-langit mulutnya.

"Mendongaklah ke atas menghadap matahari ... ya tahan seperti itu," kata Bucket, "lalu menunduklah menatap ujung kakimu."

Noil melakukannya dengan patuh.

Bucket memicingkan matanya.

"Apa kau merasa pusing?" kata Bucket.

Noil yang merasa pusing karena terlalu lama melihat matahari mengangguk.

"Oke, kau mulai membuatku takut."

"Oli!" kata Bucket, "itu akan menguras seluruh isi perutmu, membuat kepalamu pusing, dehidrasi, membuat bintik-bintik merah di seluruh badan, lalu kau akan mulai tidak bisa berjalan dengan benar."

"Oh, aku dalam keadaan bahaya!" kata Noil panik.

"Lalu ...," seru Bucket.

Bucket meletakkan kedua ujung sayapnya di lehernya seolah-olah dia mencekik dirinya sendiri kemudian dia menjatuhkan dirinya ke tanah.

Bucket memberitahu dengan sangat yakin.

"Dalam keadaan tertentu bisa membunuhmu."

"Oke, bantu aku memuntahkannya," kata Noil pada Flint.

"Bagaimana caranya?" kata Flint.

Noil memekik.

"Kau tidak mendengarnya ya, selalu ada cara untuk mengeluarkan sampah dalam perut, lakukan apa saja!"

Bucket menyeringai, melirik Flint dengan sudut matanya, berkata seolah-olah dia dokter hewan sungguhan.

"Kau bisa mencoba menendang perutnya keras-keras," seru Bucket.

Noil menunjukkan perutnya pada Flint.

"Tunggu apa lagi," sahut Noil, "cepat tendang aku!"

Flint menendang perut Noil, tak berhasil, tendangan itu hanya mengeluarkan angin dari dalam perut. Noil bersendawa, tak ada ikan yang keluar, hanya angin.

Noil meledek Flint. "Kau kambing jantan atau betina? Kau menendangku seperti kambing betina!"

Mendengarnya Flint jadi kesal, dia menendang perut Noil keras-keras, Noil memuntahkan isi perutnya, sisa makanan kemarin, cairan bening dan ikan.

"Kalau kau ingin kutendang lagi, jangan ragu-ragu katakan saja," seru Flint.

"Sudah cukup," kata Noil, "aku sudah memuntahkannya, apa aku selamat?"

Bucket menunduk mengamati muntahan isi perut Noil. Bucket menemukan ikan itu dan menginjaknya dengan kakinya, setelah melakukannya dia mendongak pada Noil

"Julurkan lidahmu," seru Bucket.

Noil menjulurkan lidahnya.

Bucket melihatnya sebentar dan berkata, "Ya, kau masih hidup."

Noil bernafas lega.

Bucket berkata, "Pendatang baru ya? akan kukatakan pada kalian hidup disini sangat sulit, berhatilah-hatilah dengan semua benda, atau kau akan bernasib sama denganku."

"Apa yang terjadi denganmu, kenapa dengan bulu-bulumu?" tanya Noil.

Noil dan Flint awalnya mengira bahwa bulu-bulu Bucket menghitam karena penuh dengan Lumpur, tapi sekarang mereka menyadarinya, bahwa bercak-berak hitam di seluruh tubuh Bucket tak berasal dari kotoran yang bisa dicuci dengan air, bercak-bercak itu begitu tebal, menempel jelek di bulu-bulu Bucket, begitu buruk, hitam, dan lengket, mungkin karena itu pikiran Bucket jadi terganggu.

"Dan takkan bisa hilang," sahut Bucket, "suatu malam aku berjalan mengantuk, terpeleset, terjatuh dalam kubangan berwarna hitam pekat, dan sekali kau salah terjatuh di tempat sampah terkutuk ini saat itu juga masa depanmu berakhir."

"Kau mungkin bisa menggosoknya ke tembok," kata Flint.

"Sudah kucoba, kawan, sudah! Hanya membuat buluku rontok, aku bahkan tak bisa terbang sekarang, tapi aku masih beruntung, temanku kakinya patah karena perangkap tikus, beberapa yang lain terkena gatal-gatal parah, hingga semua bulunya rontok. Seperti yang kubilang, di sini ada banyak hal yang bisa membuat hidupmu berakhir dengan cepat."

"Oke," kata Flint, "kita temukan tikusnya dan cepat-cepat pergi dari sini, aku sudah mulai merasa gatal-gatal di kakiku."

"Jangan menggerutu terus," kata Noil, "kau hanya digigit semut."

"Hanya semut!" jerit Flint, "bagaimana jika semutnya beracun, kau bisa tenang karena bukan kau yang digigit. Aku dalam keadaan bahaya sekarang, aku sudah berubah pikiran, kita lupakan tikusnya, dia mungkin sudah pergi dari sini."

"Siapa namanya?" tanya Bucket.

"Namanya siapa?" kata Noil.

"Tikusnya," seru Bucket.

"Lopp," kata Noil, "apa kau mengenalnya?"

Bucket menilai Noil dan Flint dari kepala hingga ujung kaki, mereka mungkin kurus tapi sepertinya cukup kuat untuk membantunya menyelesaikan misi, jadi Bucket memutuskan membohongi mereka.

"Sejak dia masih bayi," kata Bucket berbohong.

"Lihat!" kata Noil pada Flint, "kita akhirnya akan menemukan Lopp, tidak ada yang tidak mungkin."

"Ya aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan tikus itu," kata Flint geram.

"Jadi dimana kita bisa menemukan Lopp?" tanya Noil.

Bucket menggaruk tanah dengan kakinya yang berselaput, dia menunduk lalu mendongak.

"Apa kalian lapar?" kata Bucket, "kalian pasti kelaparan, ayo ikuti aku kita makan dulu."

"Bagaimana dia bisa tahu kalau kita lapar?" bisik Noil pada Flint.

Flint berkata, "Itu karena tampangmu yang menyedihkan."

Tinggal lama di tempat pembuangan sampah membuat Bucket berevolusi dari jenis burung menjadi binatang melata. Bucket tak lagi bisa menggunakan sayapnya untuk terbang dan hanya bisa berjalan dengan kedua kakinya, saat harus memanjat ke tempat yang tinggi kedua sayapnya digunakan untuk membantunya merayap naik. Kehidupan yang keras dan menyedihkan menjadikan Bucket paranoid, di mata Bucket setiap benda bisa saja meledak, segala sesuatu selalu berbahaya, dan setiap tindakan bisa membuatmu celaka, bahkan Flint yang penakut dibuat terkesima.

Jika mereka menginjak sesuatu yang berbunyi 'kreek' atau kriuk atau ckrek, Bucket akan menyuruh mereka berhenti.

"Jangan angkat kakimu atau dia akan meledak!"

Noil menendang botol yang dia injak jauh-jauh mengenai dahi Flint yang memekik, ketika botol itu menggelinding dan tidak terjadi apa-apa.

Bucket akan berkata, "Satu dari sembilan bom bisa saja tidak meledak kalian hanya beruntung kali ini."

Saat kaki Flint menginjak cat besi yang luntur dan menempel di kaki nya, Bucket memprediksi kalau Flint akan segera kena cacar air. Flint cepat-cepat menggosok kakinya hingga kakinya bersih dan lencet.

Ketika harus melewati mobil bekas, Noil dan Flint tidak dibolehkan untuk naik ke atas atapnya atau menyentuh besinya, mobil bekas penuh dengan karat yang bisa membuatmu sakit perut.

"Bagaimana cara kita melewati nya?" tanya Noil.

Bucket menunjuk pintu mobil yang sudah tidak ada pintunya.

"Lewat pintu bukankah semua orang melakukannya."

"Itu lebih mudah," kata Flint.

"Tapi jangan menyentuh kursinya ada banyak noda di sana yang kita tidak tahu berasal dari mana dan sesuatu yang tidak kita tahu itu selalu berbahaya."

"Maksudmu kita harus lewat di bawah kursi," kata Noil.

Bucket mengangguk. "Kita tidak punya pilihan lain."

Noil meloncat ke atap mobil dengan kesal.

"Biarkan aku kena karat dan sakit perut aku tidak mungkin menyelinap lewat sana," kata Noil.

"Aku akan mengambil jalan memutar," kata Flint.

Noil memperingati Flint. Dia berkata, "Jika memutar kamu harus melalui tumpukan kulkas bekas yang tajam dan curam."

Flint terbawa emosi. "Biarkan saja!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!