Kehidupan Baru Si Pecundang

Di sisi lain di kota mereka, Mansion James.

Di sebuah ruangan luas, bagian dalam Mansion, istana Harem yang di rancang Nelson.

Nelson James yang terkenal dengan pesonanya, dan populer di kalangan wanita, tampak sedang memanjakan dirinya bersama para wanita simpanannya.

Sebuah tempat tidur king size, dengan kaki pendek setinggi setengah meter, tampak Nelson setengah berbaring di atasnya, hanya mengenakan selembar selimut, menutupi bagian daerah sensitifnya.

Beberapa wanita dengan pakaian seksi mengelilinginya, sembari tertawa manja, menempel padanya.

Ada yang memijat tubuhnya, dan ada yang mengelus wajahnya, sembari mengecup bibir Nelson.

Wanita-wanita itu tidak risih, berbagi seorang pria, satu sama lainnya.

Sementara itu, tidak jauh dari mereka, wanita yang tiga bulan yang lalu masih tunangan Marcus, hanya bisa duduk diam menyaksikan pria yang di sukainya itu, bermesraan dengan beberapa wanita sekaligus.

Nelson pernah berjanji padanya, kalau berhasil menjebak Marcus, dirinya akan di nikahi Nelson, dan menjadikannya sebagai istri sah, dan menjadi Ratu di Mansion James.

Tapi sampai sekarang, janji itu hanyalah tinggal janji belaka, Nelson tidak menikahinya, tapi malah di tempatkan di istana Haremnya, bergabung dengan para simpanannya.

Ada rasa menyesal di hati wanita itu, telah menghianati Marcus, tapi karena Marcus pria yang lemah, ia terpaksa membuang rasa sukanya pada Marcus.

Marcus hanya seorang pecundang, yang tidak memiliki kekuatan apa pun.

Kalau terus bersama dengan Marcus, ia akan menderita di hujat oleh keluarganya.

Karena Nelson memiliki kekuatan, wanita itu lebih memilih Nelson dari pada Marcus.

Dan keluarganya menyetujui, keputusan wanita itu memilih Nelson, walau Nelson bukan seorang pria yang setia.

Wanita itu akui, memang Marcus sangat penyayang, dan sangat mencintainya.

Apapun yang di katakannya, Marcus akan mendengarkan dirinya.

Sekarang Marcus sudah tidak ada lagi, yang diam-diam ia rindukan.

Sekarang, di hadapannya pria yang di sukainya, bermesraan bersama beberapa simpanan Nelson lainnya, membuat ia merasa tidak nyaman.

"Kemari sayang, kenapa kamu diam di sana, mendekat lah kepadaku!" tangan Nelson terulur memanggil wanita itu.

Dengan berat hati, wanita itu terpaksa datang mendekat pada Nelson.

Dan bergabung bersama dengan wanita lainnya, menyenangkan Nelson.

Esok harinya.

Mansion Norton.

Para Pelayan pagi-pagi sekali, sudah sibuk menyiapkan sarapan dan bersih-bersih.

Mansion sudah terlihat hidup kembali, mereka terlihat begitu bersemangat untuk melayani Tuan mereka.

Toni sudah mencukur rambut, dan brewoknya. Dan pagi ini, ia sudah mengeluarkan mobil anti peluru milik keluarga Norton.

Mobil yang sudah lama tidak di pakai itu, di bersihkan Toni dengan bersemangat.

Semalaman ia memikirkan perkataan Marcus, tentang balas dendam, yang menurutnya tidak mungkin bisa di lakukan Marcus.

Tapi Toni mencoba untuk mempercayai Marcus, walau hati kecilnya tidak begitu yakin.

Toni sudah mengambil keputusan, kali ini ia akan menjaga Tuannya itu, dengan semampunya melindungi Marcus.

Marcus juga sudah bangun, karena bersemangat ingin segera berangkat ke kantor.

Kaki Marcus melangkah menuju kamar Felicia, kamar yang tidak jauh dari kamarnya sendiri.

Hanya beberapa langkah di depan kamarnya.

Perlahan pintu kamar yang tinggi itu, ia buka dengan mendorong pintunya, menggunakan ke dua tangannya.

Di kamar yang luas itu, tampak tempat tidur king size yang cukup mewah, Felicia masih tidur di balik selimutnya.

Dengan senyuman bahagianya, Marcus mendekati tempat tidur tunangannya itu.

Wajah cantik itu terlihat masih tertidur, bagaikan sleeping beauty, sangat indah di pandang.

Perlahan Marcus duduk di tepi tempat tidur, lalu mengelus pipi yang lembut itu.

"Terimakasih, karena selalu sabar menghadapi sikapku selama ini padamu, dan terimakasih sudah setia menungguku, dengan begitu sabar!" gumam Marcus.

Kemudian Marcus mengecup pipi Felicia.

Bersambung....