NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maju Semua! Aku Tak Terkalahkan!

Saat jam pulang sekolah tiba, Aren melangkah keluar dari gedung sekolah menuju gerbang dengan tubuh yang masih terasa lelah setelah kejadian di kantin. Ketika melewati gerbang sekolah, dia melihat seseorang berdiri menyender ke tembok dengan tangan di saku, menunggu dengan sikap tenang. Itu adalah Ash.

"Kau memiliki potensi untuk mencapai puncak, namun kau tidak menunjukkan ketertarikan untuk menguasai sekolah ini." sapa Ash dengan suara tenang, namun penuh arti. "Pertunjukanmu di kantin tadi menjadi pusat perhatian semua orang. Apakah kau sudah menyadarinya?"

Aren mengangkat alisnya dan menjawab dengan nada sedikit sinis, "Hah, apa peduliku dengan semua orang? Apakah kau bodoh?"

Ash tersenyum tipis, tampak tidak terpengaruh oleh sikap kasar Aren. "Kau mungkin tidak peduli sekarang, tapi bakat dan keberanianmu tidak bisa diabaikan. Itulah mengapa aku ingin menawarkan sesuatu padamu."

Aren mengerutkan kening, bingung dengan arah pembicaraan ini. "Apa maksudmu?"

Ash menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Aku ingin kau bergabung dengan gengku, Black Sacrifice. Kami butuh orang sepertimu yang kuat, berani, dan bisa diandalkan. Bersama kami, kau bisa mencapai apapun yang kau inginkan."

Aren menatap Ash dengan pandangan kosong selama beberapa detik, mencerna kata-katanya. Kemudian dia menggelengkan kepalanya. "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bergabung dengan geng manapun," katanya dengan tegas.

Ash mengangkat bahu, tampak tidak terkejut dengan jawaban Aren. "Sudah kuduga, kau adalah serigala penyendiri."

Namun, Aren sudah memutuskan. Dia melangkah pergi tanpa menoleh kembali, mengabaikan Ash yang masih berdiri di sana. "Aku sudah membuat pilihanku dan aku tidak butuh geng untuk menjadi kuat."

Ash menatap punggung Aren yang semakin menjauh dengan ekspresi tak terbaca, sebelum akhirnya berbalik dan pergi dengan tenang.

Meskipun Aren menolak tawaran Ash, dia tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang menghinggapi dirinya. Mungkin pertemuan ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.

Tetapi untuk sekarang, dia hanya ingin fokus pada dirinya sendiri. Bagaimanapun, keberanian Aren sudah terbukti cukup kuat tanpa perlu bergabung dengan geng manapun.

Meskipun begitu, situasi menegangkan yang saat ini datang secara tiba-tiba.

Ash melihat beberapa orang mendekat dari kejauhan. Tidak salah lagi, mereka adalah gengnya Rio, membawa pemukul besbol dan tampak jelas ingin menyergap Aren yang sedang pulang sendirian.

Ash menyipitkan matanya dan melontarkan senyuman sinis. "Ah, lihat, para kelinci ingin berburu serigala," gumamnya meremehkan mereka.

Meskipun begitu, Ash tetap tenang dan tampak tidak peduli, seolah-olah menghiraukan mereka. Namun, dalam hatinya, dia yakin dengan kemampuan Aren untuk menghadapi situasi ini. Ash menyeringai dan hanya memperhatikan geng itu dari jauh.

"Ini semakin menjadi menarik!" Ash menyeringai.

Saat Aren berjalan sendirian melalui jalanan yang sepi, dengan toko-toko di sekitarnya yang sudah tutup, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki yang cepat mendekat.

"Orang-orang itu, bukankah mereka yang ada dikantin itu?! Gawat, sepertinya mereka ingin menghabisiku!"

Dia menoleh dan terkejut melihat segerombolan geng Rio mengejarnya dengan membawa pemukul besbol. Tanpa berpikir panjang, Aren berlari dengan cepat, mencoba mencari tempat untuk melarikan diri.

"Ah, Sialan! Aku benci melarikan diri!"

Aren dengan rambut hitam pendeknya yang berkilauan di bawah sinar matahari sore berlari secepat kilat. Terdengar langkah-langkah berat dan teriakan dari belakangnya. Geng Rio, yang terkenal di kalangan remaja sebagai kelompok paling berbahaya, sedang mengejarnya. Mereka mengacungkan pemukul besbol, bertekad untuk menangkap Aren.

Aren berlari melewati jalan-jalan sempit. Setiap belokan yang diambilnya tampak sia-sia karena Geng Rio selalu berhasil mengejar. Hingga akhirnya, Aren menemukan dirinya di sebuah gang sempit dengan tembok tinggi yang menghadang di depannya. Jalan buntu.

Aren menatap tajam, "Ah Sialan, kurang hoki!"

Seketika, adrenalin memuncak dalam dirinya. Dengan gerakan yang mulus, Aren memanfaatkan teknik parkour yang telah ia kuasai. Ia berlari ke arah tembok, mengambil ancang-ancang, dan dengan lompatan sempurna, ia menapakkan kakinya di dinding. Berpacu dengan gravitasi, Aren berlari naik sepanjang tembok, menggunakan celah-celah kecil sebagai pegangan, dan akhirnya melompati puncak tembok tersebut.

Dari atas tembok, Aren melihat geng Rio berhenti, terengah-engah di bawah. Dengan penuh kepuasan, ia menjulurkan lidah dan melotot ke arah mereka, menantang mereka untuk mengejarnya lebih jauh. Tapi sepertinya. Mereka mulai mencari jalan alternatif, berusaha menemukan cara lain untuk mengejar Aren.

Namun, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Aren. Begitu mereka mulai berpencar, Aren melompat turun dari sisi lain tembok dan langsung berlari lagi, menyusuri gang-gang kecil dengan kecepatan penuh. Ia tahu bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk melarikan diri sepenuhnya dari kejaran geng tersebut.

Dengan napas yang terengah-engah, Aren melanjutkan lariannya tanpa ragu. Namun, saat ia berputar di sudut jalan, dia mendapati dirinya dihadapkan langsung oleh beberapa anggota geng Rio yang mengepungnya.

Mereka semua menyeringai seolah akan mendapatkan Aren!

Sambil menambah kecepatan lariannya. Aren menatap tajam kearah mereka. "Ah, Sialan! mereka banyak banget!"

Meskipun begitu, Aren tidak gentar. Dengan keberanian yang membara di dadanya, dia terus melaju maju.

Dengan gerakan yang lincah dan keahlian bertarung yang luar biasa, Aren melompat ke udara dengan tendangan memutar yang menghantam sasaran dengan kekuatan dahsyat.

Mereka yang awalnya menyeringai berubah menjadi mati terkejut saat mendapat hadiah serangan dari Aren.

Tubuh-tubuh musuh yang menghalangi Aren terhempas dengan keras, memberinya sedikit waktu untuk melanjutkan lariannya.

Namun, tidak berselang lama sebelum suara langkah-langkah cepat mengiringi langkah Aren. Ia menoleh ke belakang dan melihat anggota geng Rio mulai mengejarnya dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya.

Dengan hati yang berdebar kencang, Aren mempercepat langkahnya, merasakan tekanan yang semakin meningkat di belakangnya.

Dalam keadaan darurat seperti ini, Aren tahu bahwa ia harus mencari jalan keluar dengan cepat. Dengan ketajaman instingnya yang tak tertandingi, ia memilih jalur yang paling sempit dan sulit dijangkau oleh para pengejar.

Dengan kecepatan yang menakjubkan, ia meluncur melewati gang-gang kecil.

Namun, dengan setiap langkah yang diambilnya, suara langkah-langkah pengejar semakin mendekat.

Kemudian, Aren terus berlari. Meskipun orang-orang itu mulai mendekati Aren dari berbagai arah.

Selanjutnya Aren melompati pagar, menuruni tangga dengan lompatan akrobatik, dan terus berusaha menghindari kejaran mereka. Aren memanfaatkan setiap sudut dan celah untuk melarikan diri, menunjukkan kemampuan parkournya yang luar biasa.

Sementara itu, di atap gedung yang menghadap gang tersebut, Ash berdiri mengamati seluruh kejadian. Dia menyeringai melihat akrobatik yang dilakukan Aren, merasa kagum dengan kemampuan yang dimiliki oleh Aren untuk terus menghindari geng Rio.

"Luar biasa," pikir Ash, melihat dengan bangga bagaimana Aren melompat dari satu atap ke atap lain, menghindari setiap jebakan dan rintangan dengan cekatan.

Namun, situasi semakin memanas ketika geng Rio mulai menyebar dan mencoba mengepung Aren. Mereka tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membalas dendam. Aren, yang sudah mulai merasa lelah, menyadari bahwa dia perlu mencari cara untuk menghentikan pengejaran ini.

Di tengah kepanikan, Aren melihat sebuah pintu darurat di salah satu gedung di depan. Dengan keberanian dan kecepatan yang tersisa, dia melompat dan menendang pintu tersebut terbuka, masuk ke dalam gedung. Dia segera mengunci pintu di belakangnya, berharap ini bisa memberinya sedikit waktu untuk berpikir.

Geng Rio tiba di tempat itu beberapa detik kemudian, berusaha keras membuka pintu yang sudah terkunci. Mereka menggedor dan berteriak, tetapi pintu itu cukup kuat untuk menahan mereka sementara waktu.

Di dalam gedung, Aren mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dan mencari jalan keluar. Dia tahu bahwa dia tidak bisa terus berlari selamanya. Tiba-tiba, pintu di sebelahnya terbuka, dan Ash muncul dengan senyum tipis di wajahnya.

"Apa kau menikmati sedikit olahraga sore ini?" tanya Ash dengan nada bercanda.

Aren tersenyum lelah. "Tidak sepertimu. Sedang apa kau disini?"

Ash mengangguk tersenyum. "Apakah kau lelah?"

"Hah? apakah kau bercanda!"

Ash tersenyum. "Kau ingin melarikan diri?"

Aren menatap tajam dengan wajah tersenyum. "Mana mungkin, bego!"

"Menghadapi mereka semua itu mudah!" Imbuh Aren menyeringai.

Ash melebarkan senyumannya. "Kau benar-benar bodoh atau kelewat bodoh, tapi aku menyukai semangatmu!"

Ash tersenyum menunjukkan sedikit giginya, kemudian dia melipatkan kerah lengannya. Seolah ingin menghajar mereka semua.

Aren mau tidak mau harus menunjukkan keberaniannya didepan orang itu.

"Apa rencananya?" tanya Ash menahan semangatnya.

Aren mengusap keringat yang berada disekitar bibirnya lalu menjawab Ash dengan percaya diri, tatapannya tajam. Mulutnya menyeringai lebar. "Tentu saja! menghajar mereka semua sampai mampus!"

Saat pintu terpental terbuka dan mengejutkan mereka semua, Aren dan Ash langsung menerjang ke dalam kerumunan geng Rio, menyerang mereka satu per satu dengan kecepatan dan ketangkasan yang luar biasa. Mereka bergerak dengan sinkronisasi yang hampir sempurna, masing-masing menangkis serangan dan melumpuhkan musuh dengan efisien.

Aren memasuki posisi Barbar. Dia meluncurkan serangan kuat, tendangan memutar yang cepat dan mematikan. Salah satu musuh diantara mereka terjatuh dengan tubuhnya terguling ke samping. Aren tidak memberi mereka kesempatan untuk bernapas, dengan lincahnya dia beralih ke serangan berikutnya.

Pukulan keras terarah ke arah kepala musuh berikutnya, membuatnya terhuyung mundur. Hindaran cepat dan akurat memungkinkan Aren untuk menghindari serangan balasan dengan mudah. Instingnya yang tajam memandu setiap gerakan, memungkinkannya untuk merespons dengan tepat waktu dan presisi yang mematikan.

Tiba-tiba pergelangan kakinya mendarat dengan kekuatan yang luar biasa di wajah musuh berikutnya, membuatnya terjatuh dengan gemetar.

Aren menyeringai dengan puas saat ia melihat mereka satu per satu jatuh di hadapannya. Tidak ada yang bisa menandingi keahliannya walaupun mereka berdua melawan puluhan orang bawahan Rio.

Kemudian. Aren menggunakan kemampuan parkournya untuk melompat dan berputar, menendang dengan presisi yang mematikan. Ash, dengan kekuatan dan ketepatannya, memukul mundur setiap orang yang mencoba mendekat. Mereka berdua adalah paduan sempurna antara kekuatan dan kelincahan.

Namun, di tengah pertempuran sengit, salah satu anggota geng Rio melihat celah dan mencoba melancarkan pukulan besbol ke arah kepala Ash dari belakang. Aren, dengan insting cepatnya, melihat bahaya itu. Tanpa ragu, dia melompat dan melakukan tendangan memutar yang keras, menghempaskan orang tersebut dan menyelamatkan Ash.

Ash menoleh dan memberi anggukan singkat sebagai tanda terima kasih. Tapi tiba-tiba, Ash langsung menghajar ke arah Aren. Aren terkejut dan refleksnya menegang, berpikir bahwa Ash menyerangnya. Namun, saat melihat lebih jelas, dia menyadari bahwa Ash sebenarnya memukul seseorang yang mencoba menyerang Aren dari belakang.

"Bego! Gua pikir lu mau nyerang gua, Asu!" kata Aren dengan napas terengah-engah.

Ash membalas ucapan Aren dengan tawaan khasnya.

Pertarungan berlanjut dengan intens. Aren dan Ash berjuang keras, melawan setiap anggota geng Rio yang mencoba mendekat. Mereka berdua saling melindungi satu sama lain, menunjukkan kerjasama yang luar biasa. Setiap serangan yang dilancarkan oleh geng Rio berhasil ditangkis atau dihindari oleh kedua orang itu. Walaupun mereka berdua masih kelas satu.

Setelah beberapa saat, jumlah lawan mulai berkurang. Aren dan Ash, meskipun lelah, tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Mereka terus bertarung, menangkis serangan, dan melancarkan serangan balik dengan presisi.

Akhirnya, setelah pertempuran yang tampak seperti berlangsung selamanya, semua anggota geng Rio tergeletak tak berdaya di tanah. Aren dan Ash berdiri di tengah-tengah mereka, napas mereka terengah-engah dan tubuh mereka dipenuhi luka-luka kecil, tapi semangat mereka tetap membara.

Ash menatap Aren dengan senyum bangga. "Apakah kau lelah?"

Aren mengangguk, merasa lega. "Mana mungkin bego, lu ngeremehin gua mulu, Asu juga lu ya!"

Ash mengangguk. "Apakah kau ingin bergabung dengan Black Sacrifice?"

"Hah? Ogah!"

Ash tersenyum, "Sudah kuduga."

Mereka berdua kemudian berjalan menjauh dari tempat kerusuhan, meninggalkan geng Rio yang tergeletak di belakang mereka. Hari itu, Aren dan Ash tidak hanya memenangkan pertempuran fisik, tetapi juga memperkuat ikatan absolut mereka.

1
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
hadir
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!