DANGKAL

Lalu, keduanya bersandar di punggung sofa sambil menatap setengah miring dan tubuh keduanya basah kuyup karena Brush Ceplok in de hoy yang melelahkan🤣🤣. Tidak ada aktifitas yang paling indah selain dengan Si unik yang hobinya brush ceplok in de hoy dalam isi kepala mereka.

"Binal kau ya" kata Cris sambil memainkan canda Poeting si kembar yang tampak lugu.

"Itu gara-gara diri mu terlalu mengesankan untuk di rasakan" jelas Renata masih menikmati Poeting yang mondar mandir oleh Cris.

Kokoh dan padat sampai membuatnya luber menutupi celah di tengah-tengah Jalur tipis yang sensitif ketika si unik menggali dan menggali terus seolah sedang menambang Emas. Kejadian itu membuat Renata benar-benar kecanduan si unik dan ingin mengulang yang ke dua kalinya.

"Aku masih ingin menikmati, Cris ...! Tapi, aku tak mau bekerja" pinta Renata dalam keinginannya.

"Mainkan dululah" jawab Cris.

Renata pun lekas menggenggam kembali si Unik dengan kiri, kanan, atas dan bawah seolah sedang memainkan Gigi mobil dengan kecepatan penuh di track lurus sampai mentok jarum speedometer. Cris merasa keasikan hanya terdiam dengan mata tersayup kembali sambil nafas terengah-engah.

"Teruskan Renata ..." Ucap Cris dan Renata pun semakin menambah kecepatannya bagai mobil balap f1 di sebuah sirkuit.

Saking panasnya si Unik oleh tangan Renata. Cris pun tak kuat menahan rasa gregetnya sampai menggigit lidahnya sendiri. Setelah itu, Cris pun menundukkan kepala Renata untuk mengarah ke Si unik. Terjadilah jilatan permen lolipop sampai memenuhi mulut Renata.

"Huh ..." desah nafas Cris semakin terengah-engah dengan menjambak rambut belakang Renata.

"Pecahkan Ret ...." ujar Cris dengan emosi meluap-luap.

Nafsu keduanya semakin menggila terbendung bagai angin puting beliung yang ingin meratakan area sekitar sampai luluh lantah. "Kau pikir aku akan kalah" kata Cris menarik kepalanya keluar dan membawanya kehadapan untuk di renggut kedua bibir Renata.

"Hahahaha ..." tawa Renata setelah di renggut kedua bibirnya dan "Aku suka man power mu, Cris" sambungnya.

Bibir dan wajah Renata pun memerah akibat Cris yang tak henti merenggutnya serta mengeliling area semua bibir hingga dadanya. Lambat laun dari keduanya sudah tak kuat lagi membendung emosi yang meluap-luap yang kedua kalinya. Bahkan lebih parah dari yang pertama sampai memakan waktu cukup panjang.

Kalau di uraikan panjang itu mungkin sampe bedug magrib gak kelar ini mereka berdua. "Ada-ada saja tingkah mereka" ujar penulis konyol🤣🤣🤫🤫.

Dan pada akhirnya, Cris mulai bangkit dan menggendong tubuh Renata membawanya ke atas meja. "Brug ..." suara tubuh Renata di jatuhkan Cris.

"Ini baru, Beautiful ... full, " kata Cris.

Renata terlentang di atas meja siap memasang perangkap jepitan katak mati menahan nafsu di dalam sangkar singa. Lalu, Cris mengumpulkan cakra 9 biju untuk mengalahkan jepitan katak mati menahan nafsu dalam sangkar singa. Setelah terkumpul dalam beberapa detik saja. Terjadilah sesuatu yang mampu meratakan sebagian bukit di Kepulauan indonesia.

"Brush ceplok in de hoy" suara si Unik memenuhi sangkar Renata hingga meludahkan sebagian air berwana bening seperti lendir telur ayam memandikan tubuh si Unik dari dalam sangkar singa.

"Aww ...sakit Cris!" jerit Renata kesakitan.

Saking sakit yang tak tertahan, Renata pun mencakar dada Cris hingga berbekas. Namun, Cris tak memperdulikannya malah menambahkan kecepatan maximum 9 biju seperti dalam serial Naruto melawan uchiha madara.

Dua jam berlalu sudah saat kejadian yang kedua kalinya. Mereka masih melancarkan aksinya yang dipikirnya "ini adalah sebagian kebutuhan dalam hidup yang wajib di salurkan".

Sungguh luar biasa mereka sama sekali tak mengenal lelah dalam aksinya itu. Padahal hari sudah menjelang pagi dan matahari pun sudah mulai menunjukan sebagian tubuhnya dalam sisa malam.

"Nakal kau ..." serentak mereka berdua.

Dan akhirnya setelah menginjak pagi yang mulai meratakan seluruh kota dan sebagian orang-orang mulai menyibukkan diri dengan aktivitasnya. Mereka pun selesai hingga garis finis titik kemenangan sang juara lomba sepeda.

"Akhirnya selesai juga, Cris" ucap Renata dalam dekapan Cris yang terbujur kaku keduanya tepat di atas meja. "Hah ..., luar biasa" sambung Cris tak kuat mengangkat tubuhnya sendiri karena kehabisan cakra.

"Aku jatuh cinta dengan mu, Cris" kata Renata bermaksud untuk tidak berkencan dengan wanita lain.

"Ya ..." singkat Cris.

Renata yang merasa jengah dengan tubuh Cris, ia pun mendorongnya dengan kuat dan berdiri menuju pakaiannya yang terlempar cukup jauh saat sebelum kejadian dan lekas memakai kembali bajunya.

Cris hanya asik menatap asik tubuh Renata yang indah sedang sibuk memakai baju dan rocknya. Renata pun tersenyum dalam tatapan Cris yang lelah.

"Ayo segera pakai baju mu, kita pulang " kata Renata dan Cris pun mengiyakannya.

Tak cukup lama setelah keduanya rapih. Mereka pun keluar dari Bar dengan jalan setengah sempoyongan karena mabuk cinta dalam semalam.

"Brung ..." suara mobil Renata melaju cepat keluar area parkir menuju jalan raya untuk mengarah ke rumahnya. Cris pun sama mengendarai motornya keluar area parkir untuk pulang. Keduanya bertujuan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang super lelah itu.

Sisi lain dalam perjalanan yang gak kurang dari 30 menit berlalu. Nayla melihat Chris Seorang diri ditengah kerumunan pengendara lain.

"Cris ...?" kata Nayla yang tak sengaja melihatnya di lampu merah.

Cris yang mengenakan helm coklat tua dan motor SB antik. Terlihat jelas sekali oleh Nayla dan ia berusaha membuka kaca mobilnya untuk memanggil dari seberang jalan.

"Cris ..., Cris!" Teriak Nayla di dalam mobil. Namun sayang, Cris tak melihatnya dan ia lekas pergi setelah lampu merah berganti hijau.

"Ahh, sial ... Cris tak melihat ku lagi!" Ujar Nayla dengan kesal.

"Mau di kejar Non?" Kata Pak Slamet dengan tawarannya. "Tak usah Pak! Kita lanjut jalan saja menuju kantor!" sambung Nayla dan mulai menutup kaca mobilnya.

Dalam batinnya, "Apa dia sudah lama di Jakarta? Yang aku tau dulu dia bilang kuliah di Bandung dan akan tinggal di sana bersama keluarganya! Tapi, kenapa dia tak mengabari aku kalau ada di Jakarta?"

Isi kepala Nayla mulai di penuhi oleh Cris, terutama soal hatinya yang masih menginginkan Cris untuk menjadikan kekasihnya. Sejak Masa SMA dulu, perasaannya belum sempat terbalas karena belum menemukan waktu yang tepat hingga saat ini untuk mengatakan soal perasannya terhadap Cris.

"Lalu, kau tidak merindukan ku, atau kau sudah menemukan wanita yang tepat Cris?!" Batinnya bergejolak.

Nayla mulai mencemaskan soal Cris yang sudah di miliki oleh wanita lain. Sampai membuatnya cemburu seketika. Tapi, Nayla sendiri tak punya bukti kuat soal wanita lain. Maka dari itu, batinnya bergejolak sampai menggangu isi kepalanya.

"Aku akan cari tahu soal Cris, sedang apa dia di Jakarta! Dan aku akan menanyakannya langsung soal di sudah punya kekasih atau tidak!" Dalam hati Nayla sambil menatap jalan raya yang cukup padat oleh pengguna jalan di pagi hari.