NovelToon NovelToon
HIJRAH ITU CINTA

HIJRAH ITU CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisha Naziya Almahyra telah menjalin hubungan selama tiga tahun dengan kekasihnya yang bernama Ikhbar Shaqr Akhdan. Hubungan mereka sudah sangat jauh.

Hingga suatu hari kedua orang tua mereka mengetahuinya, dan memisahkan mereka dengan memasukan keduanya ke pesantren.

Tiga tahun kemudian, Aisha yang ingin mengikuti pengajian terkejut saat mengetahui yang menjadi ustadnya adalah Ikhbar. Hatinya senang karena dipertemukan lagi dalam keadaan telah hijrah.

Namun, kenyataan pahit harus Aisha terima saat usai pengajian seorang wanita dengan bayi berusia satu tahun menghampiri Ikhbar dan memanggil Abi.

Aisha akhirnya kembali ke rumah, tanpa sempat bertemu Ikhbar. Hingga suatu hari dia dijodohkan dengan seorang anak ustad yang bernama Ghibran Naufal Rizal. Apakah Aisha akan menerima perjodohan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Pemakaman Ibu

"Kamu yakin akan menikahi, Aisha. Pernikahan itu bukanlah sebuah permainan. Pernikahan itu, hal suci dan dilakukan dengan cara yang sakral. Ikatan suci antara seorang pria dan seorang wanita yang saling mencintai dan ingin membangun kehidupan bersama," ucap Ayah.

"Aku tahu, Yah. Aku serius menjadikan Aisha sebagai istriku. Bukan untuk main-main," jawab Ghibran.

"Jika kamu telah yakin dengan pilihanmu, baiklah. Ibu akan hubungi teman ayah kamu yang seorang penghulu itu. Ibu akan temui Aisha dulu," ujar Ibu.

Ghibran tersenyum mengetahui jika kedua orang tuanya mendukung keinginannya. Dia lalu meminta bantuan ayah memindahkan jenazah ibunya Aisha ke ruang tamu.

Ibunya Ghibran mengetuk pintu kamar yang tertutup itu. Dia yakin itulah kamar Aisha. Dua kali diketuk terdengar sahutan dari dalam.

"Assalamualaikum, Aisha. Ini ibunya Ghibran, boleh ibu masuk, Nak?" tanya Ibu.

"Waalaikumussalam, silakan masuk Bu. Pintunya tidak terkunci," jawab Aisha.

Ibu membuka pintu. Melihat Aisha yang terduduk di lantai sambil memegang kedua lututnya. Matanya sembab. Air mata membasahi pipinya.

Ibu berlutut dihadapan gadis itu. Membawa ke dalam pelukannya. Kembali tangis Aisha pecah dalam pelukan wanita itu.

"Jangan menangisi kepergian ibumu, Nak. Itu bisa memberatkan kepergiannya. Ikhlaskan, dan berdoalah semoga ibumu berada di tempat terindah," ucap Ibu.

Ibu melepaskan pelukan Aisha. Menghapus air mata di pipi gadis itu.

"Sekarang kamu ganti baju secepatnya. Penghulu sebentar lagi akan datang," ucap Ibu.

"Penghulu ...?" tanya Aisha dengan penuh keheranan.

"Benar, penghulu yang akan menikahkan kamu dan Ghibran," jawab Ibunya Ghibran.

"Aku menikah dengan Mas Ghibran? Maksud ibu apa?" tanya Aisha semakin keheranan.

"Iya. Ghibran ingin menikah denganmu di depan jenazah ibumu. Untuk itu segeralah berganti pakaian. Ibu keluar dulu. Jangan lama!" perintah ibu.

Ibunya Ghibran keluar dari kamar setelah mengucapkan Itu. Walau masih ragu dan tidak mengerti, Aisha tetap mengganti bajunya dengan gamis putih.

Ghibran telah menunggu di depan jenazah ibunya Aisha. Pak penghulu telah hadir. Sebagai saksi, dua temannya Ghibran. Mereka telah siap untuk mengucapkan ijab kabul. Tak berapa lama, Aisha keluar dari kamar dan duduk di sebelah ibunya Ghibran. Para tetangga juga di minta menjadi saksi pernikahan keduanya agar nanti tidak menjadi fitnah jika melihat pria itu menginap.

"Aisha Naziya Almahyra, apakah kamu bersedia menikah dengan Ghibran Naufal Rizal, tanpa ada paksaan?" tanya Pak penghulu sebelum memulai akad nikah.

"Saya bersedia menikah dengan Mas Ghibran tanpa ada paksaan," jawab Aisha dengan suara yang pelan karena menahan tangis.

Bukan pernikahan seperti ini yang Aisha impikan. Menikah di samping jenazah ibu. Gadis itu selalu berangan, ibunya yang akan mendampingi saat menikah dengan perasaan keadaan bahagia, bukan berduka begini. Namun, dia juga sangat bahagia karena akan menikah dengan seorang pria sebaik Ghibran.

"Baiklah, sekarang kita mulai ijab kabulnya," ucap Pak Penghulu yang merupakan teman dekat ayahnya Ghibran.

"Ghibran Naufal Rizal," panggil Pak Penghulu.

"Saya, Pak!" jawab Ghibran dengan tegas.

"Saya nikah dan kawinkan engkau dengan saudari Aisha Naziya Almahyra binti Sulaiman, dengan mas kawin uang senilai sepuluh juta rupiah di bayar tunai!" ucap Penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aisha Naziya Almahyra binti Sulaiman dengan mas kawin tersebut, dibayar Tunaaii," ucap Ghibran dengan sekali tarikan napas.

"Bagaimana saksi? Saahh?" tanya Penghulu.

"Sahh ...," jawab kedua saksi.

"Sekarang kalian telah sah menjadi suami istri," ucap Pak Penghulu.

Penghulu meminta Aisha bergabung dan duduk di samping Ghibran. Pria itu lalu menyerahkan mas kawinnya.

Rasanya hari ini perasaan Aisha bercampur aduk. Sedih karena ibu yang telah meninggalkan dirinya, senang karena dia menikah juga.

Setelah menerima mas kawinnya. Ghibran lalu memegang ubun-ibun sang istri. ,Aisha sang istri. Pria itu membacakan doa.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih.” Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya."

Doa setelah ijab kabul ini dianjurkan untuk dibaca oleh mempelai laki-laki sembari menyentuh ubun-ubun mempelai perempuan dengan telapak tangan kanan.

Setelah semua rangkaian acara akad nikah selesai, kembali Ghibran mengurus jenazah ibunya Aisha. Kini saatnya jenazah dimandikan.

Aisha yang ikut memandikan jenazah ibunya, kembali mengeluarkan air mata saat menyirami dan membasuh tubuh wanita yang telah melahirkan dirinya.

"Ibu, hari ini untuk pertama kali dan terakhir, aku akan memandikan ibu. Dulu saat aku kecil, ibu yang memandikan aku. Sekarang giliran aku. Tenang di sana ibu. Sekarang pasti ayah dan ibu telah berkumpul di surga. Nantikan aku, Ayah, Ibu."

Setelah dimandikan dan dikafani, jenazah ibu disolatkan. Yang menjadi imamnya Ghibran. Semua rangkaian pemakaman ibu selesai. Sekarang saatnya di bawa ke kuburan.

Aisha berdiri di samping liang kubur ibunya, tangisan yang tak dapat dia bendung mengalir deras. Dia merasa kehilangan yang amat dalam dan merasa tak bisa hidup tanpa ibunya.

Namun, Aisha menarik nafas dalam-dalam, dia harus mengikhlaskan kepergian ibunya. Dia mengetahui bahwa ibunya sedang duduk bahagia di sisi Allah SWT, dan tidak ada lagi penderitaan dan kesakitan baginya.

Aisha mengangkat tangan ke langit, "Ya Allah, terima kasih atas segala karunia yang telah Engkau berikan kepada ibuku di dunia ini. Semoga Engkau memberikan kebahagiaan dan kedamaian di surgaMu," doa Aisha dalam hatinya.

Serangkaian doa dilantunkan oleh para hadirin yang hadir membantu Aisha menyambut pemakaman ibunya. Semua orang yang hadir saling memeluk Aisha dan mengucapkan simpati mereka.

"Ibu, aku sudah melepasmu dengan ribuan tetesan air mataku. Aku merelakanmu dengan hati yang ikhlas. Tidak ada rasa yang lebih sakit dari kehilangan seorang ibu. Pada bunga yang kutabur, ada rindu yang terkubur. Pada air yang kusiram, ada memori usang yang terekam. Pada ibu yang telah tiada terlebih dahulu, bisakah kau hadir menenangkan riuh rindu pada buih masa lalu? Datanglah nanti sekejab dalam tidur dimimpiku. Tiada cinta setulus cintamu, Ibu. Tiada pelukan sehangat pelukanmu, Ibu. Aku titipkan doa pada Allah, bahwa aku merindukanmu. Sekarang hanya sepucuk doa yang aku punya. Semoga kau tenang di alam sana. Sampai jumpa di surga, Ibu."

Aisha kembali ke rumah bersama Ghibran. Kedua orang tua suaminya pamit dan meminta maaf karena tidak bisa hadir di takziah nanti malam.

Di tempat lain, Ikhbar dan Aisha baru saja mendapat kabar jika ibunya Aisha meninggal. Keduanya terkejut mendengar berita itu. Mereka berencana akan datang ke rumah duka.

"Mas, apa kepergian ibunya Aisha ada kaitan dengan kedatangan kita ke rumah itu?" tanya Annisa setelah mendapat kabar duka itu.

...----------------...

1
@Al🌈🌈
Bagus /Good/
Najmiati Zuroya
selalu suka ceritanya
Alvia Inayati
Luar biasa
Alvia Inayati
Buruk
hidagede1
Luar biasa
Sari Ramly
Lah ghibran dulu apa kabar bu nur…syifa kan hadir krn pergaulan bebas anakx bu nur…si yg paling merasa pinter didik anak…kaca mana kacaaaa ???
lucky gril
2 karya the end mak matathon bacanya sekeren itu karya mm 😍😍😍
Mama Reni: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
lucky gril
cerita anin mak khatam duluan😄
Mama Reni: Kebalik ya 🙈🙈
total 1 replies
lucky gril
stop mak mo gosok😂
lucky gril
karma di bayar tunai tuk pk abdul,dan rachel tp ada hana yg kata mak punya sifat kyk bu nur ngga mo disalahin😎
lucky gril
duh hana nurunin sifat mak tirinya nih ngga mo disalahin🤦‍♀️
lucky gril
ialah siapa yg betah dirumah tangga omong sm anak kandungnya ketus apalagi bu nur hanya ibu sambung lagaknya kayak ibu kandung😏
lucky gril
mana mau bu nur pisah,dia ngga ada apa apanya tanpa pk abdul😎
lucky gril
oke disini mak bahagia,maaf mama nur 🤣🤣🤣
lucky gril
Astagfirullah😡
lucky gril
mau tau nih si hana anaknya siapa 😅

biar mm nur mati kutu dapetin hana🤣🤣🤣
lucky gril
stop dulu mak mo masak🤦‍♀️
lucky gril
y'ampun mm'ren ,ini mak baru ngeh aisha gibran orang tuanya siapa y'itu yg kemarin mak baru baca yg nikah sm keenan😁

ampun dah mak baru ngeh ini😍
Mama Reni: Kan ada mama jawab komentarnya, baca hijrah itu cinta, baru Lihat aku, Gus dan Paman I Love You
total 1 replies
lucky gril
memang ngga boleh y'pezina dpt yg benar2 soleh ,jujur,mapan dan tulus😭😭😭


kenapa harus di diposisikan begini,seakan harus menerima karna masa lalu tapiiiii😔
lucky gril
apa ini istilah orang baik ketrmu org baik seorang pezina dipertemukan pezina y'Rabb lindungi kami sekeluarga


Allahumma Baarik🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!