seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. kultivator tingkat bumi
Melihat anak panah terakhir yang melesat. Amelia langsung membalikkan serangan itu, alhasil, orang itu langsung terjatuh dari atas pohon.
Bruk
Terdengar suara orang jatuh yang sukses membuat para pembuat onar itu mengalihkan perhatian mereka dan berhenti sesaat.
"Sialan !! Siapa kamu hah !!! Berani sekali anda mencampuri urusan Kami !!" Ujar salah satu dari mereka yang merasa geram. Amelia hanya diam dan mengamati beberapa orang ini. Ternyata mereka semua masih berada di tingkat bumi level body integration. Amelia yang melihat tingkatan mereka tidak percaya.
( Wah. Kultivator tingkat bumi saja sudah sekuat ini. Apa lagi tingkat heavenly.) Batin nya merasa kagum.
"Kenapa anda diam. Apa anda takut sekarang. Katakan, siapa kamu sebenarnya dan mau apa !!" Teriak orang itu lagi merasa kesabaran nya telah habis. Amelia menyunggingkan senyum sinis dari Balik maskernya.
"Saya adalah malaikat pencabut nyawa untuk mu dan mengirim kalian semua ke neraka." Jawab Amelia dengan dingin yang sukses membuat orang orang berbaju hitam itu terkejut. Pasalnya, mereka tidak melihat tingkat kultivasi orang ini. Namun ia berani sekali menantang.
"Heh.. kau ingin mengirim kami ke neraka. Maka buktikanlah." Ujar orang itu lagi dan langsung bergerak menyerang Amelia. Amelia yang belum merasa kan bagaimana rasanya bertarung di zaman ini, langsung menyeringai. Ini adalah pengalaman pertama, hitung-hitung latihan.
Dengan melesat cepat tanpa perlawanan. Kepala orang itu langsung menggelinding. Mereka tidak melihat pergerakan Amelia yang seperti angin. Melihat kejadian itu, semua yang ada disana langsung tertegun.
"Ups.. wah.!! Ternyata aku sangat hebat ya." Ujar Amelia memuji dirinya sendiri. Sementara semua yang ada disana masih dalam posisi terkejut. Pasalnya, orang orang ini memiliki kultivasi tingkat bumi yang tentu nya sudah sangat kuat menurut mereka. Tapi, apa ini. Bukankah Nona ini tak memiliki tingkat kultivasi. Pikir mereka.
(Siapa nona ini. Kenapa ia begitu kuat.) Batin salah seorang kesatria yang berada di pihak korban.
(Sialan !!! Siapa perempuan ini. Bisa-bisa nya, ia membunuh dengan cepat tanpa berkedip.) Batin salah seorang dari kelompok pembunuh itu. Tak dapat ia pungkiri, ada rasa takut dalam hatinya.
Semua yang ada di sana saling memandang. Mereka diam-diam menelan salivanya dengan susah payah, seolah jika terdengar, mereka akan mendapatkan hukuman atau pun mati. Seketika suasana menjadi hening.
"Aduh.. maaf ya, aku kelepasan. Aku pikir, pisau dapur ini tidak dapat merobohkan kepala seseorang.hehehe.." ujarnya dengan tanpa bersalah, sambil memainkan pisau itu. Lagi-lagi, mereka menelan ludah mereka yang tercekat. Salah seorang menjadi marah ketika mendengar penuturan Amelia yang nyeleneh.
"Kurang ajar.!!!"teriak salah seorang lagi, bisa dibilang yang terkuat diantara mereka. Ia langsung melayangkan serangannya dan membabi-buta. Ia tidak peduli apakah serangan nya itu akan mengenai target atau pun yang lain. Amelia yang menyadari hal itu, langsung membuat sebuah formasi untuk melindungi dirinya dan yang lain. Beberapa orang dari pijat korban berseru.
"Hati hati nona. Serangannya sangat kuat." Ujar salah seorang memperingatkan. Amelia langsung menyeringai dan langsung mengangguk tanda ia menghormati peringatan itu. Setelah selesai ia membuat formasi tingkat 1. Ia langsung menatap lawan. Ia sadar, tidak bisa berlama-lama di sini. Ia harus segera menyelesaikan urusannya.
(Aku harus menyelesaikan ini segera. Aku tidak bisa berlama-lama.) Batin Amelia. Ia pun langsung menyerang mengeluarkan kekuatan fisiknya. Ia tidak menggunakan kekuatan QI nya. Karena serangan ini masih bisa ia atasi.
Dengan gerakan seperti angin dan pastinya tidak dapat di prediksi. Ia langsung menebas semua kepala komplotan itu tanpa bersisah satu pun dari mereka. Bahkan korbannya buntung semua.
Para prajurit dan kedua wanita paruh baya dan bahkan masih kelihatan cantik itu, tercengang dengan pemandangan yang mereka saksikan. benar-benar kuat dan ganas. seperti nya memang tidak boleh macam-macam dengan gadis ini. mereka pun bertanya-tanya.
(Apa.!!! Siapa nona ini. Benar-benar tidak bisa di singgung.) Batin salah satu prajurit yang menyaksikan hal itu. Matanya melotot dan tidak berkedip seolah tidak ingin melewatkan hal itu.
(Siapa gadis ini. Perlawanan nya tidak menggunakan kekuatan QI sama sekali. Tapi, bisa merobohkan para kultivator Tingkat bumi ini.) Batin salah satu kesatria yang ada dalam rombongan itu. ia cukup heran, ia saja seorang kultivator tingkat bumi level 6 masih belum bisa merobohkan lawan. lalu bagaimana dengan nya yang sepertinya bukan seorang kultivator. ada rasa malu dan juga iri dalam hatinya.
( Gadis ini sangat menakjubkan, kalau saja aku mengenalnya, aku ingin menjadikannya cucu menantu ku.) Batin salah satu wanita paruh baya yang agak kelihatan lebih tua dari salah satunya.
Semua yang ada di sana mematung, mereka tidak dapat menggerakkan tubuh mereka, seolah kaki mereka dipaku sehingga tidak bisa bergeser. Amelia yang menyadari ke brutalannya itu, langsung mengarahkan pandangannya ke sekeliling. Terlihat, semua nya pada menegang. Amelia pun langsung menyeringai,, namun mereka yang melihat seringainya itu, menjadi ngeri.
"Hehehe, maaf tuan dan nyonya. Kalian bisa melanjutkan perjalanan." Ujar Amelia menyadarkan mereka. Sontak, semuanya menjadi tersadar. Salah satu wanita paruh baya yang sepertinya seorang ratu atau permaisuri itu bersuara.
"Hm.. terima kasih sebelumnya nona atas pertolongannya. nona sendiri ingin kemana..??" Tanya wanita paruh baya itu berusaha menguasai ketakutan nya. Toh juga, sepertinya gadis ini baik, walaupun tidak bisa melihat wajahnya dan penampilan nya yang agak aneh.
"Sama-sama nyonya.sudah sepatutnya manusia saling tolong menolong tanpa pamrih. Saya hanya kebetulan lewat, ingin ke kota Raja." Ujar Amelia dengan sopan. Mendengar penuturan Amelia. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat kesopanan Amelia walaupun agak berbeda dengan hukum kesopanan di dunia ini.
"Oh.. begitu. Klw begitu, nona bisa ikut dengan rombongan kami. Kebetulan, kami juga ingin ke kota raja." Usul sang nyonya entah siapa namanya, yang pasti, mereka bukan orang biasa.
"Mmm apakah boleh seperti itu nyonya. Kebetulan saya juga masih belum mengetahui pasti letak kota raja itu nyonya." Ujar Amelia lagi. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Setidaknya ia dapat mengawal mereka sampai tiba di kota raja. Ia juga sekalian berniat menghemat tenaga.
"Kalau begitu, silahkan masuk nona." Ucap paruh baya itu. Lagi pula, kereta mereka muat sampai enam orang. Amelia yang dipersilahkan masuk kedalam kereta langsung menolaknya dengan halus.
"Maaf nyonya. Saya rasa, saya akan duduk di depan bersama pak kusir. Sekali untuk bisa berjaga-jaga." Ujar Amelia cukup masuk akal. Lagi pula, ia akan merasa tidak nyaman duduk bersama wanita wanita bangsawan ini. Dari pada malu dan jadi bahan omongan nanti, lebih baik cari aman.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍