NovelToon NovelToon
FOREVER HATE YOU

FOREVER HATE YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:486.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chyntia R

Jika ada yang paling dibenci oleh Brianna di dunia ini, itu adalah sosok lelaki bernama Arthur Matthews.

Arthur bukan hanya pria yang membully-nya di Universitas, tapi dia juga yang sudah menghancurkan hidup Brianna.

Lalu, apa jadinya jika mereka kembali dipertemukan dalam keadaan Brianna yang sudah berbeda? Apakah Arthur masih bisa bersikap semena-mena padanya? Atau justru ini adalah saat yang paling tepat untuk Brianna membalaskan dendamnya pada lelaki itu?

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" -Brianna Walton.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." -Arthur Matthews.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Dejavu

Setelah cukup lama berkeliling kota London dengan mobil yang dikemudikan oleh Gerard, Brianna diantarkan pria itu sampai ke depan Resort. Begitu dia tiba didepan pintu kamar dan siap untuk meletakkan kartu akses masuknya, tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya dan menarik paksa tubuhnya.

Brianna tentu mencoba berontak, namun itu hanyalah sia-sia.

Tubuh Brianna segera dibawa masuk ke sebuah kamar dan saat itu juga Brianna langsung menyadari jika kali ini dia masih tetap berurusan dengan pria yang sama.

"Apa maumu, breng sek?" Brianna menjerit begitu Arthur berhasil membawanya masuk ke dalam kamar yang ditempati pria itu, Arthur juga mengunci pintunya.

Arthur tersenyum miring, dia membuka 3 kancing kemeja teratas yang masih dikenakannya. Berjalan mendekat pada Brianna yang perlahan mundur sampai punggungnya mengenai daun pintu.

Brianna kalut, apa yang hendak Arthur lakukan sekarang? Pria ini sulit untuk diprediksi, pikirnya. Tapi, melihat seringai dari sudut bibir Arthur, membuat Brianna merinding.

"Kemana Gerard membawamu? Apa dia berhasil membawamu ke ranjangnya?" sinis Arthur sambil terus berjalan menuju Brianna. Gerakannya tampak mengintimidasi sekali, tapi Brianna jelas tak senang dengan pertanyaan yang Arthur berikan.

"Itu bukan urusanmu!" jawab Brianna membuang muka ketika Arthur sampai didepan wajahnya sementara dia tak bisa memundurkan langkah lagi.

Arthur mengelus pipi Brianna seduktif, memajukan wajah tepat di telinga Brianna yang menyampingkan wajah.

"Kalau begitu, aku juga akan membawamu ke ranjangku!" bisik pria itu membuat sekujur tubuh Brianna gemetar.

Arthur membelai leher Brianna, tapi wanita itu mendorong tubuh Arthur menjauh.

"Dasar breng sek! Aku bukan ja lang!" tekan Brianna dengan tatapan yang sengit pada Arthur.

Arthur tertawa sumbang. "Tapi barusan kau pergi bersama Gerard," katanya santai.

"Sekali lagi ku katakan, itu bukan urusanmu!" Brianna mengepalkan kedua tangannya yang berada disisi tubuhnya sendiri.

"Kalau begitu, jangan salahkan aku bila berprasangka buruk tentangmu." Suara Arthur terdengar sangat marah. Brianna tak tau apa pemicu utama pria ini menjadi seperti ini. Bahkan Brianna selalu mengacuhkannya, tapi kenapa Arthur selalu mencari-cari kesalahannya?

"Buka pintunya dan biarkan aku pergi," kata Brianna sembari memijat pangkal hidungnya.

"Tidak!"

"Lalu apa maumu? Kenapa kau harus menahanku disini?"

"Aku mau kau! Ingatkan aku bagaimana liarnya dirimu malam itu!"

Mata Brianna terbelalak. Dia benci Arthur kembali membahas malam yang paling disesalinya seumur hidup. Dia sangat tidak menyukai Arthur mengingatkannya mengenai malam yang ingin dilupakannya itu--dimana Leon salah memberinya obat--Bukan obat tidur seperti yang dikira, melainkan obat perangsanggg yang membuatnya jadi gila. Arthur benar, saat itu dia sangat liar, mereka bahkan melakukannya lebih dari sekali dalam keadaan Arthur yang setengah mabuk dan Brianna yang tengah kehilangan akal sehatnya.

Arthur kembali mendekat, mengungkung tubuh Brianna diantara kedua tangannya. Brianna mendadak merasa sesak nafas, dia membuang tatapan ke sembarang arah, menatap apa saja yang terpenting tidak menatap mata Arthur yang tampak diselimuti kabut gai rah.

"Aku sengaja menunggumu pulang. Kau pergi bersama Gerard, dan itu membuatku hampir gila," ujar Arthur dan menatap Brianna dalam-dalam meski wanita itu tak mau membalas tatapannya.

Dalam jarak sedekat itu, Brianna menyadari ada yang aneh dari ucapan dan intonasi suara Arthur. Namun dia menggeleng samar, mencoba menguasai keadaan dan tidak mau memasukkan kata-kata Arthur didalam hati dan pikirannya.

"Kau mabuk dan kau gi la! Lepaskan aku breng sek!" umpat Brianna lagi.

Arthur tersenyum miring, merasai tangan Brianna yang terus mencoba mendorong tubuhnya, tapi tidak pernah berhasil.

"Biarkan aku pergi!" Kali ini Brianna memohon. Dia tidak bisa didekat Arthur. Dia amat membenci pria itu dan melihat Arthur dalam keadaan seperti ini justru membuatnya Dejavu akan kejadian yang pernah terjadi diantara mereka 4 tahun yang lalu.

Arthur memegang kedua tangan Brianna, mencoba mengendalikannya. Dia memaksa agar tubuh wanita itu tidak memberontaknya. Suara ringisan Brianna terdengar, pertanda Arthur terlalu kuat menahan pergelangannya, tapi Arthur tak peduli. Begitu merasa ada kesempatan, Arthur melahap habis bibir Brianna dan menciuminya dengan kasar.

Brianna menangis dalam keadaan dia tak bisa lepas dari cengkraman Arthur, namun dia tidak pasrah, dia menggigitt bibir pria itu cukup keras hingga menyebabkan Arthur terpaksa melepaskan ciumannya.

"Sh i t!" Arthur mengumpat, dia memegang bibirnya yang berdarah karena ulah Brianna, namun detik berikutnya dia menyeringai kembali dan itu membuat Brianna sontak ingin berlari.

Sayangnya, Arthur seolah bisa membaca pergerakan Brianna, hingga saat itu juga dia langsung menggendong tubuh Brianna seperti sekarung beras, lalu mencampakkannya ke atas ranjang besar yang berada ditengah-tengah ruangan tersebut.

Tentu saja Brianna menjerit histeris. Apakah kejadian 4 tahun lalu akan terulang kembali? Dimana saat ini Arthur jelas-jelas bertindak terlalu jauh seperti hendak mem-per-ko-sanya?

Arthur tampak kalap, dia menarik mantel bludru Brianna begitu saja, membukanya, lalu ...

Srek ...

Pria itu mengoyak gaun yang Brianna kenakan.

Brianna menggeleng keras. Melihat wajah Arthur didepannya sungguh membuatnya ketakutan.

Tanpa pikir panjang, Brianna menendang pusaka Arthur, saat pria itu hendak bergerak lebih jauh dengan melepaskan ikat pinggangnya sendiri.

Tentu saja Arthur merasa kesakitan dan refleks memegang miliknya yang terkena tendangan wanita itu.

"Arkhhs ..." Arthur meringis. Refleks memejam karena merasa kesakitan.

"Dasar breng sek! Kau tidak berubah. Kau tetap seorang Arthur yang selalu kurang ajar! Aku akan selalu membencimu, Arthur! Selamanya!" umpat Brianna dan dia merangsek pergi setelah memungut mantel bludru-nya yang terserak di lantai.

Brianna menghapus airmatanya dengan kasar. Dia bersumpah akan menghindari Arthur setelah malam ini. Brianna tau, memang ini tujuan Arthur melakukan ini padanya. Ini yang Arthur inginkan. Semua ini pasti Arthur lakukan agar Brianna segera mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Brianna memasuki kamarnya sendiri dengan tergesa, dia menangis meski sebenarnya dia tidak mau memperlihatkan kelemahannya lagi didepan Arthur. Tapi sayang, dia kelepasan melakukan itu hanya karena tindakan Arthur sangat keterlaluan.

"Baiklah, aku akan mengundurkan diri, jika itu bisa membuatmu puas. Sejak awal, kau memang tidak menyukaiku bekerja bersama ibumu," batin Brianna.

Mengenai biaya pinalti itu, Brianna akan memikirkan lagi bagaimana caranya dia bisa melunasinya. Brianna akan meminta keringanan pada Jane, mungkin wanita itu bisa membantunya.

"Apakah aku harus mengadukan tindakan Arthur pada Mrs. Jane?" Brianna memikirkan hal itu sembari mengguyur diri dengan air hangat di kamar mandi.

Entahlah, Brianna tidak tau apa yang harus dia katakan sebagai alasan pengunduran dirinya pada Jane. Tapi dilain sisi, Brianna juga tak ingin terlihat tak profesional dengan berhenti bekerja secara tiba-tiba.

"Apa kau pikir aku masih selemah dulu? Sampai kau mau melakukan pelecehann padaku? Apa yang terjadi 4 tahun yang lalu, tidak cukup bagimu? Kau sudah menghancurkan hidupku dan kini kau mau mengulangnya lagi hanya agar aku tidak lagi bekerja pada ibumu?"

Brianna meringkuk dibawah shower yang terus membasahi tubuhnya. Dia merasa benci pada dirinya sendiri karena tidak dapat menutupi kelemahannya didepan Arthur lagi.

...To be continue......

1
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Henny Aprilaz
bagus ceritanya
Henny Aprilaz
keren thor🥰
Henny Aprilaz
nah lho...gaskeun arthur🤣
Henny Aprilaz
wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣
Henny Aprilaz
Haha ketemu c arthur...jodo yaaaa
Henny Aprilaz
loading otak c Arthur...tak menyadari bahwa dia mencintai c Bri....😇😇😇
Henny Aprilaz
semangat Bri🥰
Henny Aprilaz
kampret lo Arthur 😡😡😡
Henny Aprilaz
apakah Brianna mendapat pelecehan dari Arthur...d masa lalu
Henny Aprilaz
kayaknya waktu masa kuliah juga Arthur sudah menyukai Brianna dengan cara membully Brianna...menurut qu yaaaaa🤭
ncapkin
Luar biasa
Sry Handayani
flo bener" perempuan tulus
Lilis Ernawati
ceritanya bagusss... tp yg like kok ga byk yaaa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Sry Handayani
bisa tur bisa
Lilis Ernawati
baguuuss bgt ceritanyaaa...
Sry Handayani
Luar biasa
Naruto Kurama
maksdnya 🫣 tiba2 the end,😁
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!