NovelToon NovelToon
Menantu Yang Disembunyikan

Menantu Yang Disembunyikan

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:780.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Dewi Risnawati

Lima tahun menikah belum diberikan keturunan. Namun tak membuat kadar cinta Pria yang bernama Abian Rahardian itu berkurang pada istrinya.

Suatu hari Abi diminta oleh orangtuanya untuk datang, maka disela kesibukan ia menyempatkan diri untuk memenuhi permintaan orangtuanya. Sedikit penasaran, ada hal penting apa yang ingin mereka bicarakan.

"Tidak, Ma! Aku tidak bisa menduakan Diana, tolong Ma, jangan membuat hubungan aku dan Diana hancur. Kami bahagia, anak itu hanya masalah waktu saja, aku yakin suatu saat nanti Diana pasti bisa Hamil," ujar Pria itu meyakinkan sang Mama.

Tak mempunyai pilihan lain selain mengikuti kemauan kedua orangtuanya yang menginginkan kehadiran seorang cucu. Apalagi kondisi Mama yang sedang sakit membuat Abi tak bisa menolak.

"Dengar! Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena Ibuku!" Abian Rahardian.

"Tenang saja, Tuan, Tujuan kita sama. Aku menerima tawaran ini juga karena Ibuku!" Sharena Husman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Risnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Pagi ini Sha pamit pada Ibu untuk keluar kota selama satu minggu dengan alasan pekerjaan, tentu saja Ibu dan Aldo tidak merasa keberatan dan curiga melepaskan.

"Kamu jadi berangkat pagi ini?" tanya Ibu di sela sarapan mereka.

"Jadi, Bu," jawabnya singkat.

Maafkan aku, Bu, Al. Aku terpaksa membohongi kalian.

Sha berusaha untuk tetap tenang dan bersikap seperti biasanya, walau sesungguhnya hatinya penuh rasa was-was dan membuncah. Tak menyangka dia harus membayar segala kebaikan pasangan itu dengan cara seperti ini.

Ah, sudahlah, Sha tak ingin mengungkit hal yang belum ia lakukan, bukankah dia sudah ikhlas menerima tawaran Bu Nia dan Pak Ikhsan. Mereka juga tak memaksa, namun hatinya yang tak tega dan telah merasa berhutang Budi.

Selesai sarapan, Sha pamit pada ibu dan adiknya. Tak bisa dipungkiri bahwa hatinya sangat sedih karena telah membohongi Ibu.

"Bu, aku pergi dulu ya, Ibu baik-baik dirumah," lirihnya memeluk sang Ibu dengan tangisan.

"Iya, Nak, Ibu akan baik-baik saja, kamu yang harus jaga diri. Udah, jangan menangis nduk, nanti kalau sudah sampai jangan lupa beri ibu kabar ya," pesan ibu mengusap punggung putrinya dengan lembut.

"Iya, Bu." Sha mengecup kedua pipi sang ibu.

"Al, kakak pamit ya, titip Ibu, kalau ada apa-apa segera kabari Kakak," ucap Sha berganti memeluk sang adik yang selama ini tempat ia berbagi, namun untuk hal ini ia sungguh tak berani mencurahkan padanya. Takut Pria remaja itu akan menentang keras kesepakatannya dengan keluarga Wibowo.

"Iya, Kak Sha, hati-hati disana, jaga diri. Aku akan menjaga Ibu, dan akan selalu mengabari." Pria itu membalas pelukan sang kakak.

Saat keluar dari rumah, ternyata Abi sudah menunggu, Sha sengaja tak membawa sepeda motornya. Karena selama satu minggu ini ia akan tinggal dikediaman keluarga Wibowo.

Sesuai kesepakatan, pasangan itu akan melangsungkan akad di sebuah masjid yang ada di kota Medan. Abi menoleh kesamping melihat penampilan calon istri keduanya yang hanya mengenakan pakaian kantoran.

"Kamu kenapa menggunakan pakaian kantor?" tegur Abi.

"Jadi saya harus menggunakan pakaian pengantin, biar Ibu dan Aldo tahu?" jawab Sha dingin.

"Biasa aja bicaranya, nggak usah sewot begitu," balas Pria itu tidak suka.

"Tidak ada yang sewot, seharusnya Bapak tak perlu menanyakan hal itu. Lagipula pernikahan ini tak ada yang spesial, hanya status untuk bayi bila nanti metode itu berhasil," ujar gadis itu tak minat untuk berdebat.

"Terserah kamu saja. Aku juga memperingatkan padamu. Pernikahan kita ini terjadi bukan karena aku mencintaimu, tapi karena Mamaku!" tekan Abi sembari menghentikan kendaraannya sesaat.

"Tenang saja, Tuan, tujuan kita sama, aku menerima tawaran itu juga karena Ibuku!" jawab Sha tak kalah tegas.

Pria itu kembali menjalankan kendaraannya menuju tempat yang sudah di janjikan. Saat tiba, ternyata Mama dan Papa sudah berada disana.

Sha dan Abi turun dari mobil, jangan ditanya bagaimana perasaan gadis yang berumur dua puluh empat tahun itu. Hatinya membuncah, pernikahan yang seharusnya ia impikan sekali seumur hidup dengan lelaki yang dicintai, kini semua impian itu punah seketika.

Sha disambut oleh Mama dan Papa, pasangan itu membawanya duduk di tempat yang telah di sediakan. Ia menatap orang-orang yang menghadiri acara akad itu. Nyesek banget saat akad akan di langsungkan. Tak bisa ditahan, buliran bening jatuh di kedua pipinya.

"Kamu siap, Nak? Apakah kamu ingin berpikir lagi? Ibu tidak ingin bila pernikahan ini akan menjadi penyesalanmu seumur hidup. Ibu akan menerima segala keputusanmu," ucap Bu Nia yang tak sampai hati harus mengorbankan masa depan gadis itu.

Sha menghapus air matanya, dan menatap kedua orangtua yang begitu baik padanya, berkat bantuan mereka nyawa sang Ibu bisa diselamatkan. Tidak ada salahnya ia berkorban demi kebahagiaan pasangan itu. Dengan membulatkan tekad dan memantapkan hati.

"Insya Allah aku siap, Bu," ucap Sha sembari menggengam kedua tangan Mama Nia dengan lembut.

Akhirnya akad segera dilaksanakan. Sha duduk disamping Abi dengan disaksikan beberapa orang kepercayaan dari Pak Ikhsan. Dengan sekali sentak Pria itu telah mengikrarkan janji di depan wali hakim.

"Bagaimana saksi?"

"Sah!"

"Sah!"

"Alhamdulillah..." Seruan rasa syukur mereka ucapkan secara bersama. Kini Sharena Usman telah sah menjadi istri dari Abian Rahardian Wibowo.

Abi menyelipkan sebuah cincin kawin dijari wanita itu. Namun hanya untuk Sha, dan tentu saja ia sudah tahu, mana mungkin Pria itu menggunakannya, karena dia sudah memiliki dengan istri pertamanya. Andai saja tak memikirkan perasaan Mama dan Papa, maka Sha akan menolak untuk menggunakan cincin kamuflase itu.

Perasaan wanita itu entah saat pertama kali menjabat tangan lelaki yang selama ini bersikap dingin dan pemarah padanya. Dengan berat hati ia mengalami dan mencium punggung tangan itu. Hatinya tak menentu, ini bagaikan mimpi.

Abi mengecup kening wanita yang kini sudah menjadi istrinya, entah kenapa keringat dingin mengucur di dahi Pria itu. Apa yang sedang ia rasakan, jantungnya juga berdegup tak menentu. Ah, ia segera membuang perasaan aneh semacam itu. Hati dan raganya seutuhnya hanya milik Diana seorang.

Sha menerima kecupan dari Abi, tubuhnya bergetar, tangan dan kaki terasa dingin bagaikan es. Terasa mimpi, namun nyata adanya. Sha segera menghampiri kedua orangtua yang kini sudah menjadi mertuanya.

Sha menyalami dengan takzim, Mama Nia memeluknya dengan erat sembari bergumam rasa terimakasih.

"Terimakasih banyak, Nak, maaf jika permintaan Mama sangat menyulitkan kamu, terimakasih atas pengorbanan yang begitu besar untuk Mama. Kami sangat menyayangi kamu," ucap Mama tergugu.

"Mama jangan merasa bersalah, aku ikhlas melakukan semuanya demi Mama," ucap Sha membalas pelukan Mama mertuanya.

"Terimakasih ya, Sha, maaf jika Papa dan Mama sudah egois," ucap Papa mengusap mahkota yang terbungkus hijab itu.

"Tidak apa-apa, Pa, jangan merasa bersalah. Aku ikhlas melakukan semua ini." Sha masih berusaha meyakinkan pasangan itu bahwa dirinya baik-baik saja.

Abi juga menyalami kedua orangtuanya, terlihat wajahnya yang tampak datar tak berekspresi apapun. Mama merasa bersalah karena sudah mengorbankan kedua anak yang sangat disayanginya. Jujur, hati Mama dan Papa tidak bisa menerima kehadiran Diana.

Mereka sudah berusaha untuk memberi kesempatan untuk Diana agar bisa berubah dan menjadi wanita lebih baik lagi, namun nyatanya wanita itu tak menunjukkan perubahan apapun sehingga mereka mengambil jalan lain. Sangat berharap Sha dan Abi saling mencintai agar tak ada perpisahan. Terserah Diana mau terima atau tidaknya bila suatu saat nanti dia mengetahui. Yang penting Abi bisa mempertahankan Sha, syukur-syukur Diana bisa berubah dan bisa menerima kehadiran Sha.

Selesai acara, keluarga itu segera kembali kekediaman mereka. Namun Abi memutuskan untuk pulang, meminta Sha untuk pulang bersama kedua orangtuanya. Tentu saja bagi wanita itu tidak keberatan sama sekali.

"Nak, ini kamar kamu. Gimana, suka?" tanya Mama membawa Sha masuk kesebuah kamar yang bernuansa modern, didekor dengan warna feminim sangat kental.

"Alhamdulillah aku suka, Ma, terimakasih," ucap Sha tersenyum lembut.

"Yasudah, sekarang kamu istirahat ya. Nanti Mama panggil saat makan siang," ucap Mama begitu baik memperlakukannya.

Sha hanya mengangguk patuh, dan Mama segera keluar untuk membiarkan Sha istirahat di kamar itu. Berharap sang menantu bisa betah dan nyaman menempati kamar itu.

Bersambung....

Happy reading 🥰

1
Irni Yusnita
bagus ceritanya 👍
dd'arhie
Luar biasa, bagus alur ceritanya gampang di mengerti...
Langit Jingga
jijay bgtt dahhh itu si Diana zina sama akik" selama 3 thun kasian kmu abi
Sweet Girl
Sejak hari ini i
Sweet Girl
Tanyakan aja Bi... jangan terus aja percaya sama Diana...
Sweet Girl
Jarno ae Sha...
Sweet Girl
Pinter Papa... jangan Sampek deh Pa... percaya Diana.
Sweet Girl
What this
degil...?
Sweet Girl
Akhirnya Abi banyak belajar sama Diana.
pandai berbohong.
Sweet Girl
Cemburu juga kali Sha...???
cuma belum menyadari...
Sweet Girl
Ndak bo'ong tuuuu???
Sweet Girl
Maksudnya, Abi sudah tau... kelakuan buruk suaminya?
memaafkan, terus sekarang di ulang lagi.
Sweet Girl
Lagi cencitip
Sweet Girl
❓❓❓❓❓
Sweet Girl
Naaaa akhirnya, ada yg tau aslinya Diana.
Sweet Girl
Yakin Ndak cinta...???
Sweet Girl
Ndak ada keberatan tu Din...
Sweet Girl
Istri tak berakhlak udah tauuu suami baru pulang, kasih minum dulu kek...
Sweet Girl
Lhaaa kamu Khan masih punya Wali Sha...
mana boleh pakek Wali Hakim?
Sweet Girl
Terus klo kamu hamil, bakal bikin drama apa kamu ke keluarga mu...???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!