" Apa kamu akan menyerah begitu saja mas? Setelah sepuluh tahun pernikahan kita." pertanyaan pelan namun bak batu besar menghantam kepalanya.
Akhyar Aksana pun terdiam membeku tanpa suara. Jujur dia bingung harus menuruti ibunya atau mendengar nasihat istrinya. Namun tidak di pungkiri, dia juga menginginkan kehadiran buah hati.
Happy reading stronger.
#Air mata pernikahan #Penyesalan suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naisa strong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istighfar Rin! Istighfar!
Setelah keduanya dapat dilerai oleh Ibu Olivia dan Regi. Nurma masih kesal dan tampak bersungut-sungut. " Saya tidak terima ya Bu, karyawan ibu berani-beraninya menampar saya." Nurma terlihat murka dengan kedua mata mendelik.
" Saya mohon maaf dan akan saya menegur dengan keras karyawan kami," ucap Ibu Olivia sangat menyesalkan perbuatan Zahrin.
" Apa ibu tidak berpikir untuk memecat dia?" Nurma semakin menjadi dan tidak ada hentinya mengusik Zahrin.
" Sekali maafkan kami ibu." Ibu Olivia yang kembali meminta maaf kepada Nurma.
Nurma berdecak bersamaan dengan hentakkan sepatu pantofel nya di lantai. Memutar langkah kesal untuk keluar dari Toko kue Olivia.
Sementara Zahrin. Zahrin di suruh menghadap kepada ibu Olivia. Zahrin yang kini sudah duduk dan berada di ruang kerja ibu Olivia dengan tertunduk tanpa kata.
" Zahrin, ibu tahu kamu banyak masalah. Tapi tolong, hanya pas kerja saja ... masalah mu pinggirkan terlebih dahulu," pinta Ibu Olivia yang di dengar pula oleh Regi yang berdiri tidak jauh dari mamanya.
" Saya minta maaf Bu, saya janji tidak akan mengulanginya lagi," jawab Zahrin dengan kepalanya yang masih belum berubah posisi.
" Iya Zahrin, ibu maafkan. Tapi, maafkan ibu jika tetap memberi mu surat peringatan. Itu sudah menjadi ketentuan di toko kue ini. Supaya karyawan yang lain tidak melakukan hal yang sama." Ibu Olivia menjelaskan.
" Iya Bu, saya terima,"
Namun tidak pada Regi. " Ma, kasihan Zahrin ma." Regi merengek pada ibunya untuk tidak memberi surat peringatan pada Zahrin.
" Regi, bagaimana kata karyawan lain? Apalagi Zahrin terbilang karyawan baru. Jadi Mama mohon maaf dan Zahrin tetap harus di beri skors selama satu minggu untuk tidak masuk kerja. Jangan ulangi lagi ya Zahrin!" kata ibu Olivia.
" Iya bu." Zahrin yang kemudian bangkit dan menerima dengan lapang dada apa yang menjadi keputusan ibu Olivia .
.
.
Senja. Senja dimana Zahrin biasanya beristirahat sebentar untuk membeli makan di penjual lapak seberang.
Namun ketika Zahrin masih menyentuhkan tangannya pada pegangan pintu utama Toko kue Olivia. Zahrin melihat Akhyar tengah menatapnya murka bersama dengan Nurma.
Zahrin menghentikan langkahnya. Dan benar saja dugaannya. Nurma mengadu kepada mas Akhyar.
Zahrin yang masih diam, namun berbeda dengan Akhyar yang dengan cepat menarik lengan Zahrin.
" Sini kamu Rin!" Akhyar yang kemudian memberhentikan langkahnya. Menatap wajah mantan istrinya penuh murka. " Kamu apakan Nurma tadi?" tanya Akhyar dengan tatapan tidak suka.
Zahrin masih diam dan tertunduk.
" Jawab Rin! Ini terakhir kalinya saya peringatkan, jika kamu menyentuh Nurma. Kamu akan berhadapan dengan Saya Rin!" Murka seorang Akhyar Aksana yang baru pertama kali di dengarnya. Membuat nafasnya tercekik. Tidak percaya, jika mas Akhyar dengan begitu cepat berubah setelah menikah dengan Nurma.
Akhyar dan Nurma pun akhirnya pergi, setelah memberi ultimatum pada Zahrin untuk tidak lagi mencari gara-gara dengan Nurma.
Padahal jika mantan suaminya tahu, Nurma lah yang dengan sengaja lebih dulu mengibarkan bendera perang sejak awal.
Mengatai nya mandul, Menertawakan dirinya yang akhirnya bercerai dengan Akhyar Aksana. Dan kemarin, Nurma pula yang sebenarnya terlebih dulu mencari gara-gara. Memamerkan hasil USG kandungannya yang masih sebesar biji kacang hijau.
Zahrin yang lagi-lagi menahan sesak di dadanya. Perkataan Akhyar Aksana, membuat dia tanpa sadar menyebrang jalan tanpa melihat jika banyak kendaraan berlalu lalang.
" Zahrin." Teriak Regi seraya menarik tubuh Zahrin yang hampir saja terserempet dan bahkan bisa tertabrak karena jalanan diwaktu sore hari sangatlah ramai.
Keduanya pun sama-sama terjatuh di pinggir jalan. Zahrin yang menangis frustasi. " Kenapa kamu tidak biarkan saya mati saja Regi? Biarkan saja aku tertabrak mobil itu!" tangisnya pecah dan terlihat sangat putus asa.
" Istighfar Rin! Istighfar!"
" Buat apa saya hidup lagi Regi? Saya sudah tidak ada gunanya lagi. Mas Akhyar sudah menceraikan aku," tangis Zahrin yang semakin memilukan. Membuat Regi yang berada tidak jauh dari nya, ikut merasakan hal yang sama.
Keduanya pun, akhirnya memutuskan untuk duduk di tepi trotoar.
Zahrin ... Zahrin.
Andai kamu tahu, jika aku memiliki kekaguman kepadamu Rin?
Kamu malah masih memikirkan mantan suami mu yang sudah jelas-jelas menyakiti hati mu sangat dalam dan berulang.
Regi yang menatap Zahrin penuh iba. " Sudah Rin, apa kamu tidak capek menangis terus? Kenapa kamu tidak coba menutup rapat dan membuka lembaran baru saja Rin?"
Zahrin tersenyum getir, menatap Regi lalu berkata. " Siapa? Siapa yang mau dengan saya? Keluarga mas Akhyar saja menceraikan saya. Saya tidak bisa memberikan keturunan pada keluarga mas Akhyar, Regi. Sementara Nurma, Nurma tidak butuh Penantian panjang dan sekarang dia hamil anak mas Akhyar." teriak yang tertahan oleh bibir Zahrin saat menyebut kata Nurma dengan gigi mengerat, karena saking gemasnya. Begitu masih tidak terimanya Zahrin setelah pernikahannya dengan seorang Akhyar Aksana kandas begitu saja. " Dan sekarang kamu menyuruhku untuk membuka lembaran baru? ... Lembaran baru kata mu?" Zahrin menoleh ke pria yang duduk di tepi trotoar jalan bersebelahan dengannya.
" Rin, bukankah kamu percaya takdir? Mungkin memang kamu dan mantan suami kamu tidak ditakdirkan memiliki keturunan Rin, buktinya Nurma. Dia dan Akhyar bisa memiliki keturunan, mungkin kamu juga begitu Rin? Setelah menikah kembali, siapa tahu kamu diberikan keturunan? seperti Nurma."
Zahrin menangis hebat. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan miliknya.
" Aku masih belum siap Regi, trauma ku setelah bercerai dari mas Akhyar masih belum selesai. Lagi pula, aku sudah tidak berminat lagi untuk menikah kembali." Zahrin yang berkata demikian dengan sangat susah payahnya. Kata per katanya terjeda oleh isak dan tangisnya.
Sedikit membuat Regi gelisah. Berarti pupus sudah harapannya untuk menjadikan Zahrin istrinya. Terlampau jauh istrinya, sekedar wanita spesial yang diberi tempat dihatinya saja, Zahrin tidak mengizinkannya.
Entah mengapa? perasaannya begitu kuat ingin membuat Zahrin bahagia setelah melihat dia dibuang oleh mantan suaminya.
Jika permasalahannya soal keturunan, Regi rasa. Semua itu dapat diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Aku tidak akan menyerah Rin.
Aku akan coba terus, supaya kamu tahu. Jika aku bukanlah pria seperti Akhyar.
Yang mencampakkan istrinya begitu saja setelah menjalani rumah tangga sepuluh tahun lamanya.
Dan aku tahu. Bagimu ini pasti tidak mudah. Maka dari itu, meskipun saat ini kamu tidak berminat membuka lembaran baru, mungkin akan berbeda di keadaan nanti, jika hatimu sudah terbuka untukku.
Regi bergelut dengan batinnya. Zahrin secara terang-terangan tidak mengizinkan siapapun ada di hatinya karena rasa trauma mendalam akibat perceraian nya dengan Akhyar Aksana.
.
.
Di rumah ibu Reta.
" Apa? Nurma bertengkar dengan Zahrin?" Kening wanita berusia 50 puluh tahunan itu penuh dengan kerutan. Amarahnya memuncak tatkala kupingnya mendengar nama Zahrin mantan menantunya.
" Tapi aku sudah peringatkan kepada Zahrin kok Bu." jawab Akhyar.
" Dan besok, lihat saja Zahrin! Ibu juga akan beri perhitungan dengan kamu," sinis nya ibu Reta yang geram jika Zahrin berani mengganggu Nurma.
BERSAMBUNG
Aku bahagia kau menderita mas.
Syukuri mati sekalian sama kamu juga mas.
hehehe....... aku benci banget dengan keluarga Akhyar. Keluarga nggak ada akhlak
kasian se x nasib mu almaaaa