Tamara adalah seorang wanita malam yang mempunyai banyak pelanggan. Dia menjadi salah satu wanita favorit di tempatnya bekerja.
Kehidupannya begitu bebas, karna dia hidup sebatang kara tanpa adanya keluarga, orangtua ataupun sanak saudara.
Tamara terus teringat di malam dia mendapatkan sebuah rasa yang tak dapat dia lupakan. Akankah dia mendapatkan cinta tulus dari seorang pria..? mengingat dia adalah cinta satu malam dari banyaknya pria.
Dan siapakah orangtua Tamara yang sebenarnya..?
Penasaran dengan kisahnya, ikuti terus kisah hidup Tamara dan jangan lupa like, coment,favorit dan votenya ya...
Salam manis semoga sehat selalu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nura
Hari pun berganti, pagi-pagi sekali Ara sudah membawa tas nya keluar dari rumah 77. Hari ini dia memang ingin pulang ke rumah pribadinya, tapi sebelumnya Ara akan menuju ke rumah kekasih Heni untuk menemui istrinya. Bertanya hal apapun yang mengganjal di hati Ara.
Dia memang tak ikut langsung terlibat dalam hubungan itu, tapi Ara tak bisa tinggal diam melihat Sabahat baiknya di permainkan oleh pria seperti Radit.
Ara sudah berada di gang rumah Radit, dia masih enggan untuk turun dari taxi. Ara menunggu sang pemilik rumah keluar, yaitu Radit, Ara sama sekali tak ingin bertemu dengannya. Ara hanya ingin menemui istrinya seorang diri.
Menjelang siang hari Radit baru keluar dari rumahnya, Ara pun lega dan segera turun untuk mengunjungi istrinya.
Ara pun mengetuk pintu pelan.
Tokk...tokk...tokk...
rumahnya terlihat sederhana, tak ada sebuah gerbang atau pagar di depannya, bahkan rumah tersebut tak mempunyai bell di depannya, hingga Ara harus mengetuk langsung pintu rumahnya.
Wanita yang di lihat Ara kemarin sekarang tengah membukakan pintu untuknya, Dia menatap Ara mulai dari atas sampai bawah, melihat gaun Ara yang tipis dengan potongan di atas lutut.
"Maaf Nona siapa..."
kata Wanita itu pada Ara.
"Perkenalkan nama saya Ara...."
kata Ara sambil menyodorkan tangannya ingin menjabat tangan wanita di hadapannya.
"Nama saya Nura...maaf sebelumnya apa saya mengenal nona..."
kata Nura dengan tersenyum.
"Tidak Nura...kita tak saling mengenal sebelumnya...saya ada sedikit hal yang ingin saya bicarakan padamu...apa saya boleh masuk..."
"Oh..ya...ya silahkan masuk Nona Ara....mari..."
Ara pun masuk ke kediaman Nura,
"Jangan panggil saya nona...panggil saja saya Ara..."
"Hmm baiklah..silahkan duduk Ara.."
keduanya pun duduk di sofa ruang tamu.
"Aku tak mau berbasa-basi Nura...aku ingin bertanya padamu apakah Radit itu memang suamimu...dan anak itu adalah anak kalian berdua..."
kata Ara sambil menunjuk seorang bayi yang sedang tertidur pulas di sebuah box bayi.
"Iya Ara dia suami dan anakku...kau juga mengenal suamiku..."
"Aku tak mengenalnya Nura....Tapi maaf sebelumnya..apa kau tau apa yang di lakukan suamimu ketika dia berada di luar sana.."
"Yang aku tau dia keluar untuk bekerja Ara..memangnya kenapa.."
"Itulah yang akan aku beritahu padamu Nura..Radit bukan pria baik seperti yang kau kenal di rumah...dia memiliki wanita simpanan di belakang mu...."
Ara menatap dengan serius wajah Nura, tapi Nura sama sekali tak menampakkan expresi terkejut, Nura malah terlihat santai mendengarkan setiap kalimat Ara.
"Kemarin aku melihatnya bersama seorang wanita sebelum akhirnya kau telpon dia dan dia pulang membelikan susu untuk anakmu....maaf aku mengikutinya...dan dari situlah aku bisa tau rumahmu...dan ini juga alasanku datang kemari...aku ingin memberitahumu hal ini Nura...aku merasa kasihan padamu karna kau telah di khianati suamimu di luarsana..."
kata Ara semakin panjang karna tak mendengar jawaban dari Nura.
"Terimakasih Ara kau mungkin telah jauh-jauh datang padaku untuk memberitahu tentang semua itu....tapi aku sudah tau semua perbuatan suamiku di belakangku...."
jawab Nura santai menatap Ara.
"Kau sudah tau kelakuan nya....tapi kenapa kau hanya diam saja.."
Kini malah Ara yang terlihat terkejut dengan jawaban Nura.
"Memangnya aku bisa melakukan apa Ra...aku hidup sebatang kara...jika aku sampai berpisah dengan mas Radit apa yang bisa aku lakukan ...apalagi aku sudah memiliki seorang anak..."
"Aku tak menyuruhmu untuk berpisah Nura...tapi setidaknya tegaslah dan tegur dia...mungkin dengan begitu dia bisa sadar dan kembali pada keluarga kecilmu ini tanpa ada wanita lain di luar sana..."
"Aku sudah pernah melakukannya...tapi dia malah marah kepadaku...dia memukulku..."
jawab Nura tertunduk.
"Dia memukulmu...."
kata Ara menegaskan.
"Iya Ara...jadi lebih baik aku mengalah dan diam...dari pada aku semakin tersiksa..."
"Dia berselingkuh...dia memukulmu juga...kenapa kau tak meninggalkan nya Nura..banyak pria baik untukmu di luar sana....dia tak pantas untukmu..."
jawab Ara semakin kesal bahkan suaranya semakin meninggi.
"Apa yang bisa aku lakukan Ara...dia adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki...tak ada siapapun lagi..."
Akhirnya dari situlah Nura bercerita bahwa dia adalah seorang anak tunggal. Ibunya telah meninggal saat dia masih kecil, dia di besarkan hanya oleh sosok ayah.
Nura hidup di lingkungan pondok pesantren, hari-hari nya hanya dia gunakan untuk mengaji dan belajar ilmu agama. Sampai pada suatu saat sang ayah yang sudah menua menjodohkannya dengan seorang pria yaitu Radit.
Awalnya semua berjalan dengan normal, Radit adalah sosok yang penyayang dan perhatian untuk Nura. Genap 1 tahun menikah sang Ayah meninggal dunia, kehidupan Nura dan Radit kala itu juga mengalami kesulitan karna Radit di pecat dari pekerjaannya sebagai seorang satpam di sebuah gedung.
Tergiur dengan kehidupan dan pendapatan di kota yang jauh lebih tinggi keduanya berpindah menuju perkotaan.
Di situlah awal berubahnya sikap Radit pada Nura, Radit memang mendapatkan pekerjaan yang cukup mapan di kota. Dia menjadi pegawai di suatu perkantoran.
Tapi semenjak itu Radit selalu pulang terlambat, sering keluar rumah tak tau kemana dan dengan siapa dia pergi, kadang semalaman dia tak pulang. Radit juga berubah dia menjadi mudah marah dan tersinggung hanya karna hal kecil. Jika sudah di penuhi amarah, dia tak segan-segan membentak dan memukul Nura.
Nura sendiri pernah melihat Radit bersama wanita lain, dan Nura menegurnya ketika Radit pulang. Bukan sebuah penyesalan yang Radit perlihatkan, tapi Nura malah di pukul dan di marahi habis-habisan. Radit tak ingin Nura ikut campur dengan segala urusannya di luar sana.
Nura pun juga berfikir jika Radit sampai
meninggalkannya dan anaknya, apa yang akan di lakukan Nura. Dia sama sekali tak pernah bekerja, dia juga sudah tak memiliki keluarga. Diam dan menerima segala perlakuan Radit, hanya itulah yang bisa di lakukan Nura.
astaga masih ada wanita yang pasrah dengan kehidupan tak sehat seperti ini....Nura wanita yang cantik pasti banyak lelaki yang mau menjadi suaminya di luar sana....
Batin Ara.
"Jadi itu alasan mu selama ini hanya diam dan pasrah..."
tanya Ara.
Nura pun hanya mengangguk , matanya terlihat berkaca-kaca.
"Radit juga telah menghamili sahabatku Nura...dia menebar janji untuk segera menikahinya..."
Seketika Nura memandang Ara dengan tatapan terkejut.
"Katakan padanya bahwa Radit tak akan menikahinya Ara...jangan ada lagi wanita yang menjadi korbannya...cukup aku yang menderita karna ulahnya..."
kata Nura memohon pada Ara.
"Tidak untuk sahabatku...tidak juga untuk kau Nura....Radit tak pantas bersanding dengan wanita manapun....jika kau mau aku akan membantumu untuk lepas dari jeratan Radit...tapi sebelumnya bantu aku untuk menjelaskan segala keburukan Radit pada sahabatku agar dia percaya dan mau meninggalkan Radit si pria brengsek itu...."
Kata Ara dengan ketegasan dan menatap Nura dengan penuh harapan.
.
.
.
.
Bersambung...
Semoga ada bonus chapter nya,dengan ara yg bnyk ank🤭
karena rasanya gak rela deh udah tamat aja😢
nih ku kasih vote untuk mu thor,karena cerita nya Sangat bagus😘
ah seneng banget aku🥰🥰