novel Teen Real Love novel balas dendam

🍍🍍🍍

_____

PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Emily Markenzie

Gimana kondisi ibu Lo? (Tanya nya pada Naya)

Naraya Belva

Ibu punya penyakit gangguan mental, (Ucapnya pelan)

Emily terdiam terkejut, ia dengan cepat mengusap bahu Naya.

Emily Markenzie

Yang sabar..

Naraya Belva

(Mengangguk pelan)

Naraya Belva

Oh ya, nanti Naya boleh minjem buku Emily? mau catat tugas biar ga ketinggalan.

Emily Markenzie

Iya udah gampang.

Emily Markenzie

Kantin yu? mumpung masih ada waktu, 20 menit lagi bel. (Ucapnya Setelah melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya.)

Naya terdiam sejenak lalu mengangguk, ia membereskan buku bukunya terlebih dahulu lalu ikut berdiri.

Tadi pagi sebelum berangkat cowok itu memberikan nya uang saku, jadi Naya bisa sarapan deh pagi ini.

Biasa nya ia tak pernah sarapan, karena ekonomi di kampung juga sulit, tapi kadang ia bawa bekal kadang tidak sama sekali paling mentok mentok jajan gorengan di tikungan.

Orang?¿

Nih bubur nya, Ini punya neng Naya, yang ini punya neng Emliy (Ucap Bu kantin sambil menaruh dua mangkuk bubur di depan meja masing masing)

Naraya Belva

Makasih teh (Ucapnya sambil melempar senyum manisnya)

Orang?¿

Sama sama neng Naya, yaudah teteh kebelakang dulu ya.

Emily Markenzie

Iya teh, nuhun yaa

Orang?¿

Syapp.

Teh marwa segera berlalu meninggalkan kedua remaja itu yang akan melakukan sarapan pagi mereka.

Emily Markenzie

Nay, kalo di liat liat Lo agak berisi ya (Ucapnya karena sedari tadi terus memperhatikan Naya)

Naya terbatuk lalu dengan cepat meminum air mineral di depan nya.

Emily Markenzie

Pelan dong nay. (Mengambil tisue lalu memberikan nya pada Naya)

Naraya Belva

M,makasih Emily.

Emily Markenzie

Heem.

Emily Markenzie

Kayanya Lo di Bandung makan dengan baik ya..

Naraya Belva

I-iya hehe mungkin karena Naya suka makan masakan bibi jadi berat badan Naya naik.

Emily Markenzie

(Mengangguk angguk)

Emily Markenzie

Bagus ²

Emily Markenzie

Lo harus makan banyak, biar geumesss, soalnya gue suka yang gembul gembul. (Ujarnya sambil terkekeh dan memperlihatkan deretan gigi putih nya yang rapih)

Naraya Belva

Hehe iyaa..

Naya berhenti makan dan menatap wajah perempuan di depan nya itu, apa ia harus cerita pada teman nya itu?

_____

Kesya Melvia

Duh anj gue belum ngerjain Tugas lagi!

Maura Selvina

Napa Lo (Duduk di atas meja sambil membenarkan tali sepatu nya)

Kesya Melvia

Tugas matematika udah Lo?

Maura Selvina

Wtf? ada tugas?

Kesya Melvia

Lo lagi, pasti belum kan

Maura Selvina

Hehe iya, Lo udah?

Kesya Melvia

Belum! pusing nih gue.

Maura Selvina

Yaelah bawa santai aja sama tuh guru mah

Kesya Melvia

Lo mau di suruh lari di bawah lapangan Ampe jam istirahat? gue sih ogah!

Maura Selvina

(Terdiam sejenak sambil berfikir)

Iya juga sih kalo di pikir pikir, ga bisa di bayangin seberapa panas dan lelah nya di hukum seperti itu, dua jam lagi!

Maura Selvina

Nah! gue punya ide!

Kesya Melvia

(Mengakat satu alisnya)

Kesya Melvia

What?

Maura Selvina

(Tersenyum penuh arti)

_____

Class IPA 2

Di atas meja posisi paling pojok, terlihat Alan yang tengah duduk berselonjor Sambil Menyender di tembok.

Mika Qirani

Hai kak Alan! (Berdiri di samping Alan)

Yang di sapa tak menanggapi sama sekali ia masih sibuk bermain game di ponsel nya, ml.

Mika Qirani

Kak nanti bisa temenin aku buat tabel ga??

Alan masih diam dengan tangan yang lincah bermain di benda pipih nya itu.

"You have slain an enemy!"

"Double Kill!"

"Killing Spree!"

"Legendary!"

Hanya terdengar suara suara samar dari ponsel cowok itu membuat mika sedikit sebal karena dirinya yang di abaikan.

Mika Qirani

Kak! masih marah ya?

Mika Qirani

Kak Alan...

Alan Van Ninghtelia

Gabisa gue sibuk!

Mika Qirani

Kakak kenapa sih? kenapa akhir-akhir ini selalu banyak banget ala--

Alan Van Ninghtelia

Emang Lo siapa? (Ujarnya Dingin tanpa menoleh)

Alan Van Ninghtelia

Gausah sok Deket! (Sentaknya)

Mika Qirani

Kak? (Menatap Alan tak percaya)

Mika Qirani

Kok kak Alan gitu sih?

Mika Qirani

Biasa nya juga mau nemenin aku buat tugas.. (Menunduk memainkan baju seragam nya)

Alan Van Ninghtelia

Gue sibuk kuping Lo budeg! (Melirik sekilas mika dengan tajam)

Mika Qirani

Tapi kan kak-- (Memegang tangan Alan)

"You have been slain"

Alan terbunuh! bangst!

Alan Van Ninghtelia

Be'go! Lo Ngapain sih anj! (Keselnya menatap tajam mika)

Mika terdiam tersentak kaget atas makian cowok itu, Alan yang di kenal lembut sekarang Berbicara sangat kasar padanya?

Alan Van Ninghtelia

GUE LOSE STREAK KAN!

Alan Van Ninghtelia

Makan nya kalo punya kuping itu di pasang! budeg Banget Lo jadi cewek! (Menatap dengan tatapan menusuk)

Mika Tak bisa berkata kata lagi ia terlalu terkejut sekarang.

Alan Van Ninghtelia

Cabut!

Alan Van Ninghtelia

Cabut bangst!

Mika Qirani

I-iyaa maaf kak

Mika Qirani

(Buru buru pergi)

Teman teman Alan hanya bisa memandang tanpa membantu gadis itu, kalo di lihat lihat memang kesian tapi ya mau gimana lagi kalo ga di gituin bakal Ngelunjak nanti.

Justin Leonard

Aduh bapak Alan lagi emosi jiga

Alan Van Ninghtelia

(Hanya mendengus lalu kembali bermain)

"Eh tadi ada apaan si ribut"?"

"Itu si cewek buangan anak IPS di bulyy lagi Ama Kesya and Maura"

"Si Naya?"

"Iya"

"Tapi tiba tiba kak Megan dateng nolongin tuh cewek kampung"

"Kak Megan OSIS itu?"

"Iyaaa"

"Pantes aja Kesya ngamuk kan dia suka Ama kak Megan"

"Emang cewek kampung gatel sana sini, aw wkwk"

BRAK!

Kaget! ya itu satu kata yang paling pas untuk menggambarkan ekspresi kedua cewek yang duduk tak jauh dari dirinya.

Sebenarnya Alan tak tertarik dengan ucapan dua gadis itu, tapi karena Mendengar nama istri nya di bawa bawa apalagi sampai Mendengar istrinya itu! di jelek jelekkan di kuping nya langsung membuat nya merasa tak suka, catat istrinya ygesy!

Alan Van Ninghtelia

Sekali lagi gue denger Lo berdua nge'jelek-jelekin cewek gue, abis Lo sama gue! (Ucapnya penuh penegasan Membuat dua gadis itu menciut)

A-apa? cewek gue? pekiknya kedua gadis itu tertahan dalam hati.

Alan Van Ninghtelia

(Berdiri dari duduknya)