NovelToon NovelToon
SUARA UNTUK DILARA

SUARA UNTUK DILARA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:613.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Qiev

Keberanian Dila, seorang gadis tunarungu yang menolong pria tua penuh luka, membawanya pada nasib cinta bagai Cinderella untuk seorang anak pungut sepertinya.

Tuduhan, makian, cacian pedas Ezra Qavi, CEO perusahaan jasa Architects terpandang, sang duda tampan nan angkuh yang terpaksa menikahinya. Tak serta merta menumbuhkan kebencian di hati Dilara Huwaida.

"Kapan suara itu melembut untukku?" batinnya luka meski telinga tak mendengar.

Mampukah Dila bertahan menjadi menantu mahkota? Akankah hadir sosok pria pelindung disekitarnya? Dan Apakah Dila mempunyai cerita masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Qiev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14. SEMUA KARENA DILARA

Ruangan di lantai dasar atrium kiri EQ Building yang akan digunakan untuk konferensi pers jam sembilan nanti telah siap.

Namun sang putra mahkota El Qavi sejak tiba di kantor, memilih setia berdiri di sisi jendela. Simpul dasi yang melilit leher kekarnya itu telah dia longgarkan, mungkin agar dapat memasok oksigen lebih banyak dalam rongga parunya.

Batin Ezra sedikit terusik oleh kehadiran gadis belia yang beberapa waktu ini berputar disekitar dunianya.

"Dilara, karena kesalahpahaman akhirnya menyeret kita dalam situasi seperti sekarang. Mungkinkah ini salah satu jalan memuluskan keinginan Papa," benak Ezra kembali di penuhi oleh rasa gelisah.

"Jika Yai dan Ibu Ruhama susah dibujuk, maka aku akan membujukmu, entah ini benar atau tidak, tujuanku hanya demi Papa," tekadnya kini telah kuat.

Mata elang itu masih setia mengikuti kepulan asap berwarna putih yang melintas di atas sana. Langit cerah dengan warna biru tegasnya menandakan bahwa ia pun siap melindungi berjuta manusia yang hidup lalu lalang di bawah naungannya.

Dari lantai sepuluh, masih di sisi jendela kantornya Ezra melihat beberapa pewarta berita nampak telah tiba satu persatu.

Tok. Tok.

"Bos, breakfast. Nona Mita berkirim pesan padaku bahwa Anda belum sarapan saat berangkat tadi. Agenda kita padat hari ini, aku harap Anda fit hingga malam nanti," Rolex mengingatkan Ezra seraya membawa snack box serta kopi ke dalam ruangannya. Meletakkan baki hidangan itu di meja kerja yang masih lega.

"Letakkan saja dulu disitu. Jangan lupa jemput Dilara," pinta Ezra tanpa melihat Rolex.

"Baik. Waktu Anda tiga puluh menit lagi dari sekarang," ujar Rolex lalu berbalik badan menuju pintu meninggalkan Ezra yang masih terpekur ditempatnya.

"Bos, aku tahu Anda dilema, aku tahu Anda terluka meski tak mencirikan dipermukaan, tapi perceraian Anda dengan Nyonya Cheryl membuat luka lama terbuka kembali.

Kuatlah, Ezra, Abangku, kamu tahu aku akan selalu ada disisimu hingga kamu meraih bahagia," batin Rolex mengkhawatirkan sang majikan.

Setelah kepergian Rolex, Ezra merapikan kembali simpul dasinya. Ia mendekati meja kerja, duduk dikursi kebesaran lalu meraih satu cake slice serta kopi yang asapnya sudah tak lagi mengepul dari cangkir.

"Ok Ezra, kamu bisa menyelesaikan hari ini dengan baik," ucapnya menyemangati diri sendiri disusul tegukan pada cairan kopi dalam cawan.

Dirinya bangkit lalu melangkah tegap menuju pintu keluar ruangannya.

Saat pintu kantor CEO itu terbuka, Rolex sigap mengikuti langkah sang duda tampan menuju lift, menekan angka satu pada panel di dinding.

"Lex, buat pertemuan private room dengan Dilara dan minta waitress menemani kami di dalam ruangan sebagai antisipasi bila gadis itu menolak, katakan bahwa ada waitress yang bersamanya kelak," Ezra menjelaskan keinginannya pada Rolex.

"Maaf, Dilara, jika aku harus membocorkan keadaan ibumu yang sedang sakit parah demi rencana ku untuk dapat berbakti pada Papa.

"Ini jalan ninja ku," lirih Ezra merasa bersalah.

Ting. Pintu lift terbuka.

Sadar sumber berita mereka telah tiba, para pewarta berita pun riuh. Ajudan sekaligus aspri yang terkenal akan aura dingin karena tak banyak bicara itu pun berhasil membungkam puluhan para wartawan hanya dengan isyarat mata dan gerakan jari telunjuknya yang ditempelkan di mulut.

"Sesuai kesepakatan, ku harap kalian dapat tenang, atau kita cancel," ujar Rolex tegas saat meraih microphone.

"Bos, silakan dimulai," bisik Rolex pada Ezra saat pimpinannya itu telah duduk menghadap wartawan.

"Ok, terimakasih semuanya, selamat pagi. Aku akan to the point. Klarifikasi ini hanya satu arah, tanpa interupsi pertanyaan." Tegas Ezra.

"Semua bermula pada kejadian beberapa hari lalu, terjadi salah paham karena saat Rolex menyampaikan pesan Papa pagi hari ke kediaman Dilara, beberapa tetangga melihatnya memperbaiki pakaiannya yang kusut. Aku mengantar Dila pulang siang hari dan langsung dituduh melakukan zina," ungkap Ezra perlahan pada wartawan.

"Dilara adalah anak kenalan Papa sewaktu masih merantau dulu. Mereka tak sengaja kembali berjumpa saat melihat bunda Dilara di suatu waktu," sambungnya mengarang cerita.

"Aku menaruh kesan padanya sejak kami bertemu pertama kali beberapa hari lalu. Dilara bukan gadis yang seperti kalian tuduhkan hanya ingin memanfaatkan status sosial kami," mata elang Ezra memindai tajam satu persatu pembuat berita di depannya.

"Kiranya berita tentang skandal Ezra El Qavi melakukan pelecehan seksual pada gadis belia, tidak terbukti. Sebagai penguat argumentasi ku, berikut petikan percakapan kami saat menyanggah tuduhan warga di Ponpes As-salam." Ezra mengarahkan pandangan khalayak pada layar di sampingnya.

"Demikian klarifikasi dari ku. Selamat beraktivitas kembali, selamat pagi dan terimakasih," pungkasnya.

Layar besar disamping kanan Ezra memutar rekaman video saat pembuktian tuduhan tak mendasar warga disertai rekaman voice note Yai Said yang bergema diseluruh ruangan menyatakan bahwa Ezra tak bersalah.

"Makasih banyak Yai, sudah membantu aku dengan bersedia mengirimkan klarifikasi ulang by voice note semalam," Ezra mengucapkan syukur dalam hati.

Sang CEO bangkit berdiri, membungkukkan tubuhnya sejenak sebelum ia melangkah keluar ruangan disertai teriakan interupsi dari para wartawan yang belum puas mendapatkan klarifikasi atas berita viral ini.

"Lex semua yang aku sampaikan tadi, sudah dikonfirmasi ke Dilara dan Ibu kan? Berikan penjagaan di wilayah pesantren serta kediaman Dilara, sekarang kita ke cafe," ujar Ezra dengan wajah serius saat keluar dari ruangan tadi.

"Sudah Bos, Nona Dilara sudah dalam perjalanan menuju cafe yang anda maksud." Rolex sigap melaporkan.

Dua puluh menit kemudian.

Dengan langkah lebar, Ezra langsung menuju private room yang telah ia reservasi.

Sret. Suara pintu terbuka.

Saat ia menggeser pintu, terlihat Dilara sudah menunggu dengan waitress yang sedang melayaninya.

"Kamu bisa baca kan? ini, baca di rumah. Dan ini, aku tunggu keputusanmu sekarang!" sergah Ezra melempar dua map ke atas meja masih sambil berdiri.

Dilara yang diliputi kebingungan, segera membaca beberapa berkas dalam map hijau yang Ezra lemparkan.

"Menikah, dengan Tuan?" Dila menulis dengan tangan gemetar.

"Nikah mutah itu haram, aku ga mau," sambung Dila melanjutkan kalimatnya dan diperlihatkan pada Ezra.

"Bukan nikah kontrak, niatku betulan menikahimu meski tanpa cinta. Baca map coklat tadi dirumah, itu alasanku. Aku tunggu jawabanmu esok hari, Velma akan ke rumah dan menagih jawabannya," Ezra mengetukkan jarinya di meja.

"Dan untuk map hijau yang kau pegang, apa jawaban mu? mau atau tidak, lekas!" sentak sang duda tak sabar hingga Dilara terhenyak kaget.

"Entah aku ga ngerti," jari Dila bergetar kala menulis karena takut akan tatapan seram Ezra padanya.

"Besok, aku minta jawaban untuk keduanya!"

Ezra lalu pergi meninggalkan Dilara begitu saja di sana. Menyisakan debaran jantung yang berdegup kencang milik gadis itu setelah ditatap intens oleh iris hitam sang duda tampan.

"Apakah harus? Ibu? duh, kenapa dengan hatiku, berdegup kencang begini," ucap Dila dalam hati, tak mengerti perasaan yang hadir.

Beberapa menit selanjutnya.

Atas perintah Rolex, Dilara akan pulang diantar oleh Velma dan driver setelah ia lebih dahulu mengisi perutnya yang lapar dengan menu istimewa di cafe itu karena tergesa belum sarapan pagi tadi.

...***...

Ezra memutuskan langsung kembali ke kantor setelah menemui Dilara. Ia membalas pesan Kyai Said yang menanyakan tentang kehadiran beberapa bodyguard di pesantren miliknya. Sesaat setelah menjatuhkan tubuh tegapnya diatas sofa panjang di ruang kerja.

Juga tak lupa menelpon sang ayah bahwa semua keinginan beliau sudah ia lakukan hari ini.

"Sisa keputusan lelang saja Pa," ucap Ezra pelan dengan netra memejam dan tangan yang memijat pelipis.

"Aku tahu, iya, tenang saja Pa, akan aku jaga semuanya. Lekas membaik Pa, aku masih butuh Papa," suara Ezra mulai parau, tenggorokannya seakan kering bagai kemarau, mencegat kata yang akan keluar dari mulutnya.

Akbar sanjaya, Dilara, Ibu Ruhama, Cheryl ... Satu-satu akan aku bereskan...

.

.

...____________________...

1
Novie Achadini
pd bermusuhan ya
Novie Achadini
cheryl mati
Novie Achadini
ceritanya bagus pelajaran agama nta subhanallah jadi belajar dr sini
Novie Achadini
lope lope rokex
Novie Achadini
dilara salah jg
Novie Achadini
jagat nuh anaknta sanjaya
Novie Achadini
dilara anak sanjata
Novie Achadini
iya noh nggak ngerti siapa yv disiksa masalah nta apa
Novie Achadini
apaan sih? siapa yg mau dilenyapkan? adik kecil siapa?
Novie Achadini
pebinor sakit jiwa
Istiqomah
luar biasa/Good//Good/
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Novie Achadini
karya mimny luar biasa penyampauan agama bta bagua bgt.makin sukses ya mommy
Nay Nayla
nicee
sakura
...
🪱ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ𝐀⃝🥀🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀ
LUAR BIASA⭐⭐⭐⭐⭐
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ℝ𝔸 ᴄʜᴀɪʀᴀ
luar biasa
⭐⭐⭐⭐⭐
Ummu Ayyas
MasyaaAllah luar biasa muantap
Ummu Ayyas
MasyaaAllah 😭😭😭
Ummu Ayyas
MasyaaAllah terharu ayah emery 😢😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!