Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.Drama Pagi.
Anandita mandi dengan kecepatan kilat,tidak sampai bermenit menit bahkan berjam jam seperti perempuan pada umumnya dia sudah menyelesaikan sesi berpakaiannya.
Ditatapnya wajahnya dicermin yang ada dikamar Gavin,'akhirnya siap,gumamnya.
Segera dia keluar kamar, bermaksud akan langsung berangkat.
"kau sudah mau berangkat"tanya Gavin dari arah belakang Anandita.
"hah,kau belum berangkat?"tanya Anandita dengan membalikkan badan menghadap Gavin.
"belum,kau tidak sarapan dulu?"
"ini sudah siang ayo berangkat,apa lagi yang kau tunggu?"
"ini baru pukul 5.45 pagi kurasa masih ada waktu untuk sarapan"ucap Gavin sambil berjalan kearah dapur meninggalkan Anandita yang masih diam terpaku diruang tamu.
"Gavin tunggu!!"teriak Anandita sambil berjalan cepat mengikuti Gavin masuk kedapur.
"ayo sarapan"ajak Gavin yang sudah duduk di meja makan tanpa memperdulikan teriakan Anandita padanya.
"kau masih bisa dengan santainya makan disini,ayo berangkat sekarang kita sudah telat!"
"ini baru pukul 5.00 lewat sedikit coba kau lihat jam dinding diatas kepalamu itu"
Anandita menengok kedinding belakangnya yang terdapat jam dinding besar,dan jarumnya baru menunjukan pukul 5.45 pagi.
"tapi tadi dikamar..."
"mungkin rusak atau baterainya habis"jawab Gavin sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
"Ga..."
"jangan berteriak hematlah tenagamu untuk mengajar nanti,sekarang cepat duduk dan sarapan baru kita berangkat"
Anandita tidak jadi meluapkan emosinya yang sudah berada diujung lidahnya,karena mendengar teguran Gavin.
Dengan wajah ditekuk Anandita duduk di meja makan seperti perintah Gavin.
"tapi setidaknya kau kan bisa membangunkan aku baik baik,tidak perlu membuatku terkejut dengan mengatakan kita sudah kesiangan"gumam Anandita sambil menyendokkan makanan kemulutnya.
"aku sibuk memasak sarapan untuk kita jadi aku tidak tau kalau kau belum bangun"
"kau yang memasak semua ini ucap Anandita sambil menunjuk hidangan yang ada dimeja makan.
"ya,kau pikir dari mana asal makanan ini?"
"bisa saja kau membelinya diluar?"
"itu tidak sehat,lebih sehat kalau kita memasak sendiri makanan yang akan kita makan,jangan bilang kau tidak bisa masak!"
ucap Gavin sambil menatap kearah Anandita.
Anandita hanya meringiskan wajahnya sebagai jawaban dari pertanyaan Gavin.
"kau..."
"aku sudah selesai"ucap Anandita langsung bergegas bangun dari meja makan dan berjalan keluar dari dapur dengan cepat.
"cuci dulu piringmu setelah kau selesai makan,kau pikir dapurku warteg apa!"teriak Gavin karen melihat Anandita hanya meninggalkan piring bekas makannya di wastafel tanpa mencucinya lebih dulu.
Dari luar Anandita baru berani menyahut Gavin dengan suara lantang.
"aku sudah telat, tolong kau cucikan sekalian dengan milikmu!" teriak Anandita pada Gavin.
"dasar istri tak tau diri,sebenarnya yang lebih tua itu siapa? kenapa kau merasa aku seperti pengasuhnya,gerutu Gavin sambil mencuci peralatan bekas makan mereka.
Setelah selesai Gavin baru keluar Apartemen menuju area parkir, disana dilihatnya Anandita sedang berdiri disamping mobilnya.
"kenapa belum berangkat,katanya sudah telat?"ejek Gavin sambil berjalan melewati Anandita untuk masuk kedalam mobilnya.
"itu...,aku lupa kau belum mengembalikan ponselku jadi aku tidak bisa waktu ingin pesan ojek online"jawab Anandita sambil menundukan wajah dan memainkan tangannya seperti anak kecil.
Melihat kelakuan istrinya Gavin yang semula dongkol malah menjadi gemas dibuatnya.
"ayo naik,"ajak Gavin.
"kau sudah tidak marah lagi?"tanya Anandita sambil masuk kedalam mobil Gavin.
"siapa bilang,semua tidak gratis?"
"maksudmu?aku harus membayarmu,baiklah ini!"Anandita mengeluarkan uang selembar limapuluh ribuan dari dalam dompetnya dan memberikannya pada Gavin.
"ini..?"ucap Gavin terkejut menerima uang itu.
"uang sakumu hari ini,karena uangmu kan habis untuk mentraktirku makan tadi malam"
Gavin baru ingat tadi malam dia mengatakan
pada Anandita bahwa mereka makan pakai uang sakunya bulan ini.
"kurang banyak ya?"tanya Anandita,karena Gavin hanya diam saja menerima uang darinya ,"uangku tidak banyak jadi hanya bisa memberimu segitu hari ini,nanti kalau aku sudah gajihan aku akan memberimu lebih setiap harinya".
Gavin merasa tidak tega untuk menolak uang pemberian Anandita saat melihat wajah Anandita yang tampak sedih.
"ini sudah cukup"ucap Gavin sambil memasukkan uang itu kedalam saku seragamnya.
"tapi kau perlu beli bensin untuk mobilmu uang segitu pasti tidak cukup"ucap Anandita lagi.
"tenang saja,kau tidak perlu memikirkan hal itu,sekarang sebaiknya kita berangkat kalau tidak ingin terlambat lagi"ucap Gavin lalu mulai melajukan mobilnya menuju ke Sekolah yang berjarak kurang lebih 30 menit perjalanan kalau tidak macet.
Maklum jalanan dikota besar setiap pagi hari pasti macet karena semua orang harus pergi ketempat aktivitasnya masing masing pada saat bersamaan.
Karena itu biasanya Gavin lebih suka berangkat kesekolah atau kemana mana dengan menggunakan motor sportnya dari pada memakai mobil miliknya itu.
Tapi mulai sekarang sepertinya dia akan lebih sering memakai mobilnya ini dari pada motor kesayangannya itu,karena dia tidak mungkin mengajak Anandita ke sekolah dengan motor Sportnya,itu akan sulit dan pasti tidak nyaman terutama kalau banyak teman temannya disekolah yang melihat mereka berboncengan naik motor seperti kemaren.
Untung kemaren cuma Aldo yang melihat,itu pun cukup membuat Gavin sakit kepala saat nanti Aldo mencecarnya dengan berbagai pertanyaan karena ingin tau,kenapa Gavin membonceng seorang perempuan dengan motor kesayangannya karena selama ini bagi Aldo dan teman teman disekolah Gavin tidak pernah sekalipun mau dekat dengan perempuan manapun, apalagi sampai membawa perempuan naik diatas motornya.
Dan benar saja, saat Gavin baru saja memarkir mobilnya diparkiran khusus mobil yang letaknya bersebelahan dengan parkiran motor,dilihatnya Aldo sudah duduk diatas motornya seperti sedang menunggu kedatangannya.
Untung saja hari ini aku naik mobil kalau naik motor pasti Gavin tidak bisa masuk kelas,karena dipaksa Aldo untuk menjelaskan masalah kemaren sampai tuntas.
"turun kita sudah sampai"perintah Gavin pada Anandita sambil gavin mulai melepas sabuk pengaman miliknya.
"tunggu sebentar,aku harus melihat situasi sebelum turun dari mobilmu"ucap Anandita dambil matanya melihat kesekitar area parkiran itu.
"lebih baik kau turun sekarang sebelum banyak orang yang datang"ucap Gavin kembali memerintahkan Anandita untuk turun dari mobil.
Karena memang jam baru menunjukan pukul 6.45 saat mereka sampai jadi belum terlalu banyak orang yang datang ke sekolah.
"seharusnya kau turunkan saja aku diluar pagar sekolah tadi,supaya tidak ada yang melihat kita seperti kemaren"gumamnya.
"jangan suka menggerutu tidak jelas,sebaiknya cepat turun sekarang"
"baik aku turun,ucap Anandita dengan wajah cemberut.
"tunggu!"panggil Gavin saat Anandita sudah hampir keluar dari pintu mobil.
"apa lagi aku sudah mau turun"
"ini"Gavin mengangsurkan tanganya agar dicium Anandita.
"apa?"tanya Anandita bingung.
"Salim dulu sebelum keluar"ucap Gavin pada Anandita.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁