𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐦𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠, 𝐄𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐩𝐮𝐭𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐥𝐚𝐤 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Kebingungan Angga
Besok paginya Angga sudah bersiap ke kantor, Ia ingin semuanya segera usai dan segera kembali ke Jakarta, berpisah jauh dengan Kanaya membuatnya merindukan Istrinya itu, apalagi Ia sudah terbiasa dengan kehadiran wanita tercintanya itu.
" Astaghfirullah, ini gimana sih. " Gumam Angga frustasi.
Ia sudah berapa kali memasang dasinya namun selalu saja salah.
" Ya Allah, ternyata Pria tak semandiri ini. Apa- apa Istri, semua serba Istri. " Gumam Angga yang justru malah membuatnya semakin merindukan Istrinya.
Dalam keadaan putus asa akhirnya ponselnya berdering, wajahnya langsung cerah melebihi cerahnya sinar matahari, karena pagi ini di tempatnya berada sedang mendung.
Ia segera menggeser ke tombol hijau dan muncullah wajah yang Ia rindukan.
" Assalamu'alaikum bidadari hatiku. "
" Waalaikum salam Mas. " Jawab Kanaya.
" Dunia ku langsung berubah cerah ketika melihat wajah mu sayang. " Lanjut Angga.
Kanaya hanya tersenyum, Ia memperhatikan wajah dan penampilan suaminya. Sudah Ia duga pasti suaminya akan kesusahan memasang dasinya karena memang biasanya dirinyalah yang memasangkan dasi sang suami.
" Mas, coba letakkan ponselnya dan arahkan ke Mas. " Angga mengikuti apa yang di katakan Istrinya.
Naya dengan sabar menunjukkan bagaimana cara memasang dasi suaminya, hingga akhirnya dasi itu terpasang sempurna di kerah suaminya.
" Wah sayang, kamu memang penyelamat ku. Andai tadi nggak di ajarin aku pasti ke kantor nggak pakai dasi. "
Mereka mengobrol beberapa hal, hingga akhirnya Naya meminta suaminya untuk segera berangkat.
" Mas, bukannya disana beda satu jam. Sebaiknya Mas berangkat sekarang sebelum terlambat. "
Angga berangkat mengendarai mobil miliknya yang Ia tinggalkan di tempat itu, khusus kalau dirinya mampir ke kota ini.
Tiba di kantor cabang yang berada di kota itu dirinya di sambut hangat oleh para pegawai yang menatap kagum akan ketampanannya.
Bisik- bisik para karyawan wanita mulai terdengar ketika Angga mulai menghilang di pintu lift.
" Waduh, Bos kita ternyata tampan ya. Andai saja Dia belum punya Istri, aku pasti akan mendaftar agar bisa di jadikan sebagai Istrinya. " Ucap salah seorang wanita dengan mata berbinar.
" Hilih, aku sih nggak masalah walau dia sudah punya Istri, di jadikan yang keberapa pun aku tidak peduli. Bahkan kalau pun hanya di jadikan pajangan juga bagiku tidak masalahp. " Timpal yang lainnya.
Seorang Pria yang sejak tadi melihat para wanita bergosip segera membubarkan kerumunan itu.
" Astaghfirullah kalian ini, pagi-pagi sudah bergosip. Hei dengar, jangan sampai pembicaraan kalian ini di dengar bos kita, yang ada bukannya jadi yang keberapa malah kalian akan kehilangan pekerjaan kalian, mau kalau sampai hal itu terjadi. Lagi pula bos tidak akan mau memilih salah satu dari kalian wanita bar- bar, bukannya Istri bos kita terkenal cantik dan juga baik. Sudahlah kembali ke tempat kalian dan fokus kerja. "
Beberapa karyawan yang bergosip tadi langsung lari terbirit-birit kembali ketempat semula, tapi ada yang cemberut.
" Cantik tapi tidak bisa punya anak, percuma juga. Coba kalau nikah sama aku, satu lusin pun aku bisa berikan. " Batin Galuh dalam hati.
Galuh memang sudah lama menaruh hati pada Angga, itu karena rumahnya berdampingan dengan rumah Ibunya Angga di kota itu.
Meskipun hatinya sedih karena tidak bisa memiliki Pria itu, tapi hari ini hatinya sangat bahagia setelah mengetahui Pria itu ada di kota ini. Setidaknya Ia punya kesempatan menggoda Pria itu ketika di luar kerjaan.
" Erlangga ada di kota ini, tapi kok aku nggak lihat dia di rumah Bu Aminah ya. Apa jangan- jangan dia tinggal di apartemennya, ya gagal deh. Eh tunggu- tunggu, apa aku datangi saja apartemennya. Ah Angga sayang, tolong belai aku, aku sangat merindukan mu. " Galuh meraba sendiri beberapa bagian tubuhnya.
Ia berharap yang menyentuhnya saat ini adalah Angga, konsentrasinya buyar setelah salah satu rekan kerjanya menepuk pundaknya.
" Ih ganggu saja, nggak senang apa lihat orang bahagia. " Protes Galuh karena hayalan manisnya terganggu.
" Menghayal mulu, buruan nikah biar bisa ngerasain yang asli. Apa nggak malu kalau sampai ketahuan orang lain, untung saja hanya aku yang melihat mu seperti ini. " Protes Lina tak terima.
Di lantai Direktur Utama Angga di sambut oleh Pak Anang, orang kepercayaan di kantor cabang miliknya itu.
" Pak Angga...... ! " Anang terkejut melihat bos besarnya ada disana.
" Eh, i iya bos mari silahkan masuk. " Anang yang tersadar dari keterkejutannya langsung memberikan ruang untuk Angga.
Angga merasa heran pada sikap Anang, kenapa Pria bergaya gemulai itu terkejut melihatnya.
" Ada apa Nang, kenapa kamu kelihatannya terkejut melihat kedatangan ku. " Tanya Erlangga.
Anang tersenyum ramah, Ia masih berpikir ada masalah apa sampai bos besarnya itu turun tangan langsung. Biasanya Angga akan datang ke kota itu kalau ada masalah di kantor yang mereka kelola namun semuanya baik- baik saja dan masih dalam kendali.
" Oh ya Nang, berikan padaku laporan bulanan dan juga laporan para karyawan tiga bulan belakangan ini sampai sekarang. "
Anang yang masih bingung langsung mengangguk, Ia menghampiri meja kerjanya dan mengambil apa yang di minta atasannya itu.
" Ini Bos, yang merah ini laporan keuangan, yang biru laporan pengeluaran dan yang hijau laporan karyawan yang Bos minta. "
Angga mengucapkan terima kasih dan meminta Anang untuk kembali ke meja kerjanya agar Ia bisa fokus memeriksa laporan yang katanya bermasalah itu.
" Terima kasih Nang, kamu kembalilah ke mejamu, biar aku periksa dulu. "
Anang mengangguk dan melangkah ke meja kerjanya, begitu juga dengan Angga. Ia mulai memeriksa satu persatu laporan yang tertulis disana, dari beberapa lembar yang Ia baca semuanya baik- baik saja, tidak ada masalah bahkan bisa di kategorikan baik.
Angga melanjutkan memeriksa laporan yang lain dan hasilnya sama, rapi dan tidak ada satupun yang mencurigakan.
Keningnya mulai berkerut ketika membuka laporan terakhir, semua hasilnya bagus. Tidak ada satupun di temukan masalah yang serius.
Tanpa Angga sadari sedari tadi Anang hanya memperhatikan dirinya, Ia juga heran pada Bosnya itu.
" Nang. " Panggil Angga setelah menghabiskan dua jam lamanya memeriksa lembaran tersebut.
" Iya Bos. " Sahut Anang seraya mendekat pada meja Angga.
Angga menatap orang kepercayaan almarhum Ayahnya itu dengan kedua alis bertaut, begitu juga dengan Anang.
" Ini semua baik- baik saja, lalu ada masalah apa. " Tanya Angga.
Jadilah kedua Pria itu sama- sama bingung. Anang sudah bingung tingkat tujuh setelah melihat Bos besarnya tiba-tiba datang, sedangkan Angga bingung setelah usai memeriksa semua laporan dan tidak di temukan kejanggalan sama sekali.
" Masalah Bos, memangnya ada masalah apa. Disini semuanya baik- baik saja, bahkan semuanya bisa di katakan baik Bos. " Jawab Anang.
Angga terkejut mendengar ucapan Anang, Ia memijit pelipisnya yang tiba-tiba sakit. Jauh- jauh Ia ke kota ini namun ternyata semuanya baik- baik saja. Semua yang Ia khawatirkan tidak terbukti.
" Apa kamu berkata benar Nang, maksud ku apa semuanya disini baik- baik saja. " Tanya Angga memastikan.
Anang mengangguk mantap, Ia yakin seratus persen kalau semuanya baik- baik saja. Karena dirinya dan salah satu rekannya memang sudah melakukan pekerjaan dengan hati- hati dan juga teliti. Ia tidak mau mengecewakan almarhum Bos utama yang sudah begitu percaya kepadanya.
lah klu ansk orang KAYAAAAA MASAKAN NYA VARIATIF BISA MASAK APA AJA DR NEGARA MANA AJA!!!! KRN MEREKA BIASA MAKAN DI RESTO 2 MAHAL YG SEKALI MAKAN BISA HBS JUTAAN!! .. KLU MAKANAN DIATAS ITU UTK KELAS BABUUUUUU UTK KELAS ORG MISKIN BIN KERE.