Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima kasih
Sepanjang perjalanan pulang Arini terus saja tertawa bila ingat ekspresi Sean yang tegang.
"Asli kamu tu lucu banget, nggak nyangka seorang Sean Kyle Bryan Presdir Bryan Corp takut dengan dengan film thriller," ejek Arini dengan terus tertawa
Sean sungguh kesal dengan Arini, "Aku bukannya takut cuma kaget saja," elak Sean
"Sudahlah ngaku saja," kata Arini dengan menatap Sean
"Brengsek kamu Arini, awas saja kalau di rumah nanti," umpat Sean
Arini berdecak kesal, pasti Sean nanti menggempurnya habis-habisan tanpa ampun.
Setelah di rumah Sean dan Arini segera membersihkan diri lalu istirahat.
Bukannya istirahat Arini malah melamun di balkon sambil menikmati indahnya bintang-bintang.
Sean menghampiri Arini, "Apa yang kamu pikirkan?" tanya Sean lalu ikut berdiri di samping Arini
"Ibuku," jawab Arini
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk ibu," ucap Sean dengan menatap bintang-bintang di langit.
Arini menatap Sean dengan lekat,
Tau Arini menatapnya membuat Sean berdalih "Tapi semua gak gratis, kamu harus melayaniku,"
"Dasar monster," sahut Arini
Kali ini Sean menanggapi sahutan Arini dengan tertawa sehingga membuat Arini heran karena biasanya Sean akan marah.
"Tuan," panggil Arini
"Suamiku," sahut Sean
Arini menghela nafas, "Suamiku." Arini memanggil ulang Sean.
"Ada apa?" tanya Sean
"Besok kan hari libur, aku ingin menjenguk ibu," jawab Arini
"Besok aku antar tapi setelah menjenguk ibu kita kencan ya," pinta Sean
Lagi-lagi Arini dibuat heran, bukankah tiap hari Sean selalu memanjatnya untuk apa kencan segala
"Kencan?" tanya Arini heran
"Iya," jawab Sean
"Suamiku, kita kan sudah menikah dan setiap hari kamu selalu menggempur ku kenapa kita susah-susah kencan," ucap Arini
"Pokoknya kencan, kalau kamu nggak mau aku nggak akan ngasih ijin untuk menjenguk ibu," ancam Sean.
Arini hanya bisa mendengus kesal, "Ok," sahut Arini
Karena hari semakin larut Sean mengajak Arini masuk, tentu kegiatan panjat pinang mereka akan berlangsung.
Setelah puas beberapa kali menggempur Arini, Sean kini terlelap dengan tangan yang memeluk Arini.
**********
Pagi ini Sean bersiap dengan pakaian santainya, Arini yang melihatnya jadi melongo
"Si monster cakep banget pakai pakaian seperti itu," gumam Arini
Setelah mereka siap mereka segera turun untuk sarapan dan berangkat ke rumah sakit.
"Ibu," sapa Arini saat di bed ibunya
Mendengar suara putrinya ibu membuka matanya
"Arini, kamu kesini nak," sahut ibu
Arini memeluk ibunya, "Iya ibu, Arini kangen dengan ibu. Bagaimana keadaan ibu?" tanya Arini
"Alhamdulillah ibu baik nak," jawab ibu
Bola mata ibu memutar dan tak sengaja melihat Sean.
"Dia siapa?" tanya ibu
Sean yang mendengarnya pun mendekat," Saya Sean bu," jawab Sean
"Kamu tampan sekali nak," puji ibu
Sean tersenyum mendapat pujian dari ibu sedangkan Arini berekspresi ingin muntah, dia geli sekali.
"Bagaimana kalau ibu pulang saja, ibu tidak mau merepotkan kamu nak, pasti biaya rumah sakit mahal sekali," kata Ibu
Arini memeluk ibunya lagi, "ibu masih sakit mana mungkin boleh pulang," ucap Arini
"Jangan memikirkan biayanya Bu, pikirkan saja kesembuhan ibu," sahut Sean
Mendengar ucapan Sean membuat Arini menatapnya, apalagi Sean bicara dengan lemah lembut.
"Bisa jadi malaikat juga monster ini," batin Arini
"Kamu baik sekali nak, tapi kan kami ini bukan siapa-siapa kamu, kami nggak enak nak," sahut ibu
Sean tersenyum sedangkan Arini mencoba memberikan pengertian pada ibu. Baik dia maupun Sean belum memberitahukan perihal pernikahan mereka karena takut jika kondisi ibunya drop.
Asik mengobrol tiba-tiba Sean mendapatkan panggilan dari Daffa, dia ingin mengajak Sean ngopi bareng.
"Mohon maaf ibu, saya pamit dulu karena ada urusan mendadak," pamit Sean pada ibu
Ibu mengangguk yang berarti memberi izin pada Sean, lalu Sean membawa Arini keluar ruangan.
"Arini nanti jam empat aku tunggu di taman, ingat jangan lupa," pesan Sean
"Iya," sahut Arini.
Setelah kepergian Sean ibu dan Arini bercerita banyak, Arini juga cerita kalau Sean adalah bos nya di kantor.
Merasa lelah dan mengantuk akhirnya Arini tidur sambil menunggui ibu, hingga jam empat tiba Arini masih tertidur.
Sean yang sudah selesai ngopi dengan Daffa menuju taman, kali ini kencannya harus berhasil.
Sudah tiga puluh menit berlalu namun Arini belum menunjukkan batang hidungnya. Sean berkali-kali menghubunginya namun tak ada jawaban.
"Mana sih Arini," batin Sean dengan kesal
Gerimis mulai turun, Sean yang hendak beranjak pun mengurungkan niatnya, dia duduk kembali dan membiarkan dirinya diguyur gerimis yang semakin lama semakin deras.
Beberapa orang yang kasihan mencoba memberi payung pada Sean.
"Ini payung mas," kata Seorang wanita dengan menyodorkan payung
Karena kesal dengan Arini Sean malah membentak wanita tersebut
"Aku nggak butuh payung mu!,"
Wanita tersebut menjadi takut "Galak amat," gumamnya lalu berlalu
Jam enam Arini baru bangun, itupun dibangunkan oleh ibu.
"Bangun nak, sudah malam," kata Ibu
Arini membolakan matanya, dia baru ingat kalau Sean tadi mengajaknya ketemuan di taman.
"Bu, Arini pamit dulu ya," pamit Arini dengan cemas
Sebelum ibu menjawab Arini sudah berlari dan keluar, saat diluar betapa kagetnya kalau sedang turun hujan.
Dia segera memesan taxi online dan segera menuju ke taman.
"Pak boleh saya beli payungnya?" tanya Arini
Awalnya sopir enggan menjual payunganya namun karena Arini memaksa akhirnya dia setuju.
Arini keluar dengan membawa payung, dia berlari mencari Sean dan matanya menangkap Sean duduk di sebuah bangku dengan basah kuyup.
Dengan takut Arini mendekat, "tuan suamiku," panggilnya
Sean melemparkan tatapan tajamnya pada Arini
"Ini jam berapa! kenapa kamu baru datang!" bentak Sean
"Iya maaf, tapi kamu sendiri kenapa begitu bodoh, kenapa membiarkan tubuhmu kehujanan?" maki Arini balik
"Karena aku menunggumu, aku takut kalau aku pergi kamu kesini dan tidak menemukanku?" ungkap Sean
Arini terdiam, dia tidak menyangka kalau Sean menunggunya bahkan rela kehujanan demi untuk menunggunya.
"Maaf," kata Arini lirih
Karena tubuhnya basah kuyup Arini dan Sean memutuskan untuk pulang, di rumah Sean segera mandi air hangat guna mengurangi dingin yang dideritanya.
Arini yang merasa bersalah membantu Sean naik ke tempat tidur, dia juga menyelimuti tubuh Sean supaya tidak kedinginan.
Sean yang merasa pusing memilih memejamkan matanya sedangkan Arini bermain game di sebelah Sean.
Asik main game, Arini mendengar Sean memanggilnya
"Arini,"
Arini mendekat, dia melihat mata Sean masih tertutup,
"Arini," panggilnya lagi dengan sedikit merintih.
Arini menempelkan tangannya di dahi Sean, dia sungguh terkejut ternyata Sean demam tinggi.
Arini segera mengambil handuk kecil lalu mengompres Sean.
"Mangkanya lain kali kalau tau hujan, pergi atau berteduh kek bukannya malah diam saja membiarkan hujan mengguyur tubuh," oceh Arini kesal
Sean yang mendengarnya menyahut ocehan Arini
"Ini semua gara-gara kamu masih saja menyalahkan aku," sahut sean dengan lirih
Arini merawat Sean dengan telaten, dia menyuapi Sean dan juga membantunya minum obat.
"Mungkin setelah ini demamnya akan turun," kata Arini dengan menempelkan tangannya lagi di kening Sean.
"Terima kasih karena telah merawat ku." Ucap Sean dengan menatap Arini
Entah mengapa tatapan Sean membuat Arini kikuk
"Sama-sama," sahut Arini
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣