NovelToon NovelToon
Sang Penguasa

Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Kultivasi / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur
Popularitas:22.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhistira

Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.

Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.

Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.

Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.


Penulis serampangan.
Yudhistira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Mengulur Waktu.

Dari jauh, dari tempat persembunyiannya, Qing Ruo, Dalu Rong dan Heian Bai dapat melihat kemunculan Mogui Wangzi dan rombongannya yang begitu kesal.

" Mari kita serang kembali..." ucap Qing Ruo sambil menggerakan pedang raksasa Xue Luo yang langsung melesat dengan kecepatan ekstrem menghantam perisai hitam transparan.

" Dhuar...."  tumbukkan pedang dengan perisai itu  menghadirkan ledakan dahsyat dan meretakkan permukaannya.  Tidak hanya itu,  serangan tapak emas Dalu Rong dan tapak hitam Heian Bai juga ikut muncul yang langsung  menghancurkan perisai hitam transparan tersebut.

" Dhuar..." ledakan dahsyat itu membuat Mogui wangzi dan para pendekar semi Abadi yang berjaga di tempat itu semakin berhati-hati.

" Sangat kuat. ini hanya baru tiga serangan," ucap beberapa jenderal sambil membuat segel tangan dan memperbaiki perisai transparan yang telah di hancurkan.

Di sisi yang lain. 

Dari jauh, Bai Xin beserta pasukannya begitu bersemangat, saat melihat serangan Qing Ruo dapat menghancurkan perisai pertahanan Mogui Wangzi, lalu ikut bergerak membantu Qing Ruo dan rombongannya.

" Mundur..." teriak Qing Ruo memberi perintah, membuat Bai Xin dan rombongannya terkejut.

" Tuan Qing Ruo ada apa?" tanya Bai Xin heran.

" Jaga jarak, jangan terlalu dekat. Kita tidak bisa mengalahkan mereka..." sambil  menunjuk ratusan  jenderal yang merupakan para pendekar semi abadi, yang berbaris di sekitar peti raksasa tersebut.

" Baik," jawab Bai Xin bergerak mundur,  menjaga jarak.

" Saudara, terus serang. Kita harus memberi waktu pada Bai Xin dan pasukannya untuk bergerak mundur," ucap Qing Ruo sambil terus menggerakan pedang Xue Luo.

Dari jauh.

Mogui Wangzi dan rombongannya begitu murka,  menatap Qing Ruo dan rombongannya yang dengan sengaja memprovokasi mereka.

" Pangeran, apa yang harus kita lakukan?  Berada di tempat ini, dan terus menerus menerima serangan dari mereka akan benar-benar merugikan kita. Hamba tidak yakin berapa lama prajurit  tingkat rendah mampu bertahan...."  sambil  menatap dinding peti yang  telah rusak.

" Argh...!" Mogui Wangzi kesal.

" Pangeran mari kita serang..." ucap  seorang jenderal kesal.

" Jangan gegabah. sebelumnya aku juga ingin menyerang, tetapi lihat! Mereka hanya bertiga, itu artinya mereka dengan sengaja memancing kita untuk keluar," ucap Mogui Wangzi berusaha berpikir rasional, membuat para jenderal itu terdiam.

" Pangeran, apakah itu berarti kita akan bertahan di tempat ini?" tanya sang jenderal.

" Jika kita bergerak, aku yakin pasukan utama mereka akan mendekati tempat ini. Jenderal,  berapa lama waktu yang kita perlukan untuk memperbaiki kerusakan ini..?" tanya Mogui Wangzi dengan wajah kesal menatap sebagian diding peti raksasa yang telah hancur.  

" Satu hingga dua hari pangeran," jawab seorang jenderal membuat Mogui Wangzi terdiam kesal.

" Kakak, ucap..." Mogui Zuixiao muncul,  membuyarkan lamunannya.

" Perintahkan paman Yi beserta pasukannya, serta pasukan penyergap untuk bergerak mundur. Sebagian lagi berjaga dan membuat  pertahanan  di tempat ini..."

" Baik pangeran..."  Jawab para jenderal, lalu bergerak pergi.

" Adik ketiga, bagaimana situasi di dalam?"

" Para komandan dan jenderal berhasil menghalau kabut racun itu, namun kita mengalami kerugian besar. Lima belas  komandan pasukan, dan sembilan ratus prajurit tewas," ucap Mogui  Zuixiao sedih.

" Baj***n! Bagaimana kita bisa kecolongan. Penjagaan seperti apa yang telah mereka lakukan, bahkan membiarkan kekuatan asing itu masuk!" ucap Mogui Wangzi dengan wajah kesal.

" Kakak, aku juga begitu heran bagaimana hal ini bisa terjadi.  Bahkan pasuka mereka bisa menghindari  pasukan penyergap yang telah kita siapkan," ucap Mogui Zuixiao menggelengkan kepala.

Mogui Wangzi memalingkan wajahnya menatap para jenderal, dan  prajurit yang berjaga di pintu barat dengan tatapan dingin.

" Aku curiga seseorang diantara pasukan kita adalah pengkhianat, karena mustahil seseorang bisa memasuki markas kita tanpa memiliki darah iblis..." menatap prajurit yang berjaga dengan geram. 

Para Jenderal, serta semua prajurit yang berjaga di depan pintu barat terdiam, menundukkan kepala dengan tubuh bergidik, sehingga membuat Mogui Wangzi begitu curiga.

" Bicaralah! Jika tidak aku akan menyiksa  kalian semua..." ucap dengan tatapan dingin.

Mendengar kata-kata  Mogui Wangzi, tiba-tiba seorang prajurit  mendekat, lalu melaporkan peristiwa yang baru saja terjadi dengan rinci. Membuat wajah sang pangeran berubah menjadi sangat jelek.

" Argh...! Bod*h! Bagaimana mungkin kalian mengijinkan seseorang yang ditolak oleh tanda iblis memasuki tempat ini. Kalian benar-benar membuatku kecewa. Kemari kamu!" teriaknya menunjuk sang  jenderal yang berjaga sebelumnya.

" Pa-pangeran, sebelumnya, hamba....."

" Bod*h!" teriak Mogui Wangzi kesal, sambil menampar sang jederal, melempar tubuh yang telah basah oleh keringat dingin itu hingga  belasan meter.

" Akh...." rintih sang jemderal dengan darah segar keluar dari mulutnya.

" Lihat! Hasil Kebodohanmu..."  meminta sang  jenderal menatap  dinding peti  yang telah hancur.

" Pangeran, hamba tahu hamba salah. Hamba akan  menyerahkan jiwa hamba untuk membantu perbaikan dinding peti..." dengan terbata-bata.

" Baik, lakukan!" ucap Mogui Wangzi dingin, sambil meninggalkan sang jenderal yang langsung bergerak mendekati dinding peti dan melakukan ritual pengorbanan jiwa untuk memperbaiki kerusakan  dinding peti.

" Kalian, juga!" ucap Mogui Wangzi pada ratusan prajurit yang ikut berjaga bersama sang Jendral sebelumnya.

" Pa-pangeran, kami..." menatap  Mogui Wangzi dengan wajah ketakutan dan  ragu.

" Jika kalian tidak mau, maka pilihan  kedua adalah siksaan dan klan kalian..."

" Ba-baik pangeran..." dengan wajah sedih.

****

Di tempat lain.

Bai Xin, dan rombongannya berhasil menjauh dari tempat itu, menjaga jarak dan terus  melepaskan tembakan panah emas, yang terus mengecoh pertahan pasukan iblis.

Sedangakan Qing Ruo, Dalu Rong dan Heian Bai yang masih berada di tempatnya, dan terus  melepaskan serangan.

" Saudara apakah benar-benar tidak ada bantuan. Kesempatan kita hanya ada saat ini, jika dinding peti itu telah diperbaiki,  kita tidak akan  memiliki kesempatan kedua untuk merusak dan memasukinya," ucap Qing Ruo, sambil terus menjaga ritme serangan, membuat Dalu Rong dan Heian Bai terlihat serba salah.

" Saudara Ruo, aku juga tidak bisa memastikannya,  namun aku sudah mengirim pesan pada jenderal Luo Xing untuk segera mengirimkan pasukan bantuan..." Dalu Rong menjelaskan, merasa tidak enak hati karena sudah kedua kalinya Qing Ruo menanyakan hal itu.

" Jika para petinggi dan kaisar langit menutup mata, tunggu saja. Aku akan menghancurkan mereka," ucapnya dengan geram, membuat Dalu Rong dan Heian Bai yang berada di sisinya bergidik.

" Saudara Dalu Rong, apakah saudara menyadari  sesuatu yang aneh pada  saudara Qing Ruo?" tanya Heian Bai berbicara melalui telepati.

" Benar,  aku sudah menyadarinya pada saat dia melepaskan serangan pedang raksasa itu, namun aku ragu.." jawab Dalu Rong.

" Cara bertarung dan kekuatan yang dimiliki,  terlihat seperti Jendral Luo Xing. Apakah itu karena Dia orang selatan..."

" Saudara, aku juga tidak yakin, namun serangan pedang itu jelas mengandung kekuatan petir," jawab Dalu Rong.

Di disi mereka berdua, Qing Ruo  yang tidak mengetahui perbincangan mereka,  terlihat tanpa lelah  terus menggerakan pedang Xue Luo yang terus menyerang pertahanan pasukan iblis Mogui Wangzi.

" Saudara Qing Ruo, jika bantuan dari pasukan langit tidak datang, Apa yang harus kita lakukan?" tanya Heian Bai.

" Kita harus bergerak mundur dan menyusun strategi, karena sangat tidak mungkin pasukan pelindung Benua Teratai Hitam mampu terus-menerus bertahan di tempat ini.

" Tapi bagaimana jika mereka menyerang..."  ucap Dalu Rong.

" Itu sangat tidak mungkin, karena fokus  mereka adalah berjaga dan perbaiki kerusakan dinding peti. Selain itu aku juga yakin saat ini mereka pasti mengganggap  pergerakan kita adalah jebakan yang sengaja memancing mereka untuk keluar..."

" Semoga saja demikian," ucap Dalu Rong dan Heian Bai dengan perasaan bersalah.

" Sauadara, tetap fokus. kita hanya perlu mengulur waktu," ucap Qing Ruo sambil meningkatkan kekuatan serangan pedang Xue Luo.

1
Khun Thull
guoblok mc nya telalu polos padahal udah punya anak. kan kuontollll jadinya
supaino 20
Luar biasa
Salman Kepri
lanjut thor
om jun
ok
om jun
waduh
om jun
2
om jun
cleaning service
om jun
thanks
om jun
ok
om jun
oke deh
om jun
ok
om jun
ok siap
om jun
sinyalnya dibawa jg donk ...
om jun
ok
om jun
Ok ok
om jun
ok
om jun
Ok
om jun
ok deh
om jun
ok
Emi Hartati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!