NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3.5M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Dituduh Mencuri

"Yu.. Ayu.. Kamu dipanggil diem aja. Ini buat kamu!" Seruni menyerahkan sepotong kue tart yang sudah di taruh di wadah mika dan nasi kuning yang juga di bungkus mika kepada Ayu.

"Siapa yang ulang tahun Uni? Masa kamu ulang tahun lagi, kan baru bulan kemarin ultahmu. Eh tapi makasih ya," Ucap Ayu menerima sepotong kue dan nasi kuning dari tangan Seruni.

"Ya bukan aku lah Yu.. Itu Reza ultah. Kemarin sore kan dirayain di rumahnya. Kamu sih enggak dateng, tapi ini bukan kue sisa kemarin lho ya.. Mamanya Reza beli kue dua gede gede banget, yang satu buat ultah kemarin yang satu dibagi-bagiin hari ini." Terang Seruni yang duduk di sebelah Ayu.

"Kamu mau ngado apa Yu? Kemarin aku sih ngado sepatu olahraga buat Reza. Soalnya waktu aku ulang tahun itu, Reza ngasih aku boneka teddy gede banget." Lanjut Seruni.

Ayu terdiam mendengar celotehan Seruni.

"Jadi yang dikasih kue harus ngado ya Uni?" Tanya Ayu yang memang tak tahu.

"Iya tho.. Masa mau kuenya tapi enggak ngasih kado kan malu Yu. Kamu kasih dia buku aja. Banyak kok yang ngasih buku. Murah juga, beli di warung depan juga ada." Seruni melanjutkan penjelasannya.

"emmmm.. Uni, maaf ya.. Tapi, Ayu enggak bisa nerima kue ini. Maaf ya Uni.." Ayu menyodorkan kembali kue yang tadi sudah di tangannya.

Padahal tadi Ayu sudah tersenyum ceria membayangkan manis lezatnya kue dan nasi kuning pemberian Reza lewat Seruni. Ayu mengembalikan kue karena sadar dia pasti tak bisa mengganti kue yang dia nikmati dengan balik memberi kado untuk Reza.

"Lho kenapa?" Tanya Seruni bingung.

"Buat kamu aja Uni. Ayu ke kelas dulu ya." Ayu berjalan menjauh meninggalkan Seruni yang masih tak mengerti kenapa Ayu mengembalikan lagi kue yang tadi dia beri.

Di dalam kelas semua anak membicarakan meriahnya acara pesta ulang tahun Reza kemarin sore. Banyak teman yang datang, ada banyak kado, juga banyak makanan yang pasti enak dan lezat terdapat di sana. Sesekali Ayu ikut tersenyum menimpali cerita teman-temannya. Mau apa lagi, hanya itu yang bisa Ayu tunjukkan.

Kemana Ayu kemarin sore? Kenapa dia tidak ikut dalam kemeriahan pesta ulang tahun temannya? Selain tidak ada yang mengundangnya, Ayu juga pasti lebih memilih tak datang ke pesta itu jika memang ada undangan untuknya.

Tanpa Teguh ketahui, Ayu masih ikut bu Juju jualan es lilin. Bedanya sekarang dia menjajakan sendiri es yang dia ambil dari bu Juju. Dengan begitu dia bisa pulang agak cepat sebelum bapaknya pulang bekerja. Ayu bukan tidak patuh atau tidak mau menuruti keinginan kecil bapaknya untuk tidak berjualan es tapi, setiap melihat bapaknya terdiam dengan pandangan sedih membuat Ayu ikut merasakan kesedihan itu.

Di tempat lain, siang itu Teguh bekerja di pasar. Di tempatnya biasa bekerja sudah banyak batu yang terkumpul dan belum diambil truk untuk dibeli. Oleh karena itu, mandor yang dipercaya mengawasi proyek tersebut meminta Teguh dan para pekerja lain untuk libur terlebih dahulu.

Karung-karung beras dan sayuran sudah mondar-mandir Teguh angkut dan susun di depan toko yang memang menggunakan jasanya. Lelah sudah pasti. Apalagi teriknya sinar matahari siang ini seperti memeras keringatnya agar keluar lebih banyak. Beberapa kali handuk kecil di leher Teguh usapkan ke muka.

"Mas.. Bisa ke sini bentar!" Teriak ibu-ibu yang baru keluar dari dalam pasar. Saat Teguh menoleh ke kanan kiri karena bingung siapa yang ibu itu panggil, si ibu kembali berseru. "Iya kamu mas.. Aduh kok malah tengak-tengok gitu. Sini lho sini!"

"Kenapa bu?" Tanya Teguh menghampiri.

"Mas bisa minta tolong angkatin barang belanjaan ku ini, berat banget mas." Kata ibu tadi.

"Mau dibawa ke mana bu?" Sebelumnya Teguh memastikan dahulu jika yang dia bantu angkat memang barang belanjaan kepunyaan si ibu, akan tidak lucu jika dia diteriaki maling di tengah ramainya pasar karena salah mengangkut barang milik orang lain.

"Udah mas. Taruh pinggir sini saja. Nanti juga supir tempatku kerja nyamperin ke sini. Makasih ya mas.. Eh iya lupa, ini mas.. Makasih lho ya." Sambil menyerahkan uang sepuluh ribu rupiah kepada Teguh.

Teguh kembali ke dalam pasar. Berharap jasanya ada yang menggunakan lagi nantinya. Tapi, tak lama sebelum dia memasuki area pasar.. Teguh dikagetkan dengan teriakan ibu yang tadi dia tolong

sedang menunjuk-nunjuk kearah dirinya.

"Itu pak orangnya!! Dia yang ngambil kalung saya!! Tadi saya minta dia angkatin barang belanjaan saya ke depan pasar tahunya saya malah minta tolong maling! Heh!! Balikin kalung ku sekarang juga! Kamu kan yang pasti ngambil kalung ku waktu aku lengah ya kan??" Teriakan ibu itu mengundang orang-orang berkumpul ingin tahu apa yang terjadi.

Meski sudah dijelaskan dan berkali-kali Teguh berkata jika dia tak tahu apapun tentang kalung yang dimaksud ibu tadi, Teguh tetap diteriaki pencuri dan dimintai pertanggungjawaban.

Keadaan semakin memanas saat ibu itu beberapa kali memukul Teguh dengan helm yang dia ambil di parkiran. Entah punya siapa!

"Tapi memang aku enggak tahu apa yang ibu itu maksudkan pak! Ya Allah.. Meski hidupku sangatlah miskin dan jauh dari kata layak tapi, aku enggak pernah mencuri untuk mencukupi kebutuhanku!" Kata Teguh membela diri saat ditanyai petugas keamanan pasar.

Dia terus disudutkan oleh ocehan si ibu yang terus menerus berkata jika dia maling.

"Pak. Ini pasar kan gede, di ujung sana itu deket tiang listrik ada pohon yang dipasang cctv. Coba deh dicek dulu. Siapa yang benar dan salah akan terbukti setelah melihat hasil rekaman di cctv tersebut." Ucap salah satu pembeli di pasar yang merasa iba kepada Teguh yang sudah lelah membela diri. Semua ucapan Teguh dianginkan saja oleh si ibu dan beberapa orang yang lebih percaya kepada ibu-ibu tadi.

"Iya iya bener cek di sana itu sisitipi nya, aku yakin itu maling bakal ketahuan udah nyolong kalungku! Mukanya aja alim, kelakuannya maling!!" Terus seperti itu yang diucapkan si ibu dengan pandangan sinis kepada Teguh.

Tapi, setelah rekaman itu diputar.. Si ibu yang terus ngeyel menuduh Teguh sebagai pencuri malah diam seketika. Dia malu semalu malunya, ternyata memang bukan Teguh yang mencuri kalungnya. Dengan tanpa rasa bersalah ibu itu malah mengatakan jika dia lupa bahwa tadi dia tidak membawa kalung sebelum pergi ke pasar.

Teguh lelah. Jiwa dan raganya benar-benar diuji sekarang ini. Mau marah juga tak ada guna, dia hanya menghembuskan nafas berat.

'Alhamdulillah terimakasih ya Allah.. Engkau telah menyelamatkan hamba dari fitnah dan perbuatan yang sama sekali tidak pernah hamba lakukan.'

Di perjalanan pulang, Teguh melihat sebuah toko roti yang selalu rame. Toko besar dengan nama Shela G n S itu berhasil mencuri perhatiannya setiap kali dia melewati jalanan itu.

"Mas.. Bisa berhenti sebentar?" Suara seorang perempuan dari depan toko itu membuat Teguh tertegun.

"Aku mbak?" Tanya Teguh kebingungan.

"Iya mas. Bisa ke sini sebentar? Masnya sibuk atau gimana ini?" Perempuan itu menghampiri Teguh dengan senyum ramah.

Teguh menuruti ucapan si mbak. Masuk ke dalam toko atau lebih tepat di sebut kafe. Hawa dingin ac langsung menusuk kulit Teguh yang memang selama ini tidak pernah merasakan kesejukan benda pendingin ruangan itu.

1
nia kurniawati
Luar biasa
Win Wins
habis nangis jadi ngakak, sial si djaduk... nggak lihat situasi
Win Wins
kadang manusia dipaksa untuk menjadi lebih dewasa karena suatu kondis/Sob//Sob/
Win Wins
/Sob//Sob//Sob/
Fikri Alam
untung ada Ervin yg jadi penghalang air mata 😁
Fikri Alam
ahhh .. bukannya nangis cuma mata ini kebanyakan air makanya tumpah /Sob/
Gung Sri
bagus
wong jowo
jadi ingat bapak
Kaif Ĝazala
Luar biasa
Dfe: 🙏 terimakasih
total 1 replies
Nik momRiz&Ga
nyebelin nyuyok,,, 😁😁😁
Nik momRiz&Ga
thor km bener2 the best,,,
Nik momRiz&Ga
thor,,, cerita apa sih ini? knp bawang nya banyak bget,,, 😭
Nik momRiz&Ga
🥺🥺
Nik momRiz&Ga
😢🥺😢🥺,, ayu,,,
Irma Minul
Luar biasa
Diana Puji Astuti
sediihhh
Diana Puji Astuti
wkwkwk... othor
Diana Puji Astuti
wkwkwk...othor
Diana Puji Astuti
ceritanya bagus banget Thor...
Diana Puji Astuti
keren
Diana Puji Astuti: bagus banget ceritanya Thor..Dr awal mewek bacanya...mesem baca Komen othor..mewek lg...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!