NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karena Mabuk

Vanya duduk terdiam sembari menimbang pilihannya. " Pergi merayakan keberhasilan proyek atau tidak ya? " Vanya menghela nafas panjangnya beberapa kali. Teringat saat kemarin meminum alkohol dan langsung mabuk pada gelas pertama. Ini namanya memalukan. Batinnya.

Setelah jam kantor selesai, Vanya berniat melangkahkan kaki untuk pulang sembari menyambar tas selempang miliknya.

" Ayo Vanya. Ini saatnya menikmati tetesan keringat kita. " Ucap salah satu koleganya.

" Aku, aku tidak ikut deh. " Nada suara Vanya mengisyaratkan keraguan atas niatnya.

" Ayolah. Ini adalah pesta kita. Jika kau tidak datang, kami bisa sedih loh...

" Eh? tapi, aku telepon dulu ya? Semoga Nathan merengek memintaku jangan pergi. Aku kan tidak mau terlihat payah meminum alkohol.

Vanya menghubungi Nathan dan dengan sengaja, Ia mengeraskan suaranya.

' Ibu?

' Hai nak?

' Ada apa?

' Em,... begini, Ibu dan temen-teman kerja Ibu akan mengadakan acara perayaan. Apa Ibu boleh,..

' Boleh. Pergi saja. Tidak pulang tidak masalah. Ada bibi Devi sekarang. Aku juga memiliki tetangga baru yang sangat manis. Ibu tidak perlu khawatir. By Ibu. Jaga dirimu. Aku mencintaimu. ' Sambungan telepon terputus.

Vanya terperangah tidak percaya. Dia hanya bisa menahan geram didalam diam. Dasar anak tidak berbakti. Tidak pulang tidak apa-apa? kenapa kau terlihat sedang menendang Ibu agar keluar dari rumah?

Vanya hanya bisa meringis setuju karena tadi terlanjur memakai pengeras suara saat menghubungi Nathan kecilnya. Untung saja, Vanya sudah mengatakan bahwa dia sudah memiliki anak. Jadi, tidak ada yang terkejut saat Vanya menghubungi Putranya.

Malam semakin larut, Vanya menyenderkan kepalanya di senderan sofa. Vanya sudah menenggak dua gelas alkohol. Rasanya, Vanya sudah kehilangan fokus. Mata yang mulai buram dan seakan isi dunia sedang berputar mengelilinginya. Vanya mencoba berdiri untuk pergi ke toilet. Siapa tahu, dengan membasuh wajah, akan mengurangi mabuknya. Dengan langkah yang sulit untuk di imbangi, Vanya terus berusaha agar tetap fokus. Dia terus menajamkan mata agar dapat melihat dengan jelas.

' Grep...! ' Lengan Vanya di cengkram dan ditarik. Membuat tubuhnya terjerambah kedalam pelukan seorang pria. Vanya mencoba mengangkat kepalanya untuk melihat wajah laki-laki itu.

" Vanya? Touch me! " Laki-laki yang akrab suaranya di telinga Vanya.

Vanya menajamkan matanya. Menebak-nebak suara yang mirip sekali seperti suara Presdir Nath. " Apa kau presdir Nath?

" Iya. " Jawab Nath dengan nafas yang berat saat tangan Vanya berada tepat di bagian dadanya. Hangat kulit Vanya seolah menyeruak kedalam pori-porinya dan membuat tubuh Nath yang sudah terbuka di bagian dadanya justru semakin panas.

" Vanya, tolong bantu aku.

" Pft.....! bantuan apa yang Presdir inginkan? aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku juga tidak memiliki apa-apa. " Vanya terus menahan tawa saat berbicara.

" Bisa. Ikut aku ya? " Dengan langkah yang sama-sama menahan sesuatu didalam tubuh, Nath yang semakin tipis kesabarannya karena membutuhkan pelampiasan semakin cepat melangkahkan kaki.

" Aduh! Presdir Nath! kenapa kau berjalan sangat cepat dan berbelok-belok?! kau mau membunuhku ya?

" Lebih tepatnya, memakan mu. " Nath mengangkat tubuh Vanya. Dia benar-benar sudah sangat kesulitan menahan dirinya.

Vanya tidak keberatan dengan aksi Bosnya itu. Dia justru asyik memandangi wajah Nath yang terlihat begitu maskulin. Nafas hangatnya menyembur menembus kulit dan menyisakan kehangatan yang terasa nyaman.

" Presdir Nath? " Vanya membelai wajah Nath mesra.

" Vanya,... aku sangat sulit mengendalikan diri. Jangan menggodaku disini. Tunggu sebentar lagi. Aku tidak bisa merespon disini. " Ucap Nath yang menyadari jika kini mereka berada dalam Taksi.

Sesampainya disebuah hotel mewah bintang lima. Nath memesan sebuah kamar VIP khusu untuk dia dan Vanya.

" Vanya, maafkan aku. Aku tidak bermaksut memanfaatkan kondisimu. Tapi, sadar atau tidak aku saat ini, hanya kau yang aku inginkan. " Ucap Nath sembari membelai wajah Vanya.

" Presdir, apa ada yang pernah bilang?

" Apa?

" Kau sangat tampan. Sangking tampannya, aku ingin membawamu pulang dan mengawetkan nya. " Vanya tidak mendengar apa yang Nath ucapkan. Karena matanya hanya fokus menatap wajah yang begitu sempurna tampannya.

" Baiklah. Kau bisa melakukan apapun. " Nath membenamkan bibirnya ke bibir Vanya. Entah apa juga yang membuat Vanya begitu mendominasi. Dia merespon ciuman itu seketika. Membuat Nath semakin tak sabar. Perlahan, Nath mengedarkan ciumannya sembari merebahkan tubuh Vanya di tempat tidur dan menindihnya. Satu persatu pakaian yang dikenakan Vanya berhasil Nath tanggalkan.

" Vanya,..setelah ini, aku hanyalah milikmu. Dan kau juga adalah milikku. " Nath kembali membenamkan bibirnya. Mengalirkan salivanya sembari melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya.

Erangan demi erangan terdengar disepanjang malam. Suara desahan memenuhi seisi ruangan hingga berakhir sebelum fajar mulai tiba.

" Emh......! " Vanya meregangkan tubuhnya dan Kedua tangannya naik ke atas.

" Tempat tidur ini nyaman sekali. " Vanya yang masih menutup mata sembari membenahi posisi tidurnya. Menepuk bantal beberapa kali untuk meletakkan kepalanya agar lebih terasa nyaman.

" Kau masih ingin tidur?

" Tentu saja. " Vanya membuka matanya lebar saat mendengar suara seorang laki-laki. Tubuhnya yang terkejut membuatnya bangkit seketika dengan wajah terkejut dan bingung. Perlahan Vanya menggeser arah pandangannya ke samping. Tangannya mengepal kuat berharap suara yang ia dengar tadi adalah angan-angannya saja. " Pe, pre, Presdir Nath?!

" Apa? " Nath tersenyum menatap Vanya yang terperangah dihadapannya tanpa menyadari jika selimut yang tadi menutupi kulitnya, kini tengah merosot hingga ke bagian perut.

" Ke,kenapa anda ada disini? " Vanya masih tak sadar dengan kondisinya. Menatap tubuh Nath yang terlihat tanpa busana di bagian atas, Vanya hanya bisa menelan ludahnya sendiri saat mengedarkan pandangannya kebawah. Leher dan dada Nath penuh dengan tanda merah.

Jangan bilang, itu aku yang melakukanya.

Nath mendekatkan wajahnya. Vanya hanya diam membeku. " Lihat keadaanmu dan tebak. Kira-kira, apa yang terjadi diantara kita?

Vanya sontak melihat tubuhnya. Matanya bulat sempurna melihat gundukan di bagian dadanya terpampang nyata tanpa penutup apapun.

" Ah....! " Vanya menaikkan selimut untuk menutupi dadanya.

" Kenapa aku telanjang? " Tanya Vanya setelah kembali memastikan di bagian bawahnya.

" Ingat-ingat saja dulu. " Ucap Nath sembari bangkit dari posisinya.

" Presdir! " Vanya menutup matanya saat Nath bangkit lalu berdiri tanpa sehelai benangpun di tubuhnya.

Nath menyunggingkan senyum dan kembali duduk di tempat tidur sembari membelai wajah Vanya.

" Tidak apa-apa. Mulai sekarang, kau akan terbiasa.

Vanya membuka matanya karena terkejut mendengar ucapan Nath yang benar-benar seperti orang mabuk.

" Ter, terbiasa untuk apa?!

" Sekarang, kita adalah pasangan. " Nath kembali bangkit dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Vanya hanya bisa terus terperangah dalam keterkejutan juga rasa bingung.

Pasangan? pasangan dalam hal apa. Kenapa aku ada disini? semalam kan aku? aku mabuk?!

Vanya kembali mengingat apa yang terjadi tadi malam. Semakin terkumpul ingatan itu, Vanya hanya bisa memukuli kepala dan memaki dirinya sendiri.

Dengan cepat, Vanya memunguti seluruh pakainya yang berserakan dilantai. Memakainya dan kabur dengan kecepatan penuh. Tidak ada yang Vanya pikirkan saat ini selain kabur. Menghindari Nath adalah solusi terbaik. Meski ia sendiri sadar, kejadian malam itu akan membuatnya terikat dengan seorang, Nathan Chloe.

To Be Continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!