NovelToon NovelToon
SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Gadis berusia dua puluh tahun harus merelakan impian pernikahannya dengan sang kekasih demi memenuhi keinginan terakhir sang ayah. Ia di jodohkan dengan bujang lapuk berusia empat puluh tahun yang hidup dalam kemiskinan.
Namun siapa sangka, setelah enam bulan pernikahan Zahira mengetahui identitas asli sang suami yang ternyata seorang milyarder.
Banyak yang menghujatnya karena menganggapnya tidak pantas bersanding dengan sang suami hingga membuatnya tertekan. Akan kah Zahira tetap mempertahankan pernikahan ini atau ia memilih untuk meninggalkan sang suami?
Dukung kisahnya di sini!

Terima kasih buat kalian yang mau suport author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PINDAH RUMAH

Sampai di rumah kontrakan milik bu Hesti, Hira merasa kagum. Bagaimana tidak? Kontrakan dengan model perumahan lebih dari empat puluh rumah berjajar rapi dengan batas jalan aspal di depannya. Dapat Hira hitung berapa penghasilan bu Hesti setiap bulannya jika harga satu rumah mencapai satu juta per bulan. Tidak heran jika bu Hesti bisa membantu keluarganya selama ini.

" Ini namanya bukan orang tidak mampu, tapi sultan. Kalau melihat dari penghasilan mama, seharusnya mama bisa punya rumah mewah tapi kenapa mama memilih tinggal di desa dan di rumah sederhana seperti itu? Apa ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku?"

" Lihatlah Hira! Itu kontrakan milik mama yang akan menjadi milikmu nantinya." Ujar bu Hesti menunjuk deretan rumah itu namun Aarav langsung mendorong tangan bu Hesti sampai menunjuk sebuah rumah di belakang Hira yang terhalang jalan raya.

" Itu kontrakan milik mama. Cuma satu rumah, yang akan kita tempati nanti." Ucap Aarav.

Hira mengerutkan keningnya. " Kenapa? Apa kamu berpikir deretan rumah itu milik mama?" Hira tidak bisa menjawab karena memang itu yang ia pikirkan. " Itu perumahan bukan kontrakan Hira. Kalau kontrakan milik mama cuma satu rumah itu saja." Imbuh Aarav memberi kode kepada mamanya melalui gerakan matanya.

" Ah iya Hira. Itu kontrakan mama yang akan menjadi milikmu nantinya." Ujar bu Hesti.

" Hah hampir saja ketahuan, untung aku bisa mengalihkan mama." Batin Aarav bersyukur.

" Aarav, kenapa masih menyembunyikan semuanya? Seharusnya ini lah saat yang tepat memberitahu Hira semuanya. Dasar bocah edan." Gerutu bu Hesti dalam hati.

" Ah tidak perlu ma. Aku tidak membutuhkan semua itu. Di beri tempat tinggal sama mama saja aku sudah bersyukur. Maaf ya ma, karena aku mama jadi tidak dapat penghasilan lagi." Ujar Hira.

Bu Hesti tersenyum mendengar ucapan Hira. Ia tahu kalau Hira tidak matre.

" Jangan seperti itu donk sayang!" Bu Hesti menggenggam tangan Hira. " Mama masih ada tabungan hasil menjual rumah yang di kampung karena mama tidak berniat kembali ke sana. Mama akan kembali bekerja ke tempat majikan mama sebelumnya." Ujar bu Hesti.

" Bener bener nih si Aarav anak durhaka. Udah di kasih istri cantik dan baik hati malah ngatain mamanya pembantu di rumah orang kaya. Coba kalau bukan anak kandungku udah aku kubur hidup hidup dia." Gumam bu Hesti dalam hati. Sebenarnya ia tidak suka memainkan sandiwara ini namun demi putranya, ia rela melakukan segalanya.

" Terima kasih ma, maaf merepotkan." Ucap Hira.

" Ya sudah sana kalian masuk, mama langsung ke rumah majikan mama saja ya. Takut mengganggu kalian berdua. Buru buru buatin cucu buat mama biar mama bisa gendong."

" Ma, apa mama harus bekerja? Bukan kah lebih baik mama tinggal di sini bersamaku? Mas Aarav kan sudah punya pekerjaan. Kalau mama takut kurang, biar aku saja ma yang bekerja. Mama sudah tua, sudah saatnya mama istirahat." Ujar Hira merasa kasihan jika ibu mertuanya harus bekerja.

" Tidak apa Hira. Mama masih kuat." Sahut bu Hesti. Meskipun usianya hampir kepala enam namun ia masih terlihat bugar. Entah karena kondisi fisiknya atau karena perawatan, Hira tidak tahu.

" Gini aja, mama janji kalau kalian sudah punya anak nanti, mama akan berhenti bekerja. Mama yang akan jaga anak kalian berdua. Bagaimana?" Ujar bu Hesti.

Ada rasa kurang nyaman dalam hati Hira. Namun melihat wajah renta ibu mertuanya, ia pun merasa iba. Mungkin ini kode dari ibu mertuanya yang sudah tidak kuat untuk bekerja.

Hira menatap Aarav begitupun sebaliknya.

" Kalau kamu tidak berkenan, katakan tidak pada mama." Ucap Aarav.

Hira menatap ibu mertuanya, " Do'akan saja ma. Karena anak merupakan rejeki dari Tuhan. Jadi aku tidak bisa menjanjikan hal itu selain berusaha dan berdoa." Ujar Hira.

" Ah tentu saja sayang. Mama akan berdoa setiap hari dan kalian juga harus berusaha setiap hari." Sahut bu Hesti.

" Eh iya ma." Sahut Hira nyengir kuda.

" Ya sudah kalian langsung istirahat gih! Mama ke rumah majikan mama dulu. Mama pergi ya." Ucap bu Hesti masuk mobil.

" Hati hati ma." Ucap Hira.

Mobil kembali melaju meninggalkan rumah Hira dan Aarav.

" Nyonya, maaf kalau saya lancang. Apa nyonya tidak takut ketahuan karena sudah membohongi nona Hira? Kalau sampai nona Hira tahu siapa nyonya sebenarnya, apa dia tidak merasa di permainkan?" Rupanya sopir yang membawa mereka bukan sopir travel melainkan sopir pribadi bu Hesti. Namanya pak Rahmat.

" Pemikiran kita sama pak. Tapi Aarav belum mengijinkan kita memberitahu yang sebenarnya. Hira belum memiliki perasaan apa apa, takutnya kalau Hira tahu sekarang, dia akan pergi tanpa pertimbangan apapun. Semoga nantinya Hira bisa mengerti alasan Aarav." Sahut bu Hesti. Sebenarnya kontrakan yang berjajar tadi memang milik bu Hesti, namun bu Hesti harus berbohong kepada Hira. Semoga Hira tidak menemukan kebenarannya.

" Aku sudah merindukan rumahku pak. Apa semua baik baik saja?" Tanya bu Hesti.

" Aman terkendali nyonya." Sahut pak Rahmat.

Di rumah Aarav, keduanya baru saja masuk ke dalam. Hira mengerutkan keningnya, melihat dari furniture dan desainnya, rumah ini nampak seperti baru dan belum pernah di huni.

" Mas, apa benar sebelumnya rumah ini di kontrakan?" Tanya Hira melihat kejanggalan.

" Iya, memang kenapa?" Tanya Aarav. Ia berdoa semoga Hira tidak curiga.

" Kenapa semuanya seperti baru? Dinding tembok, plafon, bahkan semua furniture yang ada di sini baru semua." Ujar Hira.

" Duh gawat! Rupanya Hira menyadarinya. Aku harus cari alasan yang tepat." Batin Aarav.

" Owh itu. Mama memang menyuruh orang untuk merenovasi rumah ini sebelumnya menjadi seperti baru. Dan semua perabotan di sini memang baru karena perabotan yang lama di bawa sama pemiliknya. Kata mama, ketika sepasang pengantin baru memasuki rumahnya, semuanya harus baru. Baik dari perabotan maupun tatanan rumahnya. Dindingnya cuma di cat ulang kok." Jelas Aarav. Tentu saja Aarav berbohong karena memang rumah ini baru di beli olehnya. Rumah berukuran sembilan kali lima belas ini baru ia beli dari seorang kontraktor yang biasa memperjual belikan rumah.

" Owh begitu ya." Ucap Hira manggut manggut.

" Gimana kamu suka?" Tanya Aarav.

" Suka, terasa nyaman di sini." Sahut Hira.

" Ayo kita lihat kamar kita." Ajak Aarav.

" Hmm.. Tapi jangan macam macam ya." Ujar Hira.

" Enggak macam macam kok, cuma satu macam aja." Sahut Aarav menarik tangan Hira.

Mereka berdua menuju kamar yang mereka yang ada di samping ruang keluarga.

Ceklek...

Aarav membuka pintu bercat coklat.

" Ayo masuk Hira!"

Keduanya masuk ke dalam dan...

Deg...

Tiba tiba hati Hira berdebar dengan kencang ketika ia melihat ranjang mereka. Bagaimana tidak? Banyak taburan kelopak bunga mawar di atasnya yang di bentuk love serta dua handuk putih yang di bentuk seperti angsa. Ranjang Aarav dan Hira, sama dengan ranjang pengantin pada umumnya.

" Rupanya mama benar benar tidak sabar ingin mendapatkan cucu dari kita. Apa kamu tidak keberatan Hira kalau kita melanjutkan tadi pagi yang sempat tertunda?" Tanya Aarav menatap Hira penuh harap.

" A.. Aku.. Aku... " Lidah Hira mendadak jadi kaku.

" Aku apa hmm?" Aarav menarik pinggang Hira hingga tubuh keduanya menempel sempurna.

Jantung Hira semakin deg deg an tak karuan.

" Apa kamu sudah siap?" Aarav merapikan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Hira.

" Aku mandi dulu mas." Hira mendorong Aarav lalu berlari menuju kamar mandi. Aarav menggelengkan kepalanya.

Aarav memainkan ponselnya sambil menunggu Hira mandi. Namun sudah setengah jam lamanya Hira tidak juga keluar dari kamar mandi. Hal ini membuat Aarav khawatir.

Tok tok..

" Hira." Panggil Aarav. " Apa kamu sudah selesai mandinya?" Tanya Aarav.

" Udah mas, tapi di sini tidak ada baju." Ucap Hira malu malu. Mana baju kotornya udah ia masukkan ke ranjang dan terkena air lagi.

" Baiklah mas ambilkan dulu." Aarav menuju almari. Ia segera membukanya, tiba tiba matanya membulat sempurna begitu melihat isi almarinya dan Hira...

Apakah itu? Temukan jawabnya di next part...

TBC...

1
Melia Gusnetty
jgn2 si della si pemuas nafsu si kakek tu bau tanah...dasar tua bangka
Melia Gusnetty
si hira bidoh juga knp mau2 aja d ajak main sm rama..gk mikiri perasaan suamu nya...pakai otak mu hira...pikir kn juga perasaan si ayu..rama udh mantan..ingat ituu..😏
VANESHA ANDRIANI: hhh lupa dia orang masih sayang... makasih suportnya
total 1 replies
partini
hemmmm ternyata buka 0
VANESHA ANDRIANI: aih apa ini... makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: udah ya kak makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Valen Angelina
rav kamu yg bikin kesalahan besar... siap kau wkwkkw
VANESHA ANDRIANI: hhh belum sadar dia.. makasih suportnya
total 1 replies
Valen Angelina
gagal deej wkkwkw
VANESHA ANDRIANI: hhh iya.. bukan malam pertama ya kak
total 1 replies
arienta fitriani
lanjoot Thor 👍👍
VANESHA ANDRIANI: siappp makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!