Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
" apa yang sedang wanita itu lakukan" gumamnya pelan saat ia mendapati Ara tengah menangis dalam balutan mukenah sambil berdoa.
" Ya Rabb, hamba ikhlas menerima semua takdir ini, hamba mohon ampunilah hamba, kuatkan lah hamba menjalani semua ini" doa Ara di sela terisaknya.
" apa yang kau tangisi, hah? "
Ara sontak terkejut mendapat pertanyaan dari suaminya dan nambah terkejut lagi saat ia mendapati suaminya sudah berdiri di samping nya, kapan pria ini bangun? kenapa ia tidak menyadarinya?
Ara menarik nafas dalam-dalam mencoba untuk menenangkan diri.
" aku sedang mengadu kepada Tuhan ku yang merupakan Tuhan mu juga" jawab Ara tenang.
" ini sudah subuh, sebaiknya tuan juga sholat subuh, karena sholat merupakan kewajiban umat muslim"
" sholat? jangan harap aku mau melakukannya, buka pakaian aneh mu itu"
" ini bukan pakaian aneh, ini namanya mukenah"
" aku tidak mau tau, buka sekarang juga! "
Ara mengguk, lalu membuka mukena yang membalut tubuhnya. di saat Ara sedang akan melipat mukena, Tiba-tiba rambutnya di tarik kasar oleh Albert.
" tuan, aukkhh.. apa yang tuan lakukan? sakit tuan"
Namun Albert tak menghiraukan ucapan Ara, ia ters menarik rambut Ara lalu mendorong Ara ke atas ranjang.
' tidurku jadi terganggu gara-gara tangisanmu itu, jadi kau harus di hukum" lalu dengan kasar Albert melumat bibir Ara dengan kasar.
" tuan benar-benar pria yang sangat kejam, aku memang istri mu, tidak bisakah kau melakukannya dengan lembut? " ucap Ara kesal.
" kau itu hanya seorang budak, tak pantas mendapat perlakuan lembut" bentak Albert yang kembali melakukan aksinya.
rasa perih yang semalam saja belum hilang, sekarang di hujani tanpa ampun dan jelas kasih.
Gambaran tentang manisnya malam pertama yang pernah ia dengar dari teman-temannya itu sama sekali tidak ia rasakan, yang ada hanya ada rasa sakit di tambah pula dengan perasaannya yang hancur lebur saat pri yang sudah menjadi suaminya itu menguasai tubuhnya dan ia sama sekali tidak bisa melawan.
****
" sekarang cepat kenalan pakaianmu dan tinggalkan tempat ini" kata Albert setelah puas.
" kau hanyalah seorang budak dan kau hanya pantas tinggal di kamar budak, kau hanya boleh ke sini jika aku membutuhkanmu"ucap Albert lagi dengan entengnya.
Sakit, sungguh sangat sakit hati Ara saat mendengar kalimat yang di lontarkan oleh suaminya itu bagai sebilah pisau yang menyayat hati. Ara hanya bisa diam sambil merasakan sekujur tubuhnya yang terasa remuk namun ia tetap berusaha untuk kuat.
Dengan susah payah ia bangkit, lalu bergegas mengenakan gaun pengantinnya kembali karena hanya ada gaun itu lah yang dapat ia kenalan, kemudian ia melangkah dengan tertatih.
" tunggu "teriak Albert.
Ara menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan menghap ke arah Albert.
" kenapa jalan mu seperti itu, jalan lah dengan anggun" ucap Albert dengan seringainya.
" setelah apa yang kau lakukan kepadaku, kau memintaku untuk berjalan dengan anggun, apa kau tidak tau bagaimana perih yang aku rasakan saat ini" teriak Ara yang hanya mampu di dalam hati.
" kenapa kau diam? "
" ma-maaf tuan, tapi sulit sekali aku berjalan normal, ini terlalu perih" jawab Ara dengan lirih namun masih bisa di dengar oleh Albert.
"hahaha... sebaiknya kau berendamlah air hangat di kamar mandi" ucapa Albert sambil menunjuk kamar mandi yang ada di kamarnya.
" tidak perlu tuan, terimakasih " tolak Ara yang ingin segera pergi dari kamar pria iblis yang sudah menjadi suaminya.
" apa kau tidak mendengarkan ku hah! berendamlah di kamar mandi " bebrak Albert yang langsung menarik paksa Ara masuk ke dalam kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi Albert langsung mengisi bathtub dengan air hangat, tak lupa ia memberikan aroma terapi yang menenangkan.
" berendamlah " ucap Albert yang langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Ara.
Tanpa pikir panjang Ara langsung melepas gaun nya dan langsung merendahkan diri di bathtub, setelah tubuhnya merasa rileks dan rasa sakitnya sedikit mulai berkurang, Ara kembali mengenakan pakaian nya, lalu segera keluar dari kamar Albert menuju ke kamar pelaya yang sudah di siapkan untuk nya.
****
Di tempat lain
sepanjang perjalanan pulang ke kita B Siska benar-benar gelisah, ia meminta Delon melajukan mobilnya dengan kencang.
" apa kau tidak mendengarkan apa yang aku katakan hah! kalau kau tidak bisa menyetir dengan kencang, biar aku saja yang menyetir "
"" aku tidak mau mati sia-sia Siska, jika aku membiarkan kau menyetir, kita bisa saja celaka, jawab Delon santai.
" apa kau meragukan kemampuan ku? "tanya Siska kesal.
" tentu saja tidak, hanya saja saat ini kau sedang cemburu, kau tidak akan bisa fokus mengemudi "jawab delon masih fokus mengemudi.
" berhenti mengolok ku " ketus Siska semakin kesal, karena semenjak keluar dari mansion Aaron pria di sampingnya ini tak berhenti mengolok-olok nya.
" Siska, Siska bisa bisanya kau jatuh hati pada tuan, seharusnya kau itu ngaca, kau itu siapa? "
" kau.. " ucap Siska yang lalu mencengkram lengan Delon dengan kasar. Delon meringis hampir saja ia kehilangan kendali, lalu kakinya sontak menginjak pedal ram hingga laju mobil pun berhenti.
" apa yang kau lakukan" bentak Delon.
" aku tidak akan segan untuk mematahkan tangan mu ini jika kau masih mengolok-olok ku" ancam Siska .
Bukannya takut, Delon justru tertawa geli, lalu ia menepis tangan Siska dengan kasar.
"apa kau pikir aku selemah itu? dengar Siska sebanyak lagi kau akan di campakkan oleh tuan Albert.
" kau" teriak Siska yang hendak memukul Delon lagi namun ia urungkan.
" kenapa tidak jadi? ayo pukul? " tantang Delon dengan senyum sinisnya.
" tidak, aku tidak akan membuang buang tenang aku hanya untuk menghajar mu"ucap Siska.
Delon hanya mengangkat ke dua bahunya lalu ia kembali melanjutkan perjalanan, tak lama mereka pun sampai di Mansion Albert.
"Diman tuan? " tanya Siska pada penjaga.
" Tuan ada di dalam nona" jawab penjaga.
Siska melangkah masuk ke dalam Mansion.
" tuan Siska sudah sampai" ucap John sambil menunjuk Siska yang berjalan mendekat kearah mereka.
Terlihat Delon juga mengebor Siska, Albert mempersilahkan keduanya untuk duduk.
" bagaimana apa misi kalian berhasil? " tanya Albert.
" berhasil tuan, kali ini saya tidak gagal" jawab Delon.
" misi ini berhasil karena aku yang menemanimu, jika tidak mungkin saja misi ini akan gagal lagu" ucap Siska menyindir.
Albert hanya tersenyum tipis, lalu ia menoleh ke John.
" temui budak itu, suruh dia membuatkan minum untuk Siska dan Delon, mereka pasti haus setelah perjalanan jauh" ujar Albert.
" baik tuan" sakit John yang bergegas bangkit dari duduknya kemudian pergi.
.
.
.